EKSTRA PART

2.3K 77 14
                                    

Ekstra part tengah malem nih.

Cukup sampai disini ya teman teman ku sekalian.

Jika ada kesempatan... Kalo ada.. Dan otak ini memungkinkan.. Cerita fat(e) bakalan berlanjut.. Kalo ya kalo.. Kalo ngga y mon maap

Terimakasih untuk kalian yang susah payah mengerti akan keabsurdan cerita ini huhu.

Happy Reading

❤️❤️❤️
---------------------

🎶 Justin Bieber - Catching Feelings

Rasa bersalah menyelimuti jiwanya, enggan bersikap biasa saja wajah murung terlihat jelas. Bagaimana bisa ia bersikap biasa jika seseorang telah merelakan kehidupannya demi seorang Tama.

Mereka berdua saling membenci dan bersaing, biasanya Tama akan menjadi pemenang dengan melenyapkan musuhnya. Kali ini sang penantang memberikan bendera putih tanda menyerah. Kehabisan cara untuk mendapatkan hingga kematian menjadi jalan keluar.

Bagaimana dengan keluarga, orang yang ia tinggalkan, apakah mereka tau?
Tama bersikeras untuk memberitahu Winda agar bersikap tidak peduli. Ryan sendiri yang menuliskan jangan pedulikan tentang siapapun yang ditinggalkannya, ia telah dibutakan cinta karena Winda seorang. Ryan yang telah bersikap egois, ia berpikir Tama adalah orang yang selalu berada disisi Winda, maka dari itu ia ingin menjadi bagian dari Tama.

Berkali-kali Winda melempar kata tidak tahu terima kasih untuk Tama dan berhasil membuatnya marah namun tak lama.

‘Saya mau jadi bagian dari seorang Aditama.  Saya mau Winda juga merasakan perasaan saya, saya tetap hidup menjadi seorang Aditama.’

Balik lagi tentang Tama yang keras kepala dan tidak mau dikalahkan, apalagi soal Winda. Ia tidak bisa berterimakasih begitu saja kalau Ryan juga bisa bermain dalam kematiannya.

Sering kali Tama bercermin seraya mengucapkan namanya berulang kali, Aditama tetaplah Aditama walaupun organnya telah berganti bukan berarti arwah seorang Ryan bisa masuk kedalam jiwanya begitu saja.

“Win, aku siapa?”

Alisnya saling bertaut, tatapan bingung, bibir yang terbuka, apa yang ditanyakan si bodoh ini.

“Kamu ngeliat aku sebagai Tama kan bukan Ryan?”

Winda memutar bola matanya, “Aku yakin mas Ryan disana belum tenang gara-gara kamu.”

“Tuhkan kayaknya harus ke dukun deh.”

Matanya terpejam menahan emosi, “Lo masuk kedokteran lewat jalur apa sih, hah?”

“Aku yakin arwah Ryan masih gentayangin jiwa raga ini.”

“Gimana pasiennya bisa sembuh, dokternya gila kayak gini.”

Winda melangkah masuk kedalam kamar membiarkan Tama yang terus mengoceh tentang hal mistisnya sendiri. Ia menatap tubuhnya dari cermin yang menampakan pantulan seluruh tubuhnya. Berkali-kali ia memegang lengan dan lipatan lemaknya yang sedikit terlihat kembali.

Tubuh langsingnya telah hilang berkat ulah menyebalkan Tama yang memasukan pil penggemuk badan di makanannya. Seharusnya tidak perlu pil tersebut Winda akan kembali gemuk kalau kembali menggunakan pola hidup seperti dulu. Semuanya ia tahan demi bertahannya sebuah tubuh langsing, tapi kini lenyap begitu saja.

Berkali-kali Tama menanyakan kenapa dengan bentuk tubuhnya, berkali-kali juga Winda memakinya. Diet bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(FAT)E - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang