Dua tiga makan beling
💖Happy Reading 💖
Dua tiga lima enam
Loh empatnya kemana
Gatau dia ngilang
Soalnya dah bosen😎
***“Bangsat.” Umpatnya.
Winda terdiam melihat tubuh pria itu tidak lagi sama seperti dulu, kini terbalut kemeja dan jas abu-abu yang melekat begitu sempurna dengan rambutnya yang tertata setengah rapih. Ia mendorong kasar tubuh Cio hampir terjatuh, beruntung Cio memiliki tubuh yang sedikit lebih besar darinya. Tidak ingin kehadiran pria tersebut menjadi sebuah masalah di acara wisudanya, Winda menarik tangan Cio menjauh dari keberadaan pria itu.
“Winda.. do you know how much i miss you?” ucapnya melemah terdengar samar oleh Winda yang kemudian menghentikan langkahnya.
Cio membisikkan sesuatu padanya kemudian tersenyum namun Winda menggeleng tetap tidak mau. Ia ingin menghabiskan waktu bersamanya dan teman-temannya. This special day must be celebrated.
“Give him a minute, i’ll be wait.” Cio meninggalkan Winda sendiri di tengah ramai teman-temannya yang lain.
Bukannya menghampiri pria yang masih setia berdiri mengamatinya, Winda justru mengajak maminya untuk segera pulang. Melihat mobil tak dikenal mengikutinya dari belakang membuat Winda asik kebut-kebutan di jalan menghindari mobil tersebut. Dan berhasil, mobil yang terus mengikutinya kini tak terlihat hingga sekarang ia sudah sampai di apartementnya.
Matanya berbinar melihat hiasan kamarnya yang penuh dengan ucapan selamat dan beberapa gift atas kelulusannya. Belum sempat ia membuka satu persatu kartu ucapan, mami menyuruhnya untuk keluar membuka pintu siapa yang datang.Pria itu lagi..
Winda berusaha menyambutnya dengan baik, menyuruhnya masuk namun pria itu menolak memilih untuk mengajaknya jalan keluar sebentar. “Apa kabar?” tanya Winda memulai obrolan setelah beberapa menit lamanya diselimuti keheningan.
“Not fine.”
“Haha, you look so fine.”
Winda mengajaknya untuk duduk di bangku taman sambil menikmati kecantikan bunga yang sedang bermekaran. Wajahnya tidak setenang bunga yang mengikuti angin kesana kemari.
“Selamat atas kelulusannya—
“Langsung ke intinya aja, Tam.”
Tama menundukkan kepalanya, “Can we go back to the old times?” Tama berusaha menjelaskannya kembali tentang kejadian empat tahun lalu yang membuat Winda salah paham sampai memutuskan hubungannya. Tapi itu semua hanyalah salah paham dan di terima Winda yang akan segera pergi.