#14 Darah

6.7K 337 7
                                    

Setelah kegiatan mencari 'anak hilang sementara' itu. Ya, dia si Dinda, alias murid tengil, yang membuat gempar dan heboh dengan jurus menghilangnya sementara, alias hilang pergi ke kantin. Membuat semua orang panik dibuatnya. Hingga 2 tentara berpangkat Letnan itu ikut serta mencari gadis hilang ditelan oleh kantin, karena sedang membuatkan 2 cangkir kopi hitam.

Cuaca hari ini sangat mendukung, dengan terik Mentari yang amat panas, dan suasana gersang khas musim panas. Hal tersebut tidak berlaku untuk mereka, Pasukan Paskibra yang baru saja berlatih dibawah sinar matahari yang menyeruak. Karena cuaca yang panas itulah, hal yang amat tak disukai Pasukan Paskibra itu, gampang capek, jidat mengkilap, dan kulit mwnghitam itu yang mereka alami sekarang.

Tak terhitung beberapa kali mereka menjalani istirahat setelah latihan. 1 kali?? 2 kali?? Atau 3 kali?? Entahlah sudah tak dipikirkan lagi masalah itu. Disinilah, di Aula SMA Citra Bhakti, semua anak-anak dan 2 orang berseragam loreng sedang melaksanakan makan siang bersama. Soto ayam, kerupuk, nasi putih, dan tambahan perkedel kentang. Itulah menu makan siang bersama mereka kali ini, ditemani dengan segelas es teh manis, yang sangat pas sekali dengan suasana panasnya di hari ini.

Kling.... Kling.....

Hanya suara dentingan dari sendok dan piring yang terdengar karena saling bersentuhan dikala sedang dilaksanakannya makan itu. Tak membutuhkan waktu lama, satu persatu semua yang berada di aula tersebut mukai berkeliaran untuk menuju ke westafel  mencuci piring mereka masing-masing. Begitu pula dengan si gadis tinggi dan manis itu, Dinda.

Dinda POV

Nah, gini kek dari tadi. Kenyang juga kan perut gue. Hahaha..... Jadi malu abis makan...
Pas banget dah, panas-panas kaya gini minum es teh manis, makan + minumnya bareng-bareng pula, lengkap sudah hidup ini, hahaha.....
Ini nih, sesi yang paling males dilakuin oleh seluruh anak Paskib adalah, sesi mencuci piring. Ya gitulah anak zaman sekarang, disuruh cuci piring aja banyak banget alasannya. Takut pakaian basahlah, takut tangannya kasarlah, ahh... Masih banyak lagu dah alasan yang gam bermutu itu. Namanya juga anak zaman sekarang, tahunya cuma beres aja

Ya beginilah karena adanya gadget membuat anak remaja sekarang menjadi muda-mudi generasi menunduk dan diperbudak oleh gadgetnya itu. Ahh.... Daripada deskripsi anak remaja gak jelas, mendingan gue ke westafel dah, cuci piring dulu, daripada ngomel-ngomel gak jelas kan gak lucu banget.

"Ada yang perlu dibantu?" tanyaku pada Anas dan Tania ketika sudah ada di westafel.

"Nih, tinggal dikit lagi sih nyuncinya, mau gantian gak?" tawar Anas padaku, sembaru menggeser tubuhnya agak menjauh dari tempatnya semula.

"Yaudah biar gue aja yang cuci. By the way, piring siapa aja nih? Kok, banyak bet ya?" tanyakj penasaran, karena jumlah anak Paskibra tak sebanyak piring tersebut.

"Biasalah, kaya gak tau aja sih lu. Siapa lagi kalau gak guru-guru + 2 tentara itu ikut makan." jelas Tania sembari mencuci tangannya, ahh.... Gini nih kebiasaan Guru-guru abis makan. Giliran ada muridnya aja, disuruh cuci piring, azzz... Yaudah lah ya, amal ibadah. Mana lumayan juga piringnya, lumayan banyak tepatnya. Daripada ngedumel gak jelas, mendingan kerjain dah, gapapa yang penting ngebilas piring-piring ini aja.

"Woi!!! Buruan ke bawah, latihan udah mau dimulai!! " terdengar suara Nathan dari arah lapangan. Panik, takut, iyu yang saya rasakan. Bukan takut karena hal-hal aneh, yang gue takutin kalau terlambat, pasti nanti gue dihukum lagi.

Kan gak asik abis cuci piring, terus dihukum pula. Kalau hukumannya di lapangan? Gapapa dah, udah biasa juga. Lah kalau di suruh bersihin kamar mandi? Kan gak lucu banget iya gak? Segera ku bilas piring-piring tersebut dari noda-noda sabun dengan air yang mengalir.

"Pyaaarrrrrr...... " waoooo... Disaat-saat udah mau selesai dan sisa-sisa piring terakhir, tiba-tiba saja piring yang kupegang terlepas dari peganganku. Tambah paniklah diriku.

"Hitungan 1 sampai 10 semua sudah harus berada di lapangan!!" samar-samar ku mendengar suara tegas dari Kak Aqza dari bawah sana.

Ahhhh... Mana pecahan belum gue beresin pula. Stress guee dahh.....

"Aauuu..... " teriakku kesakitan ketika kaki tanpa beralaskan apapun ini menginjak pecahan-pecahan beling yang sedari tadi jatuh. Sengaja saat mencuci piring tadi, ku lepaskan sepatu dan kaos kakinya karena bagian bawah wastafel itu bocor, membuat tetesan air itu mengalir bebas. Ku lihat darah di telapak kakiku sebelah kanan ini, sudah mulai mengeluarkan cairan berwarna merah segar. Segera ku ambil pecahan beling itu.

"Aduuuhhhh...... Astaga sakit banget!!" fix ini hari yang paling sial bagi ku. Udah kaki, sekarang tangan pula. Cobaan apalagi ini? Tak ingin terluka untuk kesekian kalinya, segera ku cuci kaki dan tangan ini yang sempat terluka. Hadehhh apes banget sih hari ini. Untung tangan sama kaki yang terluka, coba kalau hati? Alaahh, kok jadi baperan gini sih?

"Satu... Dua... Tiga...." astaga udah dimulai pula hitungannya, panik-panik, gue panik. Oke, pakai kaos kaki dulu, sip. Tinggal pakai sepatu aja.

"Empat... Lima... Enam.... " suara Kak aqza yang sedang belajar menghitung. Eh, maksudnya mulai menghitung agar seluruh Pasukan Paskibra segera berkumpul di lapangan.

"Sabar kak!! Bentar lagi!!! " sahutku berteriak dari depan ruang kelas IX B. Ya, sekarang aku berada di lantai 2 ,yang mana lantai khusus SMP. Ku percepat memakai sepatu sebelah kiri terlebih dahulu, karena kaki kanan masih lumayan sakit.

"Tujuh... Delapan...." ku percepat langkahnya agar sampai di lapangan tidak terlambat. Bisa dibayangkan berlari dengan kaki pincang. Ohhh... Betapa menyakitkannya ini. Ditambah lagi dengan kaki kanan yang belum terpasang sepatu.

"Bagi yang terlambat, silakan jalan jongkok dari depan ruang guru SD sampai kedepan perpustakaan!! " perintah dari Kak Aqza membuat ku shock seketika. Udah kaki berdarah, tangan berdarah pula. Mana kaos kaki udah bercucuran darah + tangan perih juga. Gimana mau jalan jongkok coba? Udah kaki kanan cuma pakai kaos kaki ada darahnya pula. Padahal udah capek cuci piring, sampai berdarah-darah lagi.
Cobaan apa lagi ini?

Ku mulai membungkukan badan dan kedua kaki ini, dan mulai berjalan jongkok hingga ke depan perpustakaan.
'Berikan Hamba-Mu ini kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan dari 2 tentara ini, ya Tuhan.' gumamku dalam hati, hanya satu yang bisa ku lakukan, berpasrah pada keadaan. Kalau udah kaya gini, gimana lagi? Mau melanggar, ntar dihukum yang lebih berat. Kalau mau jalanin, kaki malah tambah sakit.

Aku mulai mengedarkan pandangan ini di seluruh penjuru lapangan, dan didepan Kak Aqza yang tersenyum jahil melihatku tersiksa seperti ini. Dan, Kak Bagas yabg sedang memperhatikan beberapa anak yang sedang dihukum juga seperti itu.

Setelah berjuang jalan jongkok dengan kaki yang pincang dan darah yang melekat pada kaos kaki ini, akhirnya sampai juga di tempat yang dituju.

"Ambil posisi kalian seperti biasa! " instruksi Kak Bagas pada kami, serentaj kami semua mengikuti posisi.

"BRUUKK!! "

Entah saat aku ingin berjalan, kepalaku terasa pusing, dan terasa berat. Setika pandanganku mulai kabur-kabur tak jelas. Sebelum pandangan ini menghilang, samar-samar ku mendengar anak-anak berteriak histeris memanggil namaku. Entah, jika pendengaran ku tak salah dengar Kak Bagas, terutama Kak Aqza menyebut namaku kencang. Terasa seperti ada yang ada mengangkat tubuhku ini pada gendongannya, dengan darah yang masih mengalir pada kaki dan tangan ku.

Hallo Reader's Tercinta 😘😚
Pakabar gengsss??semoga baik-baik selalu ya😀.

Maaf updatenya sedikit terlambat, karena  jadwal Sekolah yang padat dan PR yang bertubi-tubi, tapi diusahakan akan selalu update buat kakak-kakak tercinta😁😙😘.

Jika ada yang ingin memberi kritik dan saran, dengan senang hati saya menerimanya😁.
Don't forget always smile and happy, with your smile making in the world smile too😘☺.

Don't forget vote and comment guyss😘😗.

HAPPY READING

&

HAPPY WEEKDAYS GUYSS😘😚

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang