Chapt-- 45• Rumit

1K 43 1
                                    

Keesokan harinya, Bella sudah rapi dengan setelan seragamnya. Rompi panjang hitam dan rok kotak-kotak berwarna biru. Gadis itu berkacak pinggang menatap Kirana yang masih bersembunyi dibalik selimut.

"Udah pagi Woi! Bangun!"

Tak ada sahutan. Sekali lagi Bella berteriak tapi hanya erangan yang ia dengar. Kesal, Bella menarik selimut dan mencoba membangunkan cewek itu.

"Apaan sih? Berisik!"

"Berisik berisik, lo kagak sekolah? Udah pagi nih!"

"Kagak, Lo sekolah sendiri Sono!"

"Dih, bangun gak? Kalau gak bangun gue siram pake air got!"

Dengan sangat amat terpaksa Kirana bangkit duduk. Matanya melotot nyalang menatap Bella. "Bodo amat! Gue kagak sekolah hari ini."

Bella terpekik. Ingin sekali menoyor gadis itu. Kalau bicara tidak disaring dulu. "Gila, sekarang waktunya lo tampil ya, Nyet! Jadi gak usah menghindar! Cepet lo mandi sekarang!!!"

"OGAH!"

"MANDI!

"GAK!"

"MANDI GAK?"

"GAK! Kenapa lo maksa banget sih!"

"Ya karena ini udah tugas gue." Meresa keceplosan, Bella segera menepuk mulutnya dan berlalu menuju meja setelah berkata sekali lagi untuk menyuruh Kirana mandi.

"Tunggu-tunggu... Tugas? Tugas apaan?"

"Tugas apa'an nyet?"

"Lo ngacangin gue?"

"Apa sih berisik banget, mandi Sono! Bau Lo kek kambing kawin!"

"Jawab dulu tugas apaan. Oh.... Jangan-jangan tugas itu ada hubungannya sama lo yang tiba-tiba nginep disini?" Tanya Kirana menyelidik. Matanya sudah menyipit dengan jari telunjuk yang mengarah kearah sahabatnya.

"Jawab gue babi!"

"Babi babi. Mulut lo kalau ngomong minta di tabok!"

"Jangan mengalihkan pembicaraan!"

"Siapa juga yang ngalihin. Cepetan mandikan, Ah! Udah mau telat nih!" Gerutu Bella.

"Kan udah gue bilang gue gak.mau.sekolah!"

"Lo yakin gak mau sekolah?"

Kirana mengangguk mantap.

Bella menyeringai. "Okay. Kalau Lo gak mau mandi gue bakal nyuruh Nicholas kesini buat mandiin lo!"

Mata Kirana membulat tajam. Ingin sekali mencakar wajah Bella kalau ia tidak ingat jika dia itu sahabatnya. Kirana kembali masuk ke dalam selimut menghiraukan sumpah serapah Bella.

"Fine! Gue telpon anaknya sekarang." Bella menempelkan benda pipih berlogo apel groak itu ke arah telinga. Seakan-akan sedang menelpon seseorang padahal sih tidak.

"BELLA GOBLOK JANGAN DONG!" teriak Kirana frustasi.

"Napa katanya gak peduli?"

Kirana menarik rambutnya yang sudah mulai panjang dengan kesal. "Lo mau mati muda ya mau nelpon dia?"

"Lah, kalau itu takdirnya mah gapapa. Kan amal gue tebel."

"Halo, Nich. Ini nih, Ki--"

Perkataan Bella terputus karena Kirana merebut ponselnya secara paksa.

Kirana menatap ponsel yang sedang ia pegang kemudian menganga tak percaya. Tak lama suaranya yang begitu nyaring melengking hingga keluar kamar. "LO BOONGIN GUE? DASAR SETAN ANNABELLE!"

Bella sendiri sudah terpingkal-pingkal mendengar dan melihat wajah frustasi Kirana. Bahkan ia tak mampu berkata-kata apa lagi selain menertawakan Kirana.

"Sialan, awas lo!"

Bella menahan tawa lalu berdehem. Ia menyeret paksa Kirana ke arah kamar mandi lalu menguncinya dari luar.

Terdengar sumpah serapah dari mulut manis Kirana dan Bella nampak cuek-cuek bebek.

"Cepat mandi, Soak! Gue denger lo ngatain gue Cantik!"

"Cantik apaan? Cantik kayak buku hidung babi iya!"

Bella geleng-geleng kepala. Ia duduk di atas kasur. Menopang dagunya, ia merutuki dirinya sendiri yang hampir keceplosan.

Sebenarnya dugaan Kirana benar. Dia datang ke sini mendadak karena itu tugas dari si ketua kelas, Leon , yang menyuruhnya untuk menjaga Kirana agar gadis itu tidak kabur.

Tak beberapa lama terdengar gedoran keras dari bilik kamar mandi dan teriakan-teriakan lenay. Tentu saja Kirana si pelaku.

Bella memutar kunci dan langsung berbalik pergi. Dia kembali ke posisinya, matanya mengikuti kemana pun Kirana pergi. Gadis itu tampak masih menggerutu.

Bella mendekati Kirana yang sedang duduk di meja rias. Ia mengambil alih sisi yang di pegang Kirana lalu menyisir nya.

"Tumben banget baik?"

"Serba salah jadi orang! Baik salah jahat salah!"

"Hehehe. Bercanda kali."

Bella mengepang satu rambut Kirana hingga membuat gadis itu tampak manis. Melihat hasil karyanya yang bagus membuatnya ingin membuka usaha salon.

"Bagus juga kepangan gue. Jadi pengen bikin salon. Wkwkwk" pujinya pada diri sendiri.

Kirana menatap sahabatnya itu lewat cermin besar. "Iya bagus, tapi lebih baik lo jadi tukang Jepang di Bali daripada bikin salon. Ahhahah!"

Bella mencebikkan bibirnya, mendorong kepala Kirana lalu berbalik pergi meninggalkan kamar diikuti Kirana.

Mereka sarapan sebentar karena waktu yang mepet lalu bergegas naik menuju mobil. Selama perjalanan terasa hening karena mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Leon : Gimana?

Bella : 👍 rebes

Leon : Good, dimna? Kok gak keliatan?

Bella : masih Otw, sabar neng!

Leon : Oke..😏

***

Mereka sudah tiba, Bella melepaskan sabuk pengaman lalu melirik Kirana yang sedang menatap gedung sekolah horor.

Gadis berpipi chubby itu mengusap wajah Kirana kemudian berkata , "Biasa aja kali neng liatnya. Serem banget!"

Kirana mendengus, "lebih sereman liat muka lo!"

"Dih, cewek alay! Cepet lepas sealbelt lo terus keluar."

"Ogah ah, pulang aja yuk! Mang put--"

Ucapan Kirana terputus karena Bella sudah membekap mulutnya lalu menyeretnya keluar dari mobil BMW itu. Dan terjadi lah aksi saling seret hang mengundang banyak perhatian dari sekitar.

Sesampainya di kelas, Bella langsung mengelap keringatnya lalu merampas minum teman sekelasnya sembarang. Menegaknya hingga tandas.

Tak lama Leon beserta Samudra datang. Kali ini samudra menggunakan pomed pada rambutnya sehingga membuatnya tampak lebih keren.

"Kenapa lo? Ngos-ngosan segala." Tanya Leon heran.

"Gimana gak ngos-ngosan kalau gue habis ngeterno anak kebo ke lantai tiga."

Setelah mengatakan itu ia mendapat tatapan membunuh dari Kirana. Kirana sendiri sedang bersedekap dada. Mengatur napasnya yang juga sama tersenggalnya.

Mereka berempat berdiskusi dan mengobrol ringan hingga suara dari speaker kelas membuat semua murid hening dan bergegas keluar menuju aula.

Kirana menghela.. entah apa yang nanti akan terjadi. Itu semua terlalu... Rumit.

Tbc~

Hy, maaf kalau kelamaan ngegantung cerita ini. Terimakasih yang sudah mau like mau pun coment, dan terimakasih juga buat yang siders, (:

Semangat buat puasanya bagi umat muslim yang menjalankan... Semoga berkah.

Assalamualaikum.. 💕

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang