Chapter-- 31• Ciuman Rangga

1.5K 57 0
                                    

Di balik bangunan besar dan tinggi itu terdapat seorang gadis yang sedang merasa... entah, mungkin marah, kecewa, sedih menjadi satu. Sehingga membuat wajahnya datar dan memerah. Kedua tangannya terkepal kuat di sebelah roknya yang berwarna merah hitam dengan motif kotak kotak itu.

Matanya sedari tadi memperhatikan kegiatan dua pasang manusia yang sedang berada di area parkir khusus sepeda motor.

Ya, disanya terdapat pacar dan kakak kembarnya yang sedang bersiap siap akan pergi dari lingkungan sekolah.

Matanya bergerak mengikuti motor Nicholas yang meninggalkan parkiran sekolahnya. Hatinya mencelos ketika matanya melihat Nicholas dan Karina yang bergoncengan seperti itu.

Kirana menghapus sisa air matanya yang ternyata sedari tadi turun. Lalu ia pun pergi melangkah menjauh dari tempat persembunyiannya tadi dengan perlahan dan dengan tatapan yang kosong.

Sudah beribu-ribu kali otaknya bertanya pada dirinya sendiri. Apakah kejadian enam tahun silam akan terulang kembali. Pikiran-pikiran negatif pun memasuki otaknya. Seakan-akan mengacuhkan kinerja otak kanannya.

Kirana pun menggeleng guna menghilangkan fikiran fikiran negatif dari otaknya. Ia tidak ingin berburuk sangka dulu. Ini semua pasti ada alasanya, ini pasti pasti ada alasanya.

"Kirana come on, lo harus bisa berfikir positif dan jangan sampai lo berfikir negatif. Lo pasti bisa. Iyaa lo pasti bisa! " Batin Kirana menyemangati dirinya sendiri.

Karena asik dengan fikirannya sendiri, Kirana tidak sadar bahwa ada mobil yang berada di sampingnya.

"Rara!"

"Ra-- rara?" Merasa panggilannya tidak di jawab, Rangga pun mengklakson mobil sportnya sehingga membuat Kirana terperanjat kaget.

"Eh?" Pekiknya dan langsung menoleh ke sumber suara. "Rangga?" Tanyanya bingung, ketika mengetahui cowok itu berada tak jauh darinya.

"Iya."

"Ngapain nglakson mobil segala sih? gue gak budek!" Kata Kirana sedikit kesal karena jantungnya hampir saja akan melompat keluar.

"Lagian, kamu aku panggil malah nggak ngejawab!" Bela Rangga pada dirinya sendiri.

"Masa?" Tanya Kirana memastikan. Yang dijawab anggukan oleh Rangga.

Jadi gue dari tadi ngelamun?, Batin Kirana dengan meringis.

"Tuh kan kamu ngelamun lagi" Tegur Rangga lagi sehingga membuat Kirana tersadar. Lalu mengalihkan pandangannya.

Suasana menjadi hening. Baru saja Kirana ingin melangkah pergi. Suara Rangga menghentikannya "Mau kemana?"

"Pulang!"

"Ayo, aku anterin!"

"Gak usah!" Tolak Kirana lalu mulai berjalan kembali.

Rangga yang ditolak pun tak kehabisan akal. Rangga yang semula menjulurkan kepalanya keluar jendela pun masuk lagi, kemudian menjalankan mobilnya pelan.

"Sekarang lagi mendung, pasti gak lama bakal hujan!"

Perkataan Rangga membuat Kirana mendongak. Dan dirinya membenarkan perkataan Rangga di dalam hatinya.

"Lebih baik kamu masuk!" Ajak Rangga.

"Gak mau!" Kirana melangkahkan kakinya menjauh dari Rangga. Dan baru saja dua langkah dirinya merasakan air yang begitu dingin mengenai kulitnya. Ternyata hujan telah turun dan begitu deras.

Kirana tak berkutik sedikitpun. Dirinya tidak berniat untuk beranjak pergi. Sehingga membuatnya langsung basah kuyup karena diterpa air hujan yang begitu deras. Ia tak peduli dengan itu semua. Meskipun udara dan air yang dingin sedang menerjang tubuhnya yang hanya memakai seragam sekolahnya yang pendek. Baginya tubuhnya seakan mati rasa. Seperti hatinya yang perlahan mati.

Kirana menunduk dan tiba-tiba kilasan semua bayangan masa lalunya muncul ketika ia memejamkam matanya. Dari orang yang di sayanginya meninggalkan dirinya intuk selamanya, menghianatinya, membencinya, membohonginya. Bayangan itu semua membuat Kirana semakin terisak pilu.

Tubuhnya terjatuh diatas tanah yang basah ini. Sehingga membuat tubuhnya kotor. Badannya bergetar hebat. Dan isakannya semakin kencang ketika ia memikirkan takdir apa yang sedang tuhan rencanakan pada dirinya?

Tak lama, ia merasakan jika air dingin itu tidak membasahi tubuhnya lagi...

Kirana membuka matanya yang terpejam dengan masih terisak. Dirinya mendongak, dan melihat jik Rangga menutupi tubuhnya dari atas dengan jaketnya.

Dengan masih menangis Kirana bertanya dengan nada berteriak, "Nga-- ngapain lo kesini, hah?"

Rangga sadar bahwa Kirana kini sedang dalam masa yang kacau dan keras kepala. Rangga tidak ingin membujuk Kirana lagi karena ia pasti tau bahwa cewek itu pasti menolaknya. Dan sebaiknya ia bertindak.

Tanpa aba-aba Rangga mengangkat tubuh Kirana ala bridal stlye. Dirinya tidak peduli dengan tubuhnya kini mulai basah dan kedinginan. Baginya yang terpenting hanyalah gadis yang pernah ia cintai dulu, sekarang, dan selamanya ini.

Kirana meronta dari gendongan Rangga yang tiba-tiba itu. Tapi usahanya sia-sia. Karena sudah hukum alam jika tenaga pria lebih kuat dari wanita. Kirana hanya pasrah dengan semuanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang basah dan bergetar.

Rangga mendudukkan Kirana ke kursi penumpang depan dengan hati-hati. Lalu dirinya memutari mobil sport hitam miliknya.

Setelah duduk di kursi pengemudi yang pertama-tama di lakukan Rangga adalah mematikan AC agar dirinya dan Kirana tidak mati kedinginan. Lalu Rangga membalikkan tubuhnya kebelakang guna mengambil kaos dan jaketnya yang masih kering.

Rangga menyampirkan jaket hijau putihnya ke tubuh Kirana agar tidak kedinginan. Lalu ia melepaskan seragamnya yang basah dan ia ganti dengan kaos polo hitam miliknya.

Matanya yang tajam menatap lurus ke depan dengan kedua tangannya yang mencengkeram setir mobil dengan erat. Kupingnya sangat panas saat ia mendengar isakan Kirana dan hatinya sangat sakit ketika melihat Kirana yang menangis. Ia mulai membentur-benturkan dahinya pada stir bundar sehingga membuat dahinya memerah.

Setelah cukup lama mereka terdiam, Rangga mulai mengangkat kepalanya. Ia menatap Kirana yang tak merubah posisinya sedari tadi sehingga mampu membuat Rangga mengacak rambutnya frustasi.

Ia menghela nafas panjang, lalu membuka mulutnya perlahan. "Kirana." Panggil Rangga menyebut nama gadis yang ia cintai dengan lirih.

Kirana tak menjawab, perasaannya sangat kacau saat ini. Dan ia sedang berusaha menghentikan air matanya yang sedari tadi menetes dari kedua matanya yang indah.

Rangga mencoba menenangkan Kirana. Mereka sempat bertengkar hebat di mobil yang membuat suasana tak terkendali dan semakin keruh. Suara mereka teredam oleh hujan yang deras. Hingga Rangga memeluk hangat Kirana dan tiba-tiba mencium Kirana lembut.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka dan diam-diam mengambil foto mereka. Setelah selesai dengan urusannya, orang tersebut pun tersenyum miring kemudian pergi dari tempat persembunyiannya.

.
.
.
.
. HOHOHO.. Maaf udah lama ngegantung cerita ini. Hehe, Baru updet nih, moga aja suka ya.

.
.
. VOTMENT 😊 🌟

@iamfrozenn

- ALDEBARAN

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang