Chapt-- 51• Bertemu

958 42 1
                                    

"Nich..." Gumam Kirana tak sadar. Matanya masih terkunci ke dalam pandangan Nicholas. Mereka terlalu terkejut sampai-sampai tak mampu untuk berkata apa.

Saat Nicholas akan membuka mulutnya, sebuah suara berat menginterupsi mereka.

"Kalian kenapa masih di luar? Tidak mendengar suara bel? Cepat masuk!" Ujar pak Didit. Berdiri tidak jauh dari mereka dengan tangan yang berada di pinggang.

Mereka menoleh bersamaan dan kembali bertatapan. Nicholas tersenyum kecil lalu berjalan melewati Kirana.

Kirana sendiri yang masih membeku mengedipkan matanya. Tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

Tiba-tiba sebuah tepukan kecil di bahunya membuatnya menoleh. Ternyata Nicholas, cowok itu berdiri di sebelahnya.

Setelah menatap Kirana beberapa detik, Nicholas membuka tudung Hoodie gadis itu seraya berkata. " Belajar yang benar! Jangan terlalu bergadang. Ini nya di buka aja biar cantiknya kelihatan."

Setelah mengatakan itu ia pergi menuju kelasnya.

Dengan perasaan ragu Kirana menoleh kebelakang. Menatap punggung itu yang semakin menjauh dan menghilangkan.

Kirana memegang dadanya yang tiba-tiba berdebar dan kembali berlari menuju kelasnya berada dengan pipi yang bersemu.

"Lo kenapa?" Tanya Bella.

"Gak papa."

Bella memajukan bibirnya membentuk lingkaran lalu gadis itu sudah sibuk dengan ponselnya. Sibuk selfi.

Kirana merebahkan kepalanya, ia masih memakai Hoodie nya. Senyum nya masih bertengger manis dengan pipi yang perlahan mengembang lebar.

Huft, tumben sekali Nicholas tadi mengajaknya bicara. Dan, apa ia tidak salah dengar jika perkataan yang cowok itu katakan adalah bentuk rasa perhatian?

Cowok itu menyuruhnya agar belajar dengan rajin dan jangan bergadang. Apa ia tahu kalau akhir-akhir ini ia jarang tidur? Darimana ia tahu? Ah, itu sangat mustahil.

Kirana merubah posisinya menjadi duduk. Ia menopang dagunya dengan mata yang masih setia menatap jendela luar.

Apa... Ini adalah awal dari segalanya?

Apakah Nicholas akan kembali lagi padanya?

Apakah hubungannya akan kembali berjalan mulus?

Hmm, semoga saja. Ia sudah lelah jika harus bertengkar dan bermusuhan dengan Nicholas seperti seseorang yang tidak saling mengenal satu sama lain padahal sebenarnya mereka dekat bagaikan upil dan hidung.

Tak lama lamunan Kirana buyar karena guru yang mengajar sudah datang. Ia segera melepas Hoodinya dan menyimpannya dalam loker setelah ia melipatnya.

*****

Nicholas,

Nicholas memasuki kelasnya yang seperti biasanya selalu berisik. Ia berjalan menuju bangkunya kemudian mengeluarkan ponselnya.

Selama ia memasuki kelas ada dua pasang mata yang menatapnya hingga ia duduk. Mata itu masih mengawasinya hingga saat Nicholas memainkan ponselnya dan berbicara pada sahabatnya.

Sepasang mata itu milik gadis cantik bernama Karina. Remaja dengan seragam SMA dan rambut yang di gerai indah itu terlihat nyaman menatap satu objek. Sampai-sampai ia lupa siapa sang objek.

Hingga lamunannya buyar saat temannya tak sengaja menyenggol lengannya hingga membuat gadis itu terkejut.

"Gimana, Kar? Nanti jadinya ke rumah lo atau Bianca?"

"Ehh, terserah!"

"Oke deh, rumah elo aja."

"Hmm.."

Juna yang sedang membaca buku langsung menutup bukunya saat melihat Nicholas yang sudah anteng dengan ponsel ditangannya.

"Mariah pagi Woi! Nge game mulu!"

"Hmm."

"Lo kenapa sih, akhir-akhir ini kok diem kalem gitu? Gak kayak biasanya yang pecicilan. Ada problem?"

"Engga. Perasaan lo aja kali."

"Masa sih? Feeling gue gak pernah meleset!"

"Gatau! udah jan ganggu!"

Juna mendengus lalu membuka bukunya kembali. Baru saja ia akan membaca tiba-tiba ia merasa kepalanya di toyor.

Cowok itu menoleh ke belakang dan mendapatkan Ronald yang cengengesan.

"Anjir! Ngapain lo noyor pala gue?"

"Hehe, Lo tadi ngomong apa'an sama Nicholas?" Ronald menggerakkan bibirnya tanpa bersuara.

Juna memasang wajah bingungnya. "Ngomong apa sih?"

Ronald berdecak. Ia langsung berdiri lalu menyeret Juna keluar kelas tanpa memperdulikan penolakan cowok itu.

"Anjing!!!!!" Umpat Juna saat ia sudah terbebas dari deretan sahabat gilanya.

"Iya, njing!"

"Ngapain sih lo narik-narik gue? Gila!"

Ronald membasahi bibirnya lalu berkata. "Elo jadi orang kok bloon banget sih? Paling pinter tapi paling bloon juga. Hy, Claret!?" Cecar Ronald lalu menyapa adik kelasnya saat berpapasan. Tersenyum menggoda hingga membuat sang adik kelas salah tingkah. Mereka sedang berjalan di lorong. Entah mau kemana.

"Sial! Modus Mulu hidup lo." Kata Juna menaikkan kaca matanya yang merosot.

"Situ sirik?"

"Enggak lah. Gak guna!"

"Yaudah sih, bawel amat. Mending modusin adek kelas lah daripada modusin elo. Lo mau gue modusin?"

"Najis najis najis, mugholado! Gue masih normal!"

"Masa sih? Yakin gak mau sama gue, hm?" Ronald mengedipkan sebelah matanya membuat Juna ingin muntah saat itu juga.

Juna menoyor kepala Ronald lalu berjalan cepat mendahului Ronald. Menghiraukan Ronald yang sedang terpinkal-pinkal di belakang.

Saat Juna berbelok, gak sengaja ia berpapasan dengan Kirana. Gadis itu tersenyum saat Juna menyapa.

"Mau kemana?" Tanya Juna berbasa-basi.

"Habis dari toilet. Lo sendiri."

"Jalan-jalan aja. Ngehindari bebek Belgia!"

"Hah?"

"Si Rona--"

"Hy Kirana...." Tiba-tiba Ronald datang, dengan senyum lima jari ia menyapa Kirana. Membuat mereka berdua.

"Kaget goblok!" Cetus Juna melotot.

"Lebay Lo!"

"Hy juga, Ronald."

"Tambah cantik aja lo, hehe."

"Masa sih? Biasa aja sih, hehe!" Kirana meringis, ia malu dan ingin segera pergi dari sana.

"Ingat dia punya sahabat Lo."

"Wkwk, iya-iya. Gue cuma bercanda!" Ronald memutar kedua matanya. Lalu menatap Kirana. "Tumben gak pernah keliatan. Gak pernah ikut main juga. Biasanya selalu berdua sama Nicholas. Kemana aja?"

Bagus.. gue gak usah nanya-nanya. Karena si kunyuk ini udah tanya! Batin Juna tersenyum smirk.

Kirana terdiam lalu menggaruk tengkuknya. "Engga kemana-mana. Eum, lagi sibuk aja mangkanya gak sempet main."

"Owh, begitu.. hubungan lancar kan?"

"Maksudnya, hehe. Gue duluan ya. Belum ngerjain tugas soalnya. By.."

"Loh, kir kir.." Panggil Ronald saat Kirana membalikkan badannya lalu pergi seperti tergesa-gesa.

"Kir kir... Lo pikir manggil ayam? Ogeb!"

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang