🐢🐢🐢
Saat ini Shilla sedang memilih kerudung di sebuah mall Jakarta. Jejeran rak berisi jilbab bermacam jenis ia pandangi, dari yang polos hingga beragam motif. Telunjuk lentiknya menelusuri setiap kain yang dipajang membentuk gradasi warna, begitu indah hingga ia ingin memborong semua.
Gadis yang jarang berbelanja untuk mengisi libur hari Minggunya itu tersenyum manis saat tak sengaja melihat kerudung pashmina geogrette warna sandcastle. Kerudung dengan panjang 175 x 75 cm yang tampak memesona dan berhasil memikat hatinya. Shilla akhirnya berjalan ke sana.
"MasyaAllah. Bagus banget," decak dia kagum.
Tangannya terulur untuk meraih kerudung tersebut.Namun gerakan Shilla kurang cepat sehingga kerudung pilihannya keburu diambil oleh orang lain. Shilla mengerjap, senyumnya langsung pudar seketika. Ia kemudian menoleh ke sebelah kanan.
"Kenapa lo ambil? Itu 'kan kerudung gue." Shilla bahkan harus sedikit mendongak untuk menatap cowok yang sekarang malah mengernyit—ia dapat melihatnya dari samping.
"Kerudung lo?" Cowok tersebut menunjukkan raut heran. "Udah bayar?" tanya dia tanpa menoleh pada Shilla dan memilih-milih kerudung lagi.
"Ya … belum sih." Shilla jadi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ia menunduk sejenak, lantas mendongak lagi dengan bibir membentuk kerutan tipis. "Ih, tadinya gue mau ambil kerudung itu tau! Tapi lo malah nyerobot gitu aja."
"Terus?"
Mata Shilla mendelik tertahan mendengar respons yang begitu simpel dan super datar. Ia mendengkus, mengikuti langkah cowok yang sekarang berpindah ke jejeran etalase lain. Tentu saja, Shilla akan mengejar dia, untuk mendapatkan kerudung pashminanya.
"Kenapa harus kerudung itu sih yang lo ambil? Lo bisa 'kan pilih kerudung yang lain? Tuh, lihat. Bejibun."
Dagu Shilla menunjuk ke deretan kerudung yang dipajang. Berharap si pemuda berubah pikiran dan berganti memilih salah satu dari sekian banyak kerudung lainnya. Shilla tidak rela kalau kerudung pilihan dia jadi milik orang lain. Barang yang berhasil menarik hati bikin kepikiran terus kalau tidak dibeli.
"Gue maunya ini."
"Ya Allah. Susah banget sih, dibilangin. Lagian lo tuh, cowok. Ngapain beli kerudung coba? Mau jadi bencong?"
Pemuda itu berhenti sambil memutar bola matanya jengah. Tidak habis pikir dengan gadis yang terus saja mengajak debat hanya karena masalah kerudung yang menurutnya sepele. Menuduhnya yang tidak-tidak pula.
Di tengah rasa kesal, Shilla juga ikut menghentikan langkah, menatap si cowok yang sejak tadi tidak membalas tatapannya. Sambil mengingat-ngingat, mata Shilla terkunci pada wajah tampan tanpa ekspresi di depan dia.
"Kayaknya gue pernah ketemu sama lo deh, tapi kapan dan di mana ya?" tiga detik kemudian, mulut Shilla menganga tak percaya disertai bola mata yang melebar. Ia sedikit terkejut saat sadar kalau cowok ini adalah,
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kabar, Luka? (TAMAT)
EspiritualFollow dulu sebelum baca✔️ ⚠️Awas Baper!⚠️ *** Saat Shilla sedang berusaha menyembuhkan luka hatinya, mencoba melupakan bayang-bayang cinta pertama, dan belajar mengharap hanya pada-Nya, Dikka datang. Membawa udara segar yang menenangkan, memoles wa...