Shilla dan Ita telah selesai mengerjakan salat Isya, kini mereka sedang berada di dapur untuk membuat nasi goreng. Berhubung pembantu Shilla kerjanya hanya sampai sore dan kedua orangtuanya sedang pergi keluar kota, jadilah mereka memasak sendiri.
Sebenarnya, bisa saja mereka membeli makanan di luar. Namun, cuaca sedang tidak mendukung. Gumpalan awan gelap bertebaran di langit dengan menurunkan rintikan air penuh rahmat.
"Shill, Fika masih di kamar?" Ita bertanya sembari mengiris beberapa cabai dan bawang merah yang membuat matanya terasa perih.
"Iya, belum turun. Dia masih betah bolak-balik ke toilet."
Ita tertawa sekilas dengan mata berair. "Hahaha ... pasti gara-gara tadi makan martabak tapi gak bagi-bagi ke gue, pelit sih," tuturnya.
Tadi sore, Fika memang membeli martabak kacang yang lewat di depan rumah Shilla. Dan itu dimakan sendiri. Tanpa menawarinya pula.
"Ngeh ... jangan berburuk sangka dulu. Lo kan gak suka makanan yang ada kacangnya, Ta. Makanya Fika gak bagi-bagi ke elo."
Shilla menyalakan kompor. Ia lantas menuangkan minyak goreng yang rendah kolestrol pada wajannya.
"Oh, gitu ya? Iya sih, gue gak suka kacang. Apalagi kalo dikacangin." Ita malah curhat.
Setelah minyak gorengnya panas, Ita lantas mendaratkan irisan bawang merah, bawang putih, cabai, serta sosis di telenan kayu ke wajan.
"Kalo anggur suka gak?" tanya Shilla. Ia mencium semerbak wangi bumbu yang sedang ditumis. Gadis itu pun memasukkan nasi yang sebelumnya sudah disiapkan.
"Anggur? Duh, gue suka banget, Shill." Ita tersenyum gembira, ia menaburi garam dan bumbu lainnya sebagai penyedap.
"Berarti lo suka dianggurin ya? Kalo gue sih, lebih suka apel, diapelin. Hahaha." Shilla tertawa geli.
"Eleh, kayak pernah aja lo."
"Pernah dong, sering malah." Shilla terus mengaduk-aduk nasi gorengnya.
"Cih, gayanya. Lu punya mantan aja enggak," cibir Ita pada gadis yang dikenalnya sejak pertama kali memasuki masa putih abu-abu itu.
"Gue punya kok," jawab Shilla tanpa sadar. Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
"WHAT?! YANG BENER?! SHILLA! LO UTANG CERITA KE GUEEE!"
Shilla dengan spontan menutup gendang telinganya. Ia kira barusan suara kompor meledak.
***
Rimbunnya pohon mangga yang mulai berbuah ditatapinya datar. Rambutnya yang sekarang dicat warna cokelat pirang kian terombang-ambing dipermainkan angin, gerimis tipis ikut membelainya dengan jahil. Pipinya ia sangga dengan kedua telapak tangan yang menopang di paha. Ia menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan, begitu terus sejak tadi.
Tina merubah posisi duduknya. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping.
"Malam Minggu kok, gini banget. Di rumah, hujan, sendirian pula," keluhnya.
Untuk melenyapkan rasa bosan, ia membuka akun instagram miliknya. Gadis itu tiba-tiba tersenyum sendiri, ia ingat akan sesuatu. Jari jemarinya mulai mengetikkan nama di kolom pencarian.
Ia sedang mencari akun Dikka. Kata Ino yang baik hati itu, nama akun Dikka adalah KkaHLD. (Ini di ig gak ada ya, cuma khayalan)
"Ketemu! Yesss!" Tina meninjukan tangan kanannya yang memegang ponsel ke udara, kegirangan saking senangnya.
Ia segera melihat profil pemuda itu. "Waw! Keren! 1,2M followers!" takjubnya.
Followers-nya pasti kebanyakan cewek. Kalau cowok ganteng seperti Dikka memang banyak digandrungi. Mungkin begitu komentar Tina.
KkaHLD
Nakal boleh, asal pakai akal.
Banyak bacot gue blok!Bibirnya tersenyum geli usai membaca bio yang tertampang jelas di akun itu.
"Serem banget, 'Banyak bacot gue blok!' Hihi ...." Ia terkekeh sendiri.
Beberapa saat kemudian, bulu kuduknya langsung meremang kala membayangkan bagaimana nada kasar Dikka jika mengucapkan kalimat itu. "Eh, kok, gue ngeri sendiri ya?"
Gadis itu lantas menggeser tulisan tersebut ke bawah. Ada kiriman sebanyak 173. Dengan penuh rasa kepo, Tina membuka foto itu satu per satu.
Kenapa kamu dan rindu itu gak bisa dipisahin?
Tina membaca caption kiriman foto terbaru Dikka, dikirim sejak dua jam yang lalu. Ia memandangi foto yang di-love 579.083 orang itu. Foto tersebut menampilkan wajah tampan Dikka yang terbenam di bantal guling dengan rambut acak-acakan. Sayangnya hanya mata dan alis yang terlihat.
"Lo terkenal banget ya, Kka?" tanya Tina. Hanya dersikan angin yang menjawab.
@Aryo64 Mungkin mereka kembar wkwk
@Itaamelia Sekalinya OL bikin caption kek gini. Ahhh gue baper, Kka!
@Gathacrst Setelah berhibernasi akhirnya on lagi, uhh captionnya bikin gagal paham.
Dibacanya sepintas komentar terakhir itu. Baru beberapa jam saja postingan Dikka sudah dibanjiri puluhan ribu komentar. Kebanyakan berisi curhatan baper dari para temannya maupun para fans, mungkin.
Ia menyimpul senyum manis. Rasa penasaran pada sosok 'kamu' membuatnya ingin ikut berpartisipasi dalam memberikan komentar di foto Dikka ini.
Mungkinkah 'kamu' itu dirinya? Oh, tidak. Jangan terlalu berharap.
@TinaSA Kamunya siapa nih?

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Luka? (TAMAT)
EspiritualFollow dulu sebelum baca✔️ ⚠️Awas Baper!⚠️ *** Saat Shilla sedang berusaha menyembuhkan luka hatinya, mencoba melupakan bayang-bayang cinta pertama, dan belajar mengharap hanya pada-Nya, Dikka datang. Membawa udara segar yang menenangkan, memoles wa...