5. Rubah Kecil

2.6K 135 5
                                    

"Wah! Ada gadis sok cantik nih!" cibir Sesi pada Alyna yang sedang duduk bersama teman-temannya di kantin saat jam istirahat pertama.

"Lo ngomong sama gue?" balas Alyna kalem. Sedangkan Fika, Ita, dan Gatha yang melihat Sesi beserta dayang-dayangnya menggeram kesal.

"Widih! Songong banget!"

"Mau lo apa sih?" Ita yang sudah muak bertanya pada gadis sok berkuasa itu.

Sorot mata Sesi berubah tajam. Dia bersidekap, "Gue cuma mau temen lo yang satu itu jangan sok kecakepan, ngaca dulu kalo mau ngedeketin seseorang!"

"Gue?" tunjuk Alyna ke dirinya. "Sok kecakepan?"

"Iya, lo!"

"Ha ha, terus apa urusannya sama lo, Sesiii?" Fika bertanya sambil tertawa.

Gatha mengangguk. "Iya, terserah Alyna dong, kenapa lo yang repot?"

"Udah deh, Ses. Mending lo pergi, lagian gue gak ngerti apa yang lo omongin." Alyna benar-benar malas menghadapi Sesi.

"Lo ngusir gue?!"

"Wah, beraninya!" Moi mengompori.

"Siram aja, Ses muka sok cantiknya!" timpal Sica.

Sesi bersiap menyiram Alyna dengan jus jeruk di atas meja. Namun sebelum itu terjadi, Ita sudah menahan terlebih dahulu. "Pergi gak lo!" bentaknya keras. Beberapa siswa yang berada di situ mulai memerhatikan mereka.

Sambil mendengus kesal, Sesi akhirnya pergi dari sana. Diikuti Moi dan Sica. Dua dayangnya itu berusaha membujuk Sesi agar mood-nya kembali baik.

"Aneh," decak Alyna.

"Lyn, si Sesi kenapa bisa benci banget sama lo, sih?" Ita bertanya.

Meja yang dilingkari lima kursi itu baru terisi empat orang. Ada Fika, Gatha, Ita, dan Alyna. Sedangkan Shilla sedang memesan makanan pada bibi kantin. Sambil menunggu Shilla, mereka kini membahas masalah Sesi yang membenci Alyna tanpa diketahui penyebabnya.

"Iya, awalnya gimana coba? Kalau gak salah, sejak kelas sebelas 'kan?" Gatha ikut nimbrung dengan memberikan pertanyaan.

Alyna menghela napas pendek. "Gue juga gak tahu. Salah apa ya?"

"Konyol banget deh," gerutu Fika dengan alis saling bertautan.

Ita mengaduk-aduk es jeruknya. "Waktu itu juga pernah 'kan? Pas pulang ekskul pramuka, lo dikunci di kamar mandi sama Sesi. Untungnya ada Reza, cowok kalem dan baik yang nolongin lo. Coba kalo gak ada si pradana pramuka itu, mungkin lo bermalam di gudang."

Alyna hanya menghela napas. Ia menekuk wajahnya bosan.

Tak berapa lama, Shilla datang dengan dua mangkuk cap ayam jago. "Pesenan lo, Ta. Komplit, ada lontongnya juga dua buah, baik 'kan gue?" Ia menaruh mangkuk satunya di depan gadis gembul itu. Mengalihkan pembicaraan tentang Sesi yang tadi Shilla lihat.

"Waw, nikmat nih. Gue ngutang dulu ya, Shill. Gue lagi kanker nih," kata Ita.

"HAH? KANKER?" Empat gadis itu seketika kaget saat mendengar pengakuan Ita yang mengidap salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

Ita kagok sendiri mendapat respons para sahabatnya yang berlebihan seperti itu, mereka salah mengartikan. "KANtong KERing gitu." Ia menunjukkan deretan gigi rapinya.

Mereka mendengus. Lalu mengembuskan napas lega dari hidung. Syukurlah.

"Mendekati akhir bulan duit gue mulai menipis, jadi gue ngutang dulu yak, Shill. Hehe."

Apa Kabar, Luka? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang