Chap-- 21• Kingkong, Bidadari

1.5K 57 0
                                    

Pagi ini gue dan kakak gue berangkat diantar daddy. Dan sekarang kita lagi dalam perjalanan menuju sekolah.

"Nah udah sampai, kalian belajar yang bener ya. Dan jangan bandel-bandel!" Ujar Daddy lembut.

"Siapp bos!" Ucap gue dan kak Karina bersamaan, dengan mengangkat tangan mereka membentuk gerakan hormat.

"Oh ya, kalau ada apa-apa langsung telfon daddy ya. Maaf daddy harus pergi lagi keluar negeri. Jadi gak bisa nemenin kalian." Tutur daddy sedih.

"Gapapa kok dad." Ucap gue dan kak karina bersamaan lagi.

"Anak daddy kompak banget sih. Mentang-mentang kembar jadi bareng terus ngomongnya." Ejek daddy, yang langsung membuat kita tertawa.

Sebelum turun dari mobil, gue dan kak Karin memeluk daddy, biar kita gak kangen. Waktu gue meluk daddy gue nangis. Karena daddy baru aja pulang beberapa hari masa langsung pergi lagi. 

Siapa sih yang gak sedih ketika kita akan ditinggal orang yang kita sayangi pergi? Ya meskipun pergi untuk bekerja. Lebay memang, tetapi itulah yang Kirana rasakan. Ia jarang berkumpul dengan Daddy nya, mangkanya Kirana menangis saat Daddy akan pergi keluar negeri, untuk waktu yang cukup lama.

Selagi gue nangis, Daddy mengusap dan mencium puncak kepala gue lembut. Setelah berpamitan gue dan kak Karin pun masuk ke dalam sekolah. Dan menuju ke ruangan kepala sekolah. Selama perjalanan di koridor tadi ternyata masih sepi. Cuma beberapa orang saja yang lewat. Karena ini terlalu pagi.

Tok Tok Tok

"Masuk!"

"Assalamualaikum." Salam gue dan kak Karin.

"Waalaikumsallam." Balas pak Kepsek, Kepala Sekolah.

"Kak, lo ke kelas sendiri ya. Soalnya ada panggilan alam nih!" Pinta gue setelah kita keluar dari ruangan kepsek. Yang di balas anggukan oleh kak Karin.

Setelah mendapat anggukan, gue pun langsung ngacir kearah toilet untuk memenuhi panggilan alam ini.

--

POV NICHOLAS

Hari ini gue nggak berangkat bareng sama ayank gue, sedih jadinya kek orang jombs aja dateng ke sekolah sendiri.
Soalnya katanya kemarin dia mau berangkat bareng sama Daddy nya. Dan rencana gue sebelum gue kekelas, gue mau ke kelas dia dulu.

Setelah sampai di parkiran gue langsung aja ke kelasnya, gue menyembulkan kepala kedalam kelas. Ternyata kelasnya masih sepi, cuma beberapa anak yang berada di kelas. Waktu gue lagi nyari keberadaan cewek gue, tiba-tiba ada yang nepuk bahu kenceng banget. gilaa!

"Awkh!!" rintih gue, dan waktu gue mutar kepala, ternyata eh ternyata..

"Dasarr kebo curut tomket taii Anabelle!! Gile ya lo? Kalau gue kena serangan jantung gimana? Dasar ogeb sakit jiwa lo!" Ketus gue sambil melotot.

"Wee, santai pak bos kayak di pantai. Slow aja lah. Lebay amat lo! Tuh tuh mata kenapa melotot? mau gue culek?" Jawab bella watados.

"Berani lo nyulek mata gue? Hahh?" Balas gue dengan mata yang masih melotot garang.

"Ya,-ya,- ya beranilah. Gue gituloh!" Jawabnya dengan terbata bata.

Gue menaikkan sebelah alis, "Masa?"

"Ya i--"

"BODO AMAT!"

"Dasar gi--"

"Heh.. Dimana sweetheart gue? kok gak ada di kelas?" Selat gue lagi, untuk yang kedua kalinya.

"Ya mana gue tempe lah. Emangnya lo pikir gue Baby sisternya apa?" Jawabnya kesal.

"Lo kan pembantunya!" Ucap gue sambil menyeringai.

"Sialan loh! Dari pada lo, cuma tukang kebun!" ejek Bella. Dan setelah mengatakan itu dia pun pergi ninggalin gue sambil menghentak-hentakkan kedua kakinya.

"Dasar gak waras. Tuh kaki ngapain juga di hentak-hentakin? Emang mau paskibra apa? Dasar Kingkong gila!" Gumam gue seraya melihat Bella yang pergi. Dan gue pun celingak-celinguk kembali untuk mencari keberadaan Kirana.

"Aduh! Tai, siapa yang ngelempar nih sepatu ke kepala gue, Hah?" Ucap gue dengan suara yang meninggi dengan meremas sepatu yang mengenai jidat gue barusan.

"Heh, Kutu?! Gue yang ngelempar! kenapa emang? Lo gak terima? Hahh. Trus, ngapain lo ngatain gue gak waras sama kek kingkong?" Ada suara cewek yang menyahut ucapan gue. Dan gue kenal siapa pemilik suara cempreng itu.

Waktu gue membalikkan badan dan, Yah, betul firasat gue kalau siempu yang punya suara itu adalah ANABELLE!

"Jadi elo yang ngelempar nih sepatu ke kepala gue?" Jeda gue. "Trus emang napa kalau gue yang ngatain lo gak waras sama kek kingkong. Ada masalah?" Tanya gue santai.

"Ya masalah lah. Situ siapa emang? Kok berani-beraninya ngatain gue. Gue aduin ke kak Seto baru tau rasa loh!"

"BODO AMAT" ketus gue dengan menekankan setiap kata. Setelah mengatakan itu nggak sengaja mata gue melihat tong sampah yang nggak jauh dari gue. Tiba-tiba ada lampu yang menyala di kepala gue. Gak deng bercanda, dan gue punya edi. Dengan rasa tidak bersalah gue pun melempar sepatu Anabelle ke tong sampah itu.

"NICHOLASS! GILA YA LU!! Sepatu gue kenapa lo masukin kesitu, hah? erght, Dasarr cowok gak tau di untung loh! Edan!" Teriak Bella menggebu-nggebu dan dengan wajahnya yang telah memerah kek tomat busuk.

Tanpa mau membalas kicauan Bella yang gak penting, langsung aja gue pergi dari situ. Waktu baru beberapa langkah menjauh, gue memutar badan dan menjulurkan lidah dengan menjulingkan mata.

Dan gue juga melihat wajah Bella yang semakin merah dengan bibirnya yang komat-kamit. Waktu melihat ekspresinya, gue ketawa terbahak-bahak. Setelah puas, gue pun langsung ngacir. Dan ternyata banyak pasang mata yang memperhatikan pertengkaran ini.

"Bodo amat lah" Batin gue acuh.

Waktu lagi mau ke toilet, ternyata gue melihat bidadari keluar dari toilet cewek. Dan langsung aja gue samperin dengan senyum yang mengembang bak kue yang kebanyakan soda kue.

"Hai cecan!" Sapa gue sumringah,  (cecan : cewek cantik)

"Oh. hay juga cogan!" Balasnya terkejut. (cogan : cowok ganteng)

"Ngapain di sini?" Dan dengan bodohnya pertanyaan itu keluar dari mulut seksi gue.

"hzz! Habis ngepet gue. Napa ? Lo mau ikut? Biar gue yang jaga lilin!" Balasnya datar.

"Eh. lo habis ngepet? di toilet?" Tanya gue lagi dengan bingung.

"Ya gak lah, ogeb ya lu! Masa lu nanya habis ngapain ketoilet sih. Ada ada aja lo." Balasnya dengan menoyor kepala gue.

"Ish. Ya mangap lah yankk. Kasar amat sih. Wahh, sekarang mainnya KDRT yaa. Gue laporin lo! Hayo!" Ujar gue dengan ekspresi serius.

Ya, bidadari yang keluar dari toilet cewek tadi, yang gue maksud adalah Kirana. Pacar gue, calon ibu dari anak-anak gue. Aminnn.

"Ewh. KDRT lo bilang? dasar lebay lo. Dan muko lo jangan kek gitu. serem!" balasnya ketus lalu pergi dari hadapan gue.

Saat gue mau ngejar, ternyata panggilan alam yang tadi sempat tertunda datang kembali. Gue udah gak bisa nahan lagi dan langsung aja gue ngacir ke toilet.

Dari pada gue ngompol di celana, kan bisa berabe. Bisa-bisa reputasi gue sebagai the most wanted boy ancur nanti. ceilahh sombong banget gue. Orang ganteng mah bebas bos.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang