Chapt-- 46• Siapa?

1K 39 0
                                    

Aula besar itu tampak begitu ramai karena seluruh murid berkumpul disana. Suara-suara mereka berkumpul menjadi satu hingga membuat aula begitu hidup dari biasanya.

Hal itu justru membuat Kirana gugup. Tak salah jika ia gugup bukan? Meskipun dulu ia sering mengikuti lomba menyanyi tetap saja ia gugup karena sudah lama ia tidak mengasah kemampuannya.

Kedua mata bulatnya memperhatikan sekitar. Jantungnya berdegup keras saat menatap panggung aula. Ia akan berdiri di sana dengan Samudra nanti dan di tonton ribuan murid di sekolah ini. Huft..

Kirana menoleh saat dirasakannya bahu nya di sentuh. Alisnya bertaut, "Kenapa, Sam?"

"Ayo latihan sebentar biar nanti gak terlalu gugup dan lupa!"

Kirana berdiri, pamit kepada Bella lalu mengikuti Samudra keluar aula menuju taman samping.

Kirana duduk di samping Samudra yang sedang memangku sebuah gitar. Mereka mulai latihan hingga bait terakhir selesai dinyanyikan dan Kirana menghembuskan napas lega.

"Kenapa? Gugup?" Samudra bertanya saat matanya tak sengaja menatap Kirana yang nampak gelisah.

Kirana menoleh, "Hah? Eng-- enggak kok."

Samudra terkekeh. Kentara sekali gadis itu gugup. "Bukannya katanya lo dulu sering ikut lomba nyanyi ya?"

Kirana menyipitkan matanya. "Dari mana Lo tau? Sok tau!"

"Satu kelas juga tau kali."

"Masa? Dari Bella ya?"

"Em... Ya begitulah."

Sudah Kirana duga. Gadis itu mencebikkan bibirnya kesal dan tampak lucu di mata Samudra. Entah mengapa semua pergerakan yang gadis itu lakukan nampak lucu dimatanya.

Tak lama cebikkan bibir Kirana terhenti karena ia melihat ada sebuah tangan yang menyodorkan satu batang cokelat dengan satu botol air mineral.

Kirana mendongak dan napasnya langsung tercekat. Sudah beberapa hari ia tak bertatap muka dengan seseorang itu dan kini orang itu berada tepat di hadapannya.

"Rangga?"

"Iya, Rangga. Ambil gih, biar gak gugup."

"Em.. enggak, terimakasih." Jawab Kirana pelan. Ia merasa... Risih?

"Terima dong, gak baik nolak pemberian seseorang loh."

Dengan terpaksa Kirana mengambil lalu menggenggamnya dalam pangkuan. Ia merasa begitu gugup karena di kelilingi dua cowok. Ia merasa seperti wanita murahan saja. Eh, mikir apa sih Kirana.

"Di makan gih, biar nanti lancar. Dulu kamu kalau gugup saat mau nyanyi suka makan coklat kan? Hari ini aku bawain coklat kesukaan kamu biar kamu gak gugup dan lebih rileks aja." Ucap Rangga Dengan senyumannya yang menawan dan menenangkan.

Kirana speechless, senyuman teduh itu dulu yang selalu membuatnya tenang. Senyuman itu yang selalu mendukungnya. Yang selalu ada saat dirinya sedang bersedih dan terpukul. Tapi sayang, senyuman itu hanya bagian dari masa lalunya. Dulu...

Disisi lain, Samudra memilih untuk diam. Sebenarnya ia merasa menjadi nyamuk di sini. Tapi ia malas untuk berdiri lalu pergi karena ia duluan yang ke sini bersama Kirana. Dan seharusnya yang pergi itu Rangga bukan dirinya!

"Em, terimakasih. Ternyata kamu masih ingat."

"Ya iya dong, masa aku lupa. Hehe."

Dengan lancangnya tangan Rangga mengusap rambut Kirana. Hal itu membuat Kirana dan Samudra menahan napas sejenak.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang