Author POV
"Din... Dinda!!!! Bangun!!! " panggil Nathan, pemimpin upacara itu kaget melihat sahabat cewenya itu terkapar tak berdaya dikerasnya aspal lapangan. Karena Nathan kaget, tak pernah