PART 11. TURUN NAIK BERAT BEDAN

1.8K 132 3
                                    

Pakabar riders q sayank???

Udah punya doi apa masih betah jd jomblo?((:

Mohon maaf lahir batin yaa maap kalo cerita w makin gajelas😂

***

Suasana kelas makin membosankan karena sudah dua pelajaran kosong berturut-turut membuat perut Winda bergetar meminta asupan makanan. Tapi apa daya Winda harus menahannya karena tadi malam ia menimbang berat badannya turun segaris. Garis timbangan tau kan?:v

Ya walaupun turunnya hanya segaris sudah membuatnya senang bukan main.

"Misi gue mau keluar."

Andin menatapnya dengan wajah yang bisa dibilang aneh, "Mau ketemu sama Tama yaa? Cie ekhm cihuy."

"Awkarin bawa panci, apaanci? Gue mau download drama, bhay."

Winda melangkahkan kakinya keluar kelas sambil menguncir rambutnya. Badannya yang besar itu melenggok indah menyusuri lorong sekolah menuju perpustakaan dimana wifi kencang tersedia.

Beruntung sekolahnya tidak memperbolehkan memakai rok selutut, coba saja kalau diwajibkan mungkin betis bak tales Bogor terpampang begitu saja. Oh Winda, beruntung Tama mau sama lo.

Keberuntungan memihak lagi pada Winda, perpustakaan hanya terisi dua orang dan menjadi empat orang termasuk dirinya. Winda di hitung dua, he he.

"Goblin, Goblin, Goblin..."

Saat sedang asik me-scrool web untuk mendownload drama Korea, sebuah Flashdisk muncul dihadapannya.

"Goblin? Gue udah tamat itumah."

"Terus gue harus apa?"

Tama mengambil ponsel milik Winda, "Tuh ambil Flashdisk isinya drama Korea semua."

Winda menahan tawanya melihat Tama yang sepertinya demam Drakor juga. Tidak disangka cowok badboy seperti Tama suka menonton drama juga.

"Lo? Suka nonton drakor juga? Anjir ngakak gue hahahaha.."

Bukannya mengelak Tama justru menampilkan jejeran giginya itu.

"Seneng deh bisa bikin lo ketawa ngakak, tapi sayangnya yang suka nonton drama itu kakak gue dan dia suka minta temenin buat nonton drama."

Tanpa disadari Winda, ternyata Tama sedang asyik membajak akun sosmednya terutama Instagram.

"Eh ada info penting tau."

"Semua yang keluar dari mulut eneng itu penting buat abang."

"Serius tai."

"Iya apa sayang?"

Winda sempat menetralkan nafasnya terlebih dahulu agar tidak menimbulkan efek merah pada wajahnya.

"Berat badan gue turuuunn." Katanya dengan penuh rasa semangat, tapi hanya dibalas lirikan biasa oleh Tama.

"Berapa kilo?"

"Gak ada kiloan sih, cuma segaris timbangan."

Tama terdiam tidak menjawab ucapan Winda tadi. Menaruh ponsel Winda dan mengambil ponsel miliknya sendiri. Winda sendiri pun bingung tidak ada reaksi apapun dari Tama.

"Kok lo gak seneng sih? Harusnya lo bangga walaupun turunnya cuma segaris."

"Mumpung mami lo gak bisa jemput, abis pulang sekolah temenin gue makan di kantin. Gak nerima penolakan."

Dasar cowok gak jelas, umpatnya setelah Tama pergi.

Bukannya mendukung, Tama justru menjatuhkan aksi dietnya Winda. Karena dari awal kenal, Tama memang tidak menyukai aksi diet Winda.

(FAT)E - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang