12. Penyesalan Terdalam

1.4K 81 14
                                    

Azab Bagi Wanita Yang Tidak Menutup Aurat Dalam Islam

Rasulullah SAW pernah bercerita kepada Ali ra: 'Wahai Ali, pada malam mi'raj ketika aku pergi ke langit, aku melihat wanita-wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku menangis.'

Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah sendiri telah diperlihatkan ciri-ciri wanita penghuni neraka dan betapa pedihnya hukuman bagi wanita yang tidak menutup aurat. Mulai dari wanita menangis sambil meminta pertolongan tetapi tidak ada yang sanggup membantu karena berhias bukan untuk suaminya, wanita yang mukanya hitam dan memakan isi perutnya sendiri akibat mengoda dan menggairahkan lelaki, hingga wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih karena tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.

Rasulullah SAW bersabda: "Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat, keduanya itu: pertama, kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai untuk memukul orang (penguasa yang kejam). Kedua, perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh masuk surga, serta tidak dapat akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian." (HR. Muslim)

Kala membaca setiap paragraf di postingan tersebut, bulir permata meluncur begitu saja dari pelupuk matanya. Merembes deras hingga melewati pipi tirusnya yang terpoles make up. Berjatuhan tepat di layar ponsel yang sedang ia tatap. Fika menangis, hatinya serasa diiris.

Gadis itu langsung mematikan ponselnya. Dilemparkannya benda persegi panjang tersebut ke kasur dengan asal. Ia lantas memeluk kaki jenjangnya dengan erat. Pahanya yang terbalut rok abu-abu kurang bahan sekarang sudah basah oleh banjiran air mata yang terjun deras.

"Astaghfirullah." Ia melirih dengan napas tersendat. Sesak bercampur perih menyelundup cepat ke rongga dada hingga rasanya sulit untuk bernapas. Bahkan jiwa di dalam dirinya bergemuruh hebat seperti ada gempa dan badai secara bersamaan.

Rasa takut seketika memerangi hatinya. Meski ia belum sepenuhnya membaca tulisan yang dibagikan oleh akun berdakwah itu, setidaknya ia bisa menyimpulkan bahwa jika tidak menutup aurat, kelak pasti akan diazab dan disiksa dengan amat pedih. Ia sangat takut kalau nanti akan merasakan hal mengerikan itu.

Fika juga menyesal sedalam-dalamnya. Selama ini ia terus mengabaikan perintah untuk menutup aurat yang jelas-jelas sudah termaktub di dalam kitab suci Al-Qur'an maupun hadis. Ia seolah buta, hanya memandang sebelah mata terhadap perkara serius ini.

Ucapan Shilla saat mereka kumpul berempat tempo hari lalu tiba-tiba diingatnya.

"Di Palestina, ada wanita muslimah yang ditembak sampai mati karena gak mau buka jilbab. Di negeri ini, ada wanita muslimah yang sampai mati pun gak mau pake jilbab."

"Duh, kok, nyesek ya?" komentar Ita.

Terus Shilla berucap lagi, "Hn, tahu 'kan kalau dalam Islam, menutup aurat itu hukumnya wajib? Tahu juga 'kan arti wajib? Iya, wajib: dilakukan mendapat pahala, ditinggalkan mendapat dosa."

Kala itu Fika penuh semangat menjawab, "Tahulah! Anak SD juga pasti tahu."

Tersenyum, lalu Shilla berucap lagi, "Jadi, tahu 'kan kalau menutup aurat itu artinya dapat pahala, sedangkan kalau enggak menutup aurat itu artinya dapat dosa? Terus, maunya setiap hari dapat pahala atau dosa nih?"

"Jadi ... selama ini gue dapat dosa setiap hari?"

Ya. Menutup aurat adalah kewajiban bagi setiap wanita muslim: dilaksanakan mendapat pahala, ditinggalkan mendapat dosa. Sesimpel itu.

Apa Kabar, Luka? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang