PART 6. PLAYBOY TOBAT

2.6K 176 0
                                    

happy 2k17

happy holiday

happy reading:))

------------------------------------------------

Kedekatan gue sama Tama makin deket, gue gak peduli soal haters yang gue punya setelah deket sama Tama. Karena salah satu resiko punya kedekatan sama cowok yang most wanted itu emang kayak gini.

Bukan cuma sekedar ketidak sukaan mereka tentang kedekatan gue sama Tama, untuk beberapa hari ini di Instagram ataupun Line banyak yang neror kalo gue ini gak cocok sama Tama. Apalagi kalo bukan masalah fisik? Tama itu cogan pantesnya sama cewek yang body-nya aduhai, gak kaya gue.

Iya gue tau, gue emang gak body goals.

Tapi Tama gak pernah protes tentang badan gue yang emang masuk kedalam tipe gemuk. Justru Tama ngelarang gue buat diet. Menurut gue sih Tama emang sempurna buat gue, tapi gue gak yakin kalo Tama sebaliknya.

Tama selalu keliatan ganteng dalam hal apapun, makanya itu banyak cewek di sekolah banyak yang suka sama gue walaupun playboy gak jadi masalah.

Gue? Cakep 'kalo' kurus. Udah itu aja.

Walaupun mami udah ngelarang keras tentag masalah pacaran, tapi sampe sekarang gue masih bisa nyembunyiin itu semua dan Tama juga ngerti tentang mami. Lagian gue juga gak pacaran sama Tama, cuma deket doang jadian kagak.

Supir gue hari ini udah mulai sering anter-jemput sekolah tapi kali ini gue pulang bareng sama Tama karena kebetulan juga kata mami hari ini dia bakalan pulang telat. So, gue gak akan sia-siain waktu kayak gini sama Tama he he he.

"Selesai deh, balik yuk." Kata Tama sambil memasukan laptop dan kameranya ke dalam tas.

"Yakin udah?" tanya gue meyakinkan karena emang selama Tama lagi mempersiapkan lombanya buat classmeeting nanti dia terus asik ngajak gue ngobrol.

Tama mengangguk lalu tersenyum, "Gue laper nih, mau makan apa Win?" pertanyaan membuat alis gue saling bertaut.

"Lo yang laper malah nanya gue, gajelas banget si lo." tapi beberapa detik kemudian melihat Tama yang sedang berpikir mau makan apa, langsung aja gue ngajuin pendapat yang langsung dapet persejutuan dari Tama.

***

Tama menyapu pandangannya kemudian menatap Winda, "Lo yakin makan disini?" Mungkin Tama emang kurang percaya dengan pilihan tempat langganan baksonya Winda, biasanya para mantannya selalu nolak diajak makan di tempat makan yang seperti ini.

Tempatnya emang gak mewah, tapi rasanya di jamin ngalahin restorant mewah. Kata Winda sih gitu.

"E-eh kalo lo gak suka tempatnya, lo boleh nyari tem-

"Kata siapa gue gak suka, ayo cepet pesen gue udah laper."

Winda langsung tersenyum dan berteriak memesan baksonya untuk ia sendiri dan Tama. Mungkin karena Winda langganan disini, tidak memerlukan waktu yang lama dua porsi bakso sudah tersaji indahnya di meja mereka berdua.

"Selamat makan," ucap Winda disertai cengiran khasnya.

Bukannya langsung menyantap baksonya, Tama masih terus menatap Winda sambil tersenyum. Ia sedikit bersyukur bisa dekat dengan Winda yang kehidupannya tidak terlalu serba mewah seperti para mantannya itu.

Terlihat bibir Tama membengkak terlalu banyak menuangkan sambal di baksonya itu. Winda yang melihatnya langsung tertawa dan memberikan tissue untuk Tama.

W ngebayangin cameron makan baso dipinggir jalan:'v

"Lo mau tau gak Win hari ini gue bahagia banget," Tama menyingkirkan mangkuk baksonya dan kembali menatap Winda. "Hari ini gue full day sama lo, apalagi pas tadi lo nemenin gue buat persiapan lomba, rasanya tuhhh..."

(FAT)E - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang