Chapter-- 32• Lagi?

1.4K 50 0
                                    

×Mulmed Rangga ya guys, gimana? Ganteng siapa? Rangga atau Nicholas?. Wkwkwk 👥 💕 📚
.
.
.
.

Mobil sport Rangga berhenti tepat di depan pekarangan rumah Kirana. Kirana yang sedari tadi menatap kearah jendela pun langsung melepas sealbelt nya. Namun tiba-tiba Rangga memanggil nama Kirana sehingga membuat tangan Kirana diam mengantung di udara karena ia yang ingin membuka pintu mobil.

Mereka diam, tidak ada yang bersuara dan tidak ada yang ingin memulai untuk berbicara. Setelah cukup lama terdiam Kirana pun melanjutkan kegiatannya yang ingin keluar tadi yang sempat terhenti karena panggilan Rangga.

Tetapi baru juga pintunya terbuka sedikit Rangga bersuara. "Rara, gue tau lo pasti marah sama gue. Dan gue mau min--" 

Kirana menggenggam erat handle pintu mobil lalu menyela ucapan Rangga. "Stop it! Gua gak butuh maaf dari lo!" gumam Kirana dengan penuh penekanan.

"Tap--"

"Gue bilang stop ya stop!" Teriak Kirana, Rangga yang dibentak pun terdiam dan menatap Kirana tak percaya.

"Jangan pernah lo katakan kata maaf jika lo terus mengulanginya! Kesalahan itu memang bisa di maafkan. Tapi jika lo terus mengulangi apa gue harus memaafkan lo lagi lagi dan lagi. Gue capek! Gue juga manusia, bukan malaikat yang penyabar. Ingat itu!" Ucap Kirana pelan dengan sedikit penekanan di setiap katanya lalu menunduk.

Rangga yang tau apa maksud arti dari ucapan Kirana pun terdiam dan memasang ekspresi yang tidak bisa di baca. Kirana memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi dan dirinya menarik nafas panjang kemudian membuangnya dengan kasar.

Kirana membuka pintu mobil Rangga lalu menutupnya. Kirana mulai berjalan pergi tetapi baru satu langkah ia berhenti sehingga membuat Rangga mendongak. Kirana berbalik badan agar bisa menatap Rangga.

Kirana menatap Rangga datar lalu berkata, "Meskipun kamu meminta maaf dan mencoba bersikap baik. Semua tidak akan sama lagi. Kamu dan aku tidak bisa berpura-pura kejadian di masa lalu itu tidak pernah terjadi."

Setelah selesai mengatakan itu Kirana berbalik lalu pergi meninggalkan Rangga.

Rangga menatap punggung Kirana nanar. Ia tak menyangka orang yang dulunya polos dan lembut terhadapnya sekarang ini sudah menjadi orang yang dingin dan benci terhadapnya.

"Masa lalu kita emang buruk, Ra. Tetapi jika kamu tau semuanya kamu pasti tidak akan bersikap dingin terhadapku. Semua ini hanya salah faham dan bodohnya aku yang tidak pernah memberitahumu. Dan, Jika kata maaf ku tak pernah membuat hatimu sembuh maka cintaku yang akan membuatnya sembuh." Gumam Rangga. Lalu menjalankan mobilnya menjauh dari pekarangan rumah Kirana.

****

Kirana berjalan lambat menuju rumahnya. Ia menatap lurus dengan pandangan kosong. Dan sesekali ia menghirup udara segar yang juga bercampur oleh aroma rumput. Karena sehabis hujan tadi.

Karena rumah besar nan mewah Kirana terdapat taman yang indah nan asri dan juga air mancur. Ia juga sempat melirik ke arah pohon besar samping rumahnya yang biasanya ia datangi.

Pikirannya berkecamuk, Ia tak percaya jika ia bisa mengatakan hal seperti itu kepada Rangga. Orang yang pernah ia cintai dulu

Kirana berheti, ketika kedua bola matanya menemukan sebuah motor. Kirana yang menatap lurus kedepan pun menunduk guna memastikan sesuatu.

Dan... Tidak salah lagi. Ini motor yang biasanya mengantar dan menjemput dirinya ketika ke sekolah maupun keluar. Ya, Nicholas kang ojek.

Kirana berjalan menuju pintu utama yang tinggi dan kokoh berwarna coklat dengan pelan agar tidak menimbulkan suara yang keras. Lalu membukanya perlahan.

Ceklek.

Sebelum melihat suasana di dalam, Kirana menarik lalu membuang nafasnya. Setelah dirinya tenang ia menyembulkan kepalanya sedikit kedalam agar bisa melihat keadaan yang ada.

Matanya menemukan Nicholas yang sedang duduk sendirian dengan membelakanginya. Mata Kirana berkelana menjelajahi isi rumah. Ia sedang mencari sesuatu. Dan orang yang dicarinnya tidak ada.

Setelah memastikan orang yang dicarinnya tidak ada, Kirana pun membuka pintu sedikit demi sedikit dengan perlahan lalu mulai berjalan masuk.

Tiba-tiba kakinya berhenti ketika matanya melihat sesuatu. Lalu berjalan mundur perlahan. Tangannya tak sengaja menyentuh sebuah guci besar yang berada dibelakangnya, yang untungnya tidak menimbulkan suara keras.

Kirana langsung bersembunyi di belakang guci tersebut. Ia melihat disana, ya disana ada seseorang yang entah dengan sengaja atau tidak sedang memakai bajunya sedang menuruni tangga. Orang tersebut pun menghampiri Nicholas yang duduk sendirian membelakanginya.

Orang tersebut duduk di samping Nicholas. Lalu cipika cipiki. Kirana melihat mereka yang sedang berbicara dan bercanda bersama pun membuat hatinya menjadi panas sendiri. Dan matanya membulat sempurna dengan genangan air bening yang tiba-tiba meluncur kebawah dengan sendirinya. Kirana menutup mulutnya yang terbuka tak percaya itu dengan kedua tangannya. Ketika matanya lagi lagi melihat sesuatu yang tidak ingin ia lihat.

Ia melihat Nicholas yang menunduk dan Karina yang mendekati Nicholas dengan mendongak.

Iya, orang tersebut adalah Karina. Karina, kakak kembarnya yang sedang memakai pakaiannya. Kaos hitam besar dengan gambar tengkorak putih kecil yang berada di samping atas kiri.

Meskipun ia tidak mengetahui apa yang dilakukan Karina dan Nicholas disana karena terhalang sofa. Tapi ia yakin jika mereka sedang, berciuman. Karena tangan Kirana yang meremas sisi sofa.

Kirana mengepalkan tanganya erat dengan masih menutup mulut dan matanya tak percaya. Ia begitu shock.

Ia sudah tidak kuat lagi, ia mulai merangkak mundur hingga ia berhasil keluar dari rumahnya. Ia pun mengambil skeatboardnya yang berada di depan garasi lalu menjalankannya dengan kencang. Dan ia tak menghiraukan tatapan orang orang yang menatapnya aneh.

Kirana menepuk nepuk dada kirinya kencang. Agar rasa sakit yang sekarang menghampirinya cepat pudar. Bahkan kalau bisa hilang, selamanya.

Rambut panjang Kirana yang sudah kusut karena ia acak acak sendiri pun berterbangan bersamaan dengan angin dan air matanya. Sesekali Kirana memejamkan matanya erat.

Skeatboard Kirana berhenti di sebuah taman komplek yang cukup besar. Lalu ia duduk di bawah pohon beringin dengan skeatboard di sampingnya. Kirana pun menyenderkan punggungnya lalu menutup matanya.

.
.
.
.
. Votment please, 🌟 ❤️ 📚
.
.
. Maaf, updetnya lama, lagi sibuk PSG nih. Jadi sibuk melulu dan jadinya capek. Apalagi gak ada doi yang nyemangati. wkwk curhat dikit #ngenesbgthidupgue. 😂📚❤️🌟

*ALDEBARAN

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang