Chapt-- 81• Siapa lo? kambing!

695 26 1
                                    

Happy reading and satnight... ❤




Kirana berjalan mendekati Samudra dan Karina yang sedang tertidur, diikuti Bella dan juga Nicholas di belakangnya.

"Samudra?" Kirana menepuk-nepuk pelan bahu Samudra membuat Nicholas menghela panjang berusaha sabar dan tidak cemburu. "Samudra? Bangun kebo, Woi!"

Samudra bergeming, matanya bergerak terbuka dan seketika tubuhnya kembali tegap. Pemuda itu terkejut melihat Kirana yang sedang menatapnya dan tambah terkejut melihat keberadaan Bella dan Nicholas.

"Eh?"

Kirana geleng-geleng lantas gantian membangunkan Karina. Dia memeriksa dahi Karina yang sudah mulai normal. "Kak? Kak Karina bangun ayo pulang!" Bisik Kirana pelan agar tidak membuat Karina terkejut. "Kak Karina?"

"Eung~" Karina menggeliat, dia mengerjab beberapa kali lalu mendudukkan dirinya dengan dibantu Kirana.

Setelah urusan beres, mereka Kirana, Karina, Bella, Nicholas, dan Samudra berjalan menuju gerbang sekolah untuk mencari taxi. Karena mobil Samudera dan motor Nicholas berjenis sport dan hanya bisa ditunggangi dua orang yang memungkinkan untuk mereka pulang bersama karena jumlah mereka ganjil, 5 orang.

Jika Kirana bersama Nicholas dan Karina bersama Samudra bagaimana dengan, Bella? Kasihan gadis itu apalagi sepertinya dia sedang tertimpa masalah. Kirana tak enak kalau harus mengatakan jika tidak jadi lagi kepada Bella. Kalian paham kan?

Mereka berjalan melewati lapangan basket sebelum sampai di gerbang. Ada anak-anak basket yang sedang berlatih.

Bella yang sedari tadi menunduk melirik kearah mereka, dan membulat tatkala melihat seseorang yang harus dia hindari!

Panik, Bella beringsut mendaki Kirana dengan tujuan bersembunyi agar tidak terlihat.

Kirana melirik Bella aneh. Dia sedang memapah Karina. "Kenapa Bell? Lo ngapain nempel-nempel gini, heh?"

"Sssttt! Diam!"

Mereka kembali berjalan dan berhenti saat ada seseorang yang memanggil nama Bella. "Bella!"

"Mampus!" Desah Bella kesal.

"Bell?" Suara bariton itu semakin dekat bersama suara derap langkah dan Bella merasakan jika tangannya di sentuh seseorang.

Bella menoleh kaku dan menemukan seseorang yang paling dia hindari. "Lo mau pulang, heh? Gak ingat kata bunda?" Tanya seseorang itu dengan alis tebal yang terangkat sebelah.

Kirana, Karina, Nicholas, dan Samudra menatap bingung kedua orang itu, Bella dan seseorang tersebut.

Kirana menatap Bella. "Bella, Lo kenal dia?" Bisik Kirana dengan pandangan aneh, Kirana ingat jika seseorang yang berada di depannya itu adalah pemuda yang tadi bertengkar dengan Bella di kantin.

"Eum.." Bella diam tak berkutik, membuat mereka semua kebingungan.

"Ayo!" Kata seseorang itu menarik tangan Bella. Bella terkejut, dan mencoba melepaskan tangannya tapi rasanya begitu sulit.

"Gue gak mau!"

Kirana panik, gelisah menghampirinya ketika melihat sahabatnya sendiri di tarik paksa seperti itu, dia tidak terima karena dia takut Bella kenapa-kenapa.

Tidak salah bukan jika seorang sahabat mengkhawatirkan sahabatnya sendiri?

Kirana melepaskan cekalannya pada Karina, "Kak Karina maaf gue harus bantuin, Bella dulu! Samudra?" Kirana menatap Samudra panik. "Gue boleh minta tolong? Please, antar kak Karina pulang!"

"Tap--"

"Gue mohon!"

"Gue gak mau!" Selat Karina tak terima secara terang-terangan. Rasa kecewa tadi masih membekas dalam hatinya.

