Heyooo
Makin gajelas ya ceritanya :')
Maciw yang udah setia nunggu *ngomong sm tembok*Happy reading 💙
***
"Temen cowok mah ya ada lah gimana si lu."
'Terus lo gimana, Win..'
"Gimana apanya, jir."
'Lo suka ya?"
"Dia baik buka berarti gue suka kan? Iya gue suka, ya suka sama sikap dianya aja yang baik care ke semua orang,"
'Yakin?'
"Terkadang orang baik dihadirkan hanya untuk menguji perasaan kita, bukan ditakdirkan menjadi milik kita..."
'Quotes ngambil darimana lagi, sayang?'
"Ih tau aja kutil kuda."
'Mana ada orang kayak kamu bisa bikin quotes yang aduhai, paling cuma rindu rindu tai kucing.'
"Kan emang lagi rindu sama tai kucing,"
'Masih gue pantau, Win.'
"Kamu itu kayak tai kucing, terkubur di dalam tapi wanginya sudah tercium dari beberapa meter.. kalo kamu terkubur di hati aku, mau sejauh apapun jaraknya, keberadaanmu selalu terasa di setiap hari-hariku.."
'Unch banget si WindaQ, jadi makin sayang akutu, lopyu sekarung.'
"Gue aja jijik ngomong kek gitu."
'Giliran manis aja jijik, terus kamu maunya apa?'
"Tau gak? Daritadi gue belum ganti baju, pulang-pulang anak laknat langsung nelpon."
'Ish kamu mah gak boleh gitcu sama calon suami. Aku sengaja nelpon kamu biar rasa capek kamu ilang karena denger suara uwuw acu.'
"Naa--
--tut.
'Pasti mau ngomong najis ni anak.' ucap laki-laki disana.
Hehe tau aja.
Winda beranjak dari duduknya, mengambil handuk dan mulai untuk membersihkan diri dari seharian bekerja plus perkenalan kampus untuk kelas karyawan. Sekaligus Winda mengganti jadwal kuliahnya menjadi pagi, karena tempat ia bekerja akan menambah waktu buka dan Winda mendapatkan jadwal malam.
Baru perkenalan saja rasanya sudah seperti mulai aktif kuliah, bagaimana kalau kuliah nanti apa otaknya akan sanggup? Ah, hanya Winda seorang lah yang tau.
Selesai mandi dan merapihkan semuanya, Winda bersiap untuk makan malam dengan mie instan yang ditambah telur rebus setengah matang dan sekarang sudah jam setengah 11 malam. Oh ini namanya diet ala Winda. Makanya gagal terus.
Sambil mengeringkan rambutnya dan menunggu mie nya setengah hangat, tangan Winda kembali menari di atas ponsel membaca beberapa info tentang idolanya. Semenjak bekerja Winda sudah tidak pernah melakukan hal ini lagi, tapi tekadnya untuk nonton konser semakin bulat. Karena selain untuk kuliah Winda juga me-list nonton konser sebagai tujuan ia bekerja, hm. Saat asik scroll sana-sini, buka profil orang lain--- Tama is calling