Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini sudah saatnya Winda mengembalikan seluruh arsip perusahaan dan menghentikan segala aktivitasnya di dunia pekerjaan, hatinya memutuskan untuk fokus pada kuliahnya dan beralih menjadi reguler bukan kelas karyawan lagi. Bukan hanya sekedar fokus terhadap kuliah, setelah melihat papan pengumuman di kampusnya membuat Winda ingin mengejar pendidikan di negeri orang. Semuanya bisa dilakukan tanpa mengakhiri kontrak pekerjaannya, tapi sayang otak mungil Winda tidak mampu menampung semua materi kuliah, pekerjaan, ditambah kelas khusus sekaligus.
Winda juga tidak lupa tentang seseorang yang ikut membantu dalam mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik, semua rasa terimakasih tidak cukup untuk membayar semua kebaikannya. Apalagi si penolong berharap agar Winda bisa membalas perasaannya.
"Gue tau tersangka gak bisa diperlakukan secara istimewa tapi semoga petugas bisa jaga mami disana."
Pria berseragam lengkap itu tersenyum kearahnya, tatapannya yang sayup terus menatap seluruh wajah Winda setiap sisinya, "Walaupun sekarang mas nugasnya udah gak disini lagi Winda tetep jadi adek yang mas kenal ya."
"Dinas keluar kota?"
"Luar pulau Jawa lebih tepatnya."
"Sama aja."
"Beda."
"Apa?"
"Lebih jauh."
Bukan sekedar jarak aja yang jauh, jarak perasaanya kian ikut menjauh.
"Kalo ada apa-apa cerita ke mas. Kan kamu yang bilang kalo mas udah kayak kakak kamu sendiri, hehe. Baik-baik sama Tama jangan berantem terus."
"Nanti kalo gue deket-deket terus sama lo ada yang cemburu."
"Tama?"
"Kak Hani."
"Maaf ya belakangan ini banyak orang-orang bersikap seakan nyuruh kamu ninggalin Tama, atau terang-terangan nyuruh milih mas dibanding Tama. Mungkin kamu tau selama ini apa yang mas lakuin bukan cuma sekedar kakak-adik doang tapi ada perasaan lebih yang mau mas ungkapin."
Ryan mencoba untuk memeluk Winda namun tertahan dengan berbagai alasan. Winda bukan seorang adik yang bisa dijaga secara protektif apalagi statusnya mereka berdua tidak ada hubungan darah sama sekali dengan kata lain Ryan tidak mempunyai hak apapun atas Winda.
"Gak bisa ngungkapin tapi ngumbar ke orang banyak.. mereka semua nilai gue yang paling jahat, gak tau diri, haha lucu ya mereka."
Kepalan tangannya semakin kuat menahan rasa bersalahnya, "Mas gak pernah cerita apapun tapi mereka yang bisa nebak sendiri tentang perasaan mas ke Winda. Mereka semua nyoba buat ngedeketin mas sama kamu lebih dari ini. Aku minta maaf banget, mas gak tau kalo mereka sampe segininya sama kamu."