"Lo lagi sakit, kak! Dan gue gak mau Lo pingsan di sini. Gue harus pergi dulu bantuin, Bella!" Kirana menjeda, "Samudra please kali ini aja bantuin gue! Anterin kak Karina pulang!" Mohon Kirana memelas. Membuat Samudra bingung karena melihat wajah pucat Karina yang tak bersahabat.

Karina hanya mendengus mendengarnya.

"O--oke!" Jawab Samudra akhirnya. Tak tega melihat wajah memelas Kirana.

"Terimakasih!" Gumam Kirana cepat dengan tersenyum, lalu beralih menatap Nicholas yang sedari tadi diam memperhatikan. "Nich, ayo!"

Kirana berlari pergi setelah Karina berada di dekat Samudra, dia menolehkan kepalanya ke sana kemari untuk mencari keberadaan Bella dan pemuda asing tadi.

"Nich, bantu cari Bella ya? Gue khawatir sama dia!" Pinta Kirana dengan wajah pias. Nicholas mengangguk sebagai jawaban dan segera meliarkan mata.

Kirana melambatkan larinya ketika melihat Bella yang posisinya tak jauh dari dirinya. Bella sedang berbicara dengan seseorang tadi dan sepertinya sedang berdebat.

Tidak mau mengulur waktu lebih lama, Kirana dan Nicholas segera berlari menghampiri Bella yang terlihat marah-marah.

"Bella!" Seru Kirana mendekat, dia berhenti dengan napas yang tersenggal-senggal. Kirana menatap Bella dari atas hingga bawah dengan cemas. "Lo gak papa kan? Baik-baik saja kan? Gak ada yang luka?"

"Gue baik-baik saja! Lo tenang dulu!" Kata Bella lembut berusaha membuat Kirana tenang. Nicholas mengelus pundak Kirana agar Kirana semakin tenang juga.

Setelah tenang, Kirana menatap pemuda itu tajam, pemuda yang menyeret Bella pergi dengan paksa. "Lo siapa? Kenapa narik-narik sahabat gue gitu? Lo mau nyulik dia?" Teriak Kirana marah, tak terima jika ada yang menyakiti sahabatnya. Mata Kirana sudah berembun karena marah dan sesak siap untuk meluncur.

Pemuda itu terperanjat kaget, menatap Kirana tak percaya.

"Kirana udah tenang jangan emosi!" Bisik Nicholas masih mengelus-elus lengan Kirana. Berharap emosi gadisnya reda.

"Gimana gue gak emosi kalau liat sahabat gue sendiri di tarik-tarik paksa kayak tadi? Dia pikir Bella kambing?" Jawab Kirana sewot sambil mengusap pipinya yang basah. Air matanya sudah meluncur karena tidak bisa dibendung lagi. Rasa khawatirnya dengan sang sahabat mengalahkan egonya. Dan dia tidak sadar jika menekan kata kambing.

"Kirana.." lirih Bella dengan mata berembun. Sebenarnya dia agak kesal disamakan dengan kambing, tapi melihat Kirana yang menangis membuatnya sedih. Apalagi menangis nya karena dirinya sendiri. Bella tau jika Kirana itu cewek yang kuat, Kirana tidak akan sampai menangis jika dia tidak benar-benar terluka. Dan kali ini, air mata itu menetes karenanya.

"Lo kenapa? Lo diapain sama dia, hm? Bicara sama gue?" Cemas Kirana melihat wajah Bella yang hendak menangis. 

"Gu-- gue--"

"Gue gak apa-apain, Bella! Jadi Lo santai aja! Gak usah nangis gitu!" Timpal pemuda itu risih melihat kedua adik kelasnya menangis.

Kirana menatapnya tajam."Tapi kenapa sahabat gue mau nangis gini kalau gak Lo apa-apa in, hah? Lo siapanya, Bella, sih memang? Gue gak takut meskipun Lo kakak kelas gue! Kita sama-sama makan nasi!"

Pemuda itu menatap tenang Kirana, tak mau terbawa emosi karena suasana akan semakin runyam. Dia paham jika gadis yang berada di depannya ini sedang salah paham.

Pemuda itu berdehem, menatap Bella dan Kirana bergantian. "Gue Brian, calon--"


Tbc~
.
.

Coba tebak calon apa ? :D

Vote and coment, please...
Biar cerita ini bisa update cepet,

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang