PART 31. MANTAN

1K 86 1
                                    

haluuwwww

ceritanya makin gajelas

makin bertele-tele

maap ya ngebosenin

masih amatir hiks :'(

Happy Reading

***

[T a m a] Tadi malam.

"Antar ke meja nomor 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Antar ke meja nomor 6." Winda mengangguk cepat mengambil nampan berisi pesanan dan berjalan cepat namun terlihat santai.

Tanpa melihat siapa yang duduk di meja nomor 6 Winda asik menjelaskan kembali pesanannya dengan senyuman manisnya.

"Terimakasih, Winda."

"Hah." Winda menutup setengah wajahnya dengan nampan yang telah kosong.

Mas polisi muda itu lagi... Ucapnya lemah dalam hati.

"Saya cuma mau makan siang aja kok, tenang aja saya gak akan ganggu kamu kerja." Katanya membalas senyuman Winda.

Winda pun permisi dan kembali kedalam dapur. Meskipun hari ini ia berada di bagian kasir namun ia meminta untuk digantikan karena ada sedikit rasa malas untuk bertatap lagi dengan Ryan.

"Kayaknya dia suka sama kamu, Win." Ucap salah satu senior bagian dapur.

Winda menggelengkan kepalanya dan tersenyum konyol, "Aish, yakali."

"Dia udah dateng kedua kalinya loh, Win. Dia juga pelanggan pertama yang punya pekerjaan sebagai polisi."

"Siapa tau ada polisi juga yang makan disini bedanya dia lagi gak pake seragam." Jawab Winda.

Seniornya pun menatap tajam Winda, "Iya juga. Tapi intinya tuh polisi demen sama elu, Ndut. Tadi abang sengaja nyuruh lu buat nganterin kesana karena emang disuruh sama tu orang."

Winda langsung mengalihkan pembicaraan, enggan untuk membahas tentang Ryan. Dari sejak bertemu Winda memang sudah merasakannya, tapi buru-buru Winda menghilangkan pikiran seperti itu karena yaa kurang tertarik dengan seorang seperti Ryan. Entahlah, padahal perempuan mengantri untuk mendapatkan laki-laki seperti Ryan, tapi Winda justru melewatkannya begitu saja.

"Gak ada harapan lagi buat hubungan LDR lo, Win. Apalagi lo udah tau gimana sikap cowok lo."

Winda menyandarkan tangannya pada sisi wastafel, berhenti sejenak dari kegiatannya. Kemudian menggelengkan kepalanya cepat kembali fokus dalam pekerjaannya.

"Shift 1 waktunya makan siaaang." Teriak salah satu leader bagian Winda. Semuanya ikut bersorak, ada yang memesan makanan di luar, ada juga yang makan di tempatnya sendiri, dan ada yang membawa bekal, seperti Winda.

Winda membuka tempat makannya perlahan, bentuknya berbeda tapi merk nya sama seperti waktu ia SMA dulu. Gara-gara merk tersebut, Winda disuruh balik lagi ke sekolah gara-gata ketinggalan di kolong meja, diomelin abis-abisan gara-gara ngilangin tempat makan itu.

(FAT)E - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang