Haloooowww
Happy reading 😊
***
Awalnya gue gak yakin tentang LDR sama Tama, yaa kalian tau mau gimana juga Tama itu playboy, bandel, pokonya semua yang bad itu ada di Tama semua. Takut, takut Tama kegoda sama cewek yang lebih aduhai disana. Bukan tentang sang penggoda aja tapi takut pergaulan Tama disana. Meskipun beberapa kali gue nanyain tentang Tama sama Hani sih dia gak ada kasus apa-apa, deket sama cewek lain pun nggak. Hm, gue bersyukur banget disitu.
Tapi namanya rasa takut, khawatir itu gak bakal hilang. Jelas gue udah sayang sama dia, peduli, masa iya cowo gue mau gimana gue biarinin aja :')
Lama-kelamaan, semua hari dimakan waktu, gak nyangka gue udah setahun sama Tama. Setelah perkenalan singkat nan gak jelas waktu SMA, juteknya gue ke dia, akhirnya jadian juga.
Selama setahun ini kita lebih dominan di LDR, karena waktu pas SMA itu cuma beberapa bulan doang. Gue masih percaya sama Tama, begitu juga Tama masih percaya sama gue. Sekitar beberapa bulan LDR menuju setahun ini kita masih bisa saling jaga perasaan, walaupun orang baru terus hadir.
Kamis satu tahun kita, di Jakarta gerimis. Apa kabar di Malang? Gue kangen. Kangen pecicilannya, ketengilannya Tama. All about Tama. Gue sengaja ambil libur hari Kamis biar perayaan satu tahun ini kita bisa jalan-jalan seharian, tapi gue lupa, kan kita LDR hehe.
Distance.
Jarak.***
[Freecall]
00:00 Malang - Jakarta"Cie setaun coy gak nyangka gue." Ucap Tama dengan semangat disertai kekehan kecilnya.
Dengan mata yang masih sayup dan enggan untuk mengeluarkan suaranya Winda hanya mendengarkan suara Tama yang begitu girang.
"ANJIR BANGUN WINDAAAA KITA SEKARANG SETAON ANYING."
"Ebuset dah gak usah ngegas." Kata Winda susah payah.
"YAAAKK GUA MAKIN SAYANG NIIIII."
"Pengang anjir."
"Ah gitu, harusnya kan semangat, Win."
--- tut.
Sedikit tersentak Winda mengerjapkan matanya melihat Tama menutup sambungan telponnya tiba-tiba terputus. Winda pun berusaha menelponnya kembali namun di reject di reject aja~ lah. Chatnya pun hanya dibaca.
"Lah, Tama ngambek?" Winda tersenyum dan kembali melanjutkan sleeping beautynya.
Berbeda dengan Winda, laki-laki ini masih mengharapkan spam chat lagi darinya, seakan-akan memaksa untuk menghubunginya lagi. Tadinya ia terus mengulum senyumnya menahan cengiran khasnya karena baru kali ini Tama ngambek manjah dengan kekasihnya yang bantet itu. Tapi sangat disayangkan, buntelan kentut a.k.a kekasih satu-satunya itu telah terlelap dan terkubur dengan mimpi indahnya. Cogan kembaran Cameron Dallas membanting ponselnya pelan dan menutup wajahnya dengan bantal sambil mengumpat pelan.