Holaaa diriku next lagiii hehehe..
Semoga sukak ya kaliannkuu😆😆
Happy Reading
***
"Tapi ini terlalu berlebihan, Tam.."
"Rasa sayang aku emang udah terlalu berlebihan sama kamu."
"Serius anjir."
Tangannya berhenti membantu Winda membawakan beberapa barang-barang ke rumahnya. Ekspresi Tama berubah drastis, yang setiap kali Winda lihat hanyalah wajah lucu Tama kini seakan Tama yang mengeluarkan kata 'I wanna kill you Winda..'
"Terlalu berlebihan sampe gue gak ngizinin cowok itu dateng lagi di kehidupan lo." Ucap Tama sambil menutup pintu mobilnya kasar.
"Tama, terakhir mas Ryan bilang dia cuma ngaku sebagai kakak doang kan?"
"Sekarang ngaku kakak, lagi ada gue ngaku sebagai kakak. Tapi nanti, who knows? Satu lagi, berhenti manggil dia pake sebutan Mas."
"Tam--
"Lo mau belain dia terus, lo ada rasa sama dia, iya?! Lo mau bales dendam sama gue? Sekali aja dengerin gue, Winda!" Nada bicara Tama meninggi membuat Winda menundukkan kepalanya sambil terus menggenggam kuat tas berisi beberapa pakaiannya.
"Dua hari ini tinggal di rumah gue. Mama, Kayla, kangen sama kamu."
Kata-katanya yang random membuat Tama sendiri pun bingung. Terkadang ia mengubah kata lo-gue nya menjadi aku kamu atau memanggil nama. Melihat Winda sudah menundukkan kepalanya membuatnya ingin memeluknya dan meminta maaf, sayangnya keinginannya tertahan sampai Winda benar-benar menjauh dari Ryan.
Winda mengikuti Tama dari belakang menuju kamar Kayla dimana Winda akan melewati malamnya disini. Menatap punggung Tama yang terlihat jauh lebih lebar sekarang, definisi makhluk Tuhan yang paling sempurna sudah Tama miliki, tidak salah kalau banyak perempuan cantik yang mendekatinya.. ketika itu juga Winda selalu berfikir dirinya hanyalah kentang yang perbedaanya sangat jelas saat berjalan di samping Tama.
"Kayla ada di kamar, gue mau mandi dulu."
Setelah melihat kaki Tama berjalan menjauh darinya, Winda membuang nafasnya panjang kemudian mengetuk pelan kamar Kayla. Terakhir ia bertemu dengan Kayla orang yang sangat bawel, cerewet, beruntung Kayla yang memiliki keturunan paras cantik ini pun menerima Winda yang kentang.
"KA WINDAAAAAA."
Tuhkan.
Kayla masih sama.
Peluk-pelukan pun mereka lakukan, suara Kayla yang mendominasi selalu mengatakan dirinya merindukan pipi Winda yang sering kali menjadi bahan cubitannya gemas, semenjak Tama berangkat ke Malang Winda hanya sesekali saja mampir kerumahnya sekedar untuk bermain mengunjungi Mama dan Kayla.
Sikap Kayla yang selalu menyambutnya hangat membuat Winda tersenyum. Ia sudah menyisakan sebagian ruang lemari untuk pakaian Winda, dan semuanya ia bagi berdua bersama Winda.
'Kakak emang suka bawa cewek ke rumah, cantik-cantik lagi. Tapi gak ada yang aku suka, semuanya sombong.'
'Sombong?'
'Iya. Dateng kerumah bawa makanan buat nyogok aku. Terus ngechat aku teruuus buat nanyain kakak.'
'Itu mah namanya bukan sombong et dah mobil.'
'Ih nama aku Kayla Dwiadi Putri bukan Kayla merk mobiiillll.' Kayla mencubit kencang pipi Winda.
'Tapi kamu suka kan dibawain makanan gitu?'