PART 5. DANGEROUS MAMI

2.6K 197 2
                                    

HAPPy HOliday

happY reading

Jam sekolah berakhir tapi jadwal exkul musiknya membuat Winda harus pulang telat. Beberapa kali Winda melarang Tama untuk menunggunya tapi bukan Tama kalau tidak memaksa.

Tama masih asik dengan ponselnya melihat beberapa komentar dari akun instagram sekolahnya yang sibuk meng-upload beberapa foto tentang hot news hari ini. Dan tentu saja Tama dan Winda masuk kedalam hot news tersebut, tanpa disadari senyum Tama mengembang melihat fotonya dengan Winda terpampang dan dilihat banyak orang. Langsung saja Tama men-screen shot fotonya dengan Winda.

"Gue harus kayak gimana biar lo bisa percaya sama gue?" ucapnya pelan sambil me-lock ponselnya itu kemudian melirik pintu ruangan exkul musik di sampingnya. Samar-samar terdengar suara tuts-tuts piano yang mungkin dimainkan oleh Winda membuat Tama memejamkan matanya.

Pukul lima sore exkul musiknya berakhir, Winda mengambil tasnya dan melangkah keluar ruangan. Sedikit kaget dengan Tama yang masih menunggunya sampai tertidur. Tanpa rasa bersalah Winda menepuk kasar pipi Tama untuk membangunkannya.

"Gue gak bisa pulang bareng sama lo, mami gue udah balik." Ucap Winda sedikit merasa tidak enak, seharusnya ia bilang dari awal agar tidak membuat Tama menunggu selama itu. Tapi mau bagaimana lagi maminya baru sms tadi.

"Kan mam—

"Winda, ayo pulang."

Winda menatap kaget ke arah wanita paruh baya yang baru saja mereka bicarakan. Maminya menatap Winda dengan tatapan mengintimidasi ke arah Tama dan Winda secara bergantian.

Ada beberapa hal yang dilupakan Winda tentang mami semenjak kedekatannya dengan Tama.

Winda menundukan kepalanya sambil mengikuti maminya dari belakang. Meninggalkan Tama yang sudah menunggunya begitu lama.

"Kamu lagi gak bohongin mami, kan?" tanya mami di dalam mobil.

"Nggak mi, tadi aku beneran exkul cuma tadi ketemu temen aku yang mau minjem buku." Iya aku bohong sama mami.

"Alesan klasik." Kata mami dengan nada dingin. "Tadi mami gak liat ada buku disana," lanjutnya lagi membuat Winda ngebleng saat merangkai kebohongannya.

Tunggu beberapa menit terlebih dahulu untuk berpikir sebentar, Winda bukan tipe orang yang mudah berbohong pada maminya. "Kan tadi mami udah nyuruh aku pulang duluan, yaudah gak jadi." Akhirnya.

"Yaudah kita balik lagi kasian temen kamu nanti gak bisa belajar gara-gara males nyatet jadi gak punya catetan,"

Skakmat.

Mami benar tidak bercanda saat ini, mobilnya yang belum terlalu jauh dari sekitaran sekolah memutar balik demi meyakinkan jawaban anak satu-satunya itu.

Keringat dingin membanjiri kening Winda ketika mobilnya benar-benar kembali ke sekolah. Bukan hal baru ketika maminya menjadi seperti ini ketika dirinya sedang berdekatan dengan seorang laki-laki, dan harapannya semoga Tama mudah untuk diajak berkompromi.

Kakinya ia paksakan untuk turun dari mobil dan mencari keberadaan Tama di parkiran dengan maminya yang ikut mengekor di belakang. Beruntung saat ini Tama masih ada di parkiran sekolah.

"Tama!" Tama yang merasa dipanggil mencari ke arah sumber suara dan ternyata Winda yang memanggil namanya.

Winda mengeluarkan buku catetan sejarahnya dan memberikannya pada Tama dengan ekspresi yang dapat dimengerti oleh Tama. Tama sedikit melirik ke arah maminya Winda kemudian menerima buku catetan sejarah milik Winda tersebut.

(FAT)E - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang