Chap-- 22• Jangan sedih!

1.5K 56 1
                                    

POV NICHOLAS

Setelah dari toilet, gue langsung pergi ke kelas. Ternyata sahabat gue a.k.a RENO lagi modusin para cewek-cewek yang berada di pojok kelas. ck! pagi pagi gini udah modusin anak orang.

KRINGGGG ...

"Pagi anak anak," Sapa bu Ike.

"Pagii buuu!"

"Hari ini kita ke datangan anak baru ya? Silahkan maju ke depan yang merasa anak baru!" Perintah bu Ike.

Dari pada dengerin bu Ike lebih baik gue dengerin musik sama bobok! Kan mantap ya? Dan gue pun langsung
Menyumpal kedua telinga dengan headshet lalu menidurkan kepala ke atas meja.

"Silahkan perkenalkan diri kamu!" Itu kata terakhir yang gue denger sebelum larut kedalam alam mimpi.

"Eh eh Nich, ada anak baru nih. Cakep banget. Tap- " Ucap reno dengan nyolek bahu gue.

"Bodo amat!" Jawab gue menyelat ucapan Reno dan setelah mengatakan itu gue langsung tidur kembali.

Kenapa gue berani tidur di kelas? Soalnya bangku gue berada di pojok kiri dekat jendela dan selain itu, di depan bangku gue ada si Sumo IPA 1, namanya Mamat. Si Mamat ini punya badan yang gede kek Sumo. Jadi ya mau gue tiduran, jungkir balik, salto gue gak kelihatan.

Tapi ada satu perkataan Reno yang terlewatkan, karena Nicholas yang ke buru masuk kedalam alam mimpi. Dan perkataan Reno mungkin akan sangat mengejutkan untuk nicholas,


*****

"Hoamm ..." Uap gue lalu mengedarkan pandangan. Dan ternyata sudah sepi. Gue pun melirik jam dinding yang tergantung di dinding kelas yang menunjukkan pukul 09.40 .

"Udah istirahat nih"  Batin gue, lalu berdiri dan gue pun melangkahkan kaki pergi ke arah kantin.

Setelah sampai di kantin gue mengedarkan pandangan ke semua penjuru. Dan akhirnya gue melihat seseorang yang sedari tadi gue cari. Dia berada di meja tengah, sendirian.

Gue pun segera menuju ke mejanya.
Tapi di tengah-tengah perjalanan ada yang menabrak bahu gue. Saat gue tengok ternyata dia cewek dan sedang terjatuh.

"aduhh.." rintihnya dengan memegangi bahunya yang tertabrak bahu gue.

"Sini gue bantu." Ucap gue lalu mengulurkan tangan. Dan dia pun menerima uluran tangan gue.

"Maaf gue gak sengaja." Ucap gue datar.  Gue gak tau siapa diantara kita yang salah. Tetapi sebagai cowok yang gentle gue pun meminta maaf duluan.

"Iya gapapa, aku juga minta maaf. Aku tadi lagi buru-buru, mangkannya nggak ngeliat kamu." Balas cewek tersebut dengan membersihkan rok nya.

Gue nggak bisa liat mukannya, karena dia nunduk jadi, wajahnya terhalang rambutnya. Saat di mendongak gue pun terkejut.

"Kirana?" Ucap gue spontan karena terkejut.

Gue pun melihat wajahnya yang juga terkejut dan memucat. "Maaf, aku bukan Kirana." Jawabnya lembut dengan menatap gue.

"Jangan bercanda deh."

Kening gadis itu berkerut, "Nggak, aku lagi nggak bercanda! Mungkin kamu salah orang. Maaf aku buru-buru. permisi." Ucapnya lembut. setelah itu dia pun pergi meninggalkan gue. Saat gue akan mengejarnya, ada seseorang yang berteriak di telinga gue.

"WOI!"

"Ck! Lo apa apaan sih? Kalau mau bikin telinga gue budek gak gini caranya!" Ketus gue setelah mengetahui siapa yang berteriak di telinga gue.

"ye, slow dong!" Ucapnya sewot. "Lagian lo ngapain sih di tengah-tengah jalan gini? Mau jadi polisi tidur? Badan lo itu gede! Jadi ngehalangi jalan gue tau gak?" Lanjutnya.

"Biasa aja dong lo. Badan kecil kok di pelihara!" ejek gue, "Lagian ngapain sih lo lewat sini? Lewat sana kan bisa!" lanjut gue.

"Males banget. lewat sini lebih cepet. Sana minggir Inches mau lewat ini!" Katanya seraya mengibas-kibaskan rambutnya.

"Ewh! Inches dari ragunan? Sok sok jadi inches, padahal aslinya lo setan. Setan ANABELLE" ejek gue kembali dengan menekankan kata Anabelle'

Ya, yang sekarang lagi ribut sama gue dan yang teriak di telinga gue itu si setan songong. Tau kan setan songong itu siapa? Siapa lagi kalau bukan Anabelle. alias si Bella cewek sinting!

"Ish! kampret banget sih jadi cowok." Sewotnya dengan menatap gue sebal. "Sana sana minggir, gue mau lewat!" Lanjutnya lalu mendorong bahu gue.

"Dasar tukang parkir!" Gumam gue pelan.

Pasti dia dengar, karena waktu gue selesai ngomong gitu. Anabelle akan membuka mulutnya. Sebelum si setan mengamuk, akhirnya gue pun pergi dari hadapannya.

"Yank? " Sapa gue setelah duduk di sebelahnya.

Kirana mendongak, "Ya?"

"Tadi gu- "

" Woi! Kampret! ngapain lo ngatain gue tukang parkir? Di dunia ini nggak ada ya tukang parkir se cantik gue!" Teriak Bella memotong ucapan gue.

"Ada kok."

"Siapa emang?"

"kepo!"

"ish!"

"Neng, ini pesenannya." Ucap pedagang kantin. Seraya membawa nasi goreng, es teh, batagor, dan es jeruk.

"Iye bang,"

"Bang, gue pesen bakso satu sama es teh satu ya. Jangan terlalu manis karena pacar gue udah manis!" Ucap gue ke abangnya. Dengan menggoda Kirana juga.

Si Abang pedagang cengar-cengir, "siap, beres atuh!"

Setelah abangnya pergi gue melihat Kirana yang sedang memakan nasi gorengnya dengan lambat dan kurang nafsu.

"kenapa?" Tanya gue lembut dengan mengelus puncak kepalanya.

"Daddy." Jawabnya sedih seraya menengok ke arah gue. "Daddy tadi pergi lagi. Padahalkan daddy baru dateng. Masa pergi lagi sih? Emang nggak kangen apa sama gue?" Ucap kirana dengan suara yang sudah bergetar. Gue tau kalau dia lagi nahan air matanya, biar nggak nangis.

"sht! Udah-udah. Jangan sedih dong! Papi kan lagi cari uang buat kamu. Dan papi pasti sebenernya kangen banget sama kamu. Jangan sedih ya, kan ada aku di sini!" Ucap gue menenangkan. Yang dibalasnya dengan anggukan kepala.

"Iya, Kir.. Betul apa kata si kampret ini. Lo jangan sedih dumz, kan ada kita yang selalu ada buat lo. kita kan plend. Eak Eak." Ucap anabel dengan lebaynya dengan menupuk bahu bangga.

"Iya, makasih udah ngehibur gue dan selalu ada buat gue." Ujar Kirana tulus tak lupa dengan tersenyum ke arah gue dan Anabelle.

"Sama-sama , woles ae ma gue!" Balas Bella seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Alay lo alay woii!"

"Sirik mah bilang! wleee!"

" Eh, dasar si guguk!"

Dan terjadilah adu mulut. Antara gue dan Anabelle. Yang membuat kirana tertawa. Sehingga membuat hati gue berdesir.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang