Chapt-- 63• Mangga & Rujak

842 30 2
                                    

"SELAMAT PAGI!"

Karina yang sedang memerjabkan matanya langsung terbelalak dan menoleh, menatap Samudra dengan senyuman lima jari tengah menatapnya.

"Mau bikin gue sakit jantung?" Gerutu Karina karena terkejut dengan ucapan Samudera yang lebih terdengar seperti pekikan.

Samudra mengangkat alisnya bingung, namun tak lama ia nyengir di tempat. "Hehe, iya deh sorry!"

Karina hanya mendengus lalu menatap langit-langit kamar inap yang sudah ia tempati dua hari. Ya sudah dua hari dia berada di sini.

"Gimana pagi ini, ada yang sakit?"

"Enggak."

"Baguslah. Kayaknya kesehatan Lo udah membaik. Jadi Lo bisa cepet-cepet keluar dari tempat ini." Samudra berkata dengan tersenyum. Seakan-akan memberi semangat untuk Karina.

Mendengar itu, entah perasaan Karina. Ia merasa senang dan juga... Sedih.

Senang karena ia bisa bebas dari gedung ini dan juga berbagai obat. Tapi ia sedih karena harus kembali pulang. Ia hanya butuh waktu untuk sendiri, menenangkan jiwanya yang akhir-akhir ini terguncang.

"Seneng gak bisa keluar dari tempat ini?"

Karina menghela, "Entahlah."

"Kenapa begitu? Seharusnya lo seneng karena bisa pulang dan bisa berkumpul sama, Kirana."

Oh, ya. Omong-omong tentang Kirana , Samudra jadi ingat gadis yang sering ia panggil kiranti itu. Apa ia tidak khawatir dan cemas ya mengetahui jika kakaknya tidak pulang.

Bagaimana reaksi Kirana jika tahu Karina dua hari ini sakit dan sempat akan bunuh diri tapi gak jadi karenya. Ia pasti akan marah kepadanya karena menyembunyikan semua ini. Huh, pasti ia akan kena amuk gadis bar-bar itu!

"Gue gak pingin pulang!" Gumam Karina yang bisa ia dengar.

"Kenapa?"

"Gue laper!" Kata Karina, sengaja karena ia ingin mengalihkan pembicaraan. Ia belum bisa berkata jujur pada Samudra.

Samudra mengerjab, tak lama ia tersenyum dan langsung berkata. "Mau makan apa?"

Karina berpikir. "Cokelat!"

"Tidak boleh!"

"Kenapa?"

"Karena Lo belum sembuh total!"

"Kalau gak bisa ngabulin gak usah tanya mau akan apa!" Gerutu Karina kesal.

Samudra menghela, tapi senyuman itu tak luntur dari bibirnya. "Untuk saat ini jangan dulu. Daripada kesehatan Lo memburuk lagi. Makan nasi ya, eum bubur mau?"

Karina menggeleng.

"Sop?"

Kembali ia menggeleng.

"Cicak bakar? Hahahaha!"

Karina berdecak dan menatap Samudra sebal. "Tau, ah!"

"Lah, ngembek!"

"Gak!"

"Buktinya mukanya ditekuk."

"Apa sih, salah liat."

"Hahahaha, lucu deh."

"Mat--"

Ucapan Karina terputus karena pintu yang terbuka. Seorang dokter sang suster masuk untuk memeriksa keadaan Karina.

Setelah memeriksa, dokter itu mengatakan jika siang ini Karina bisa pulang. Karena luka-lukanya sudah mulai mengering dan kesehatan gadis itu membaik.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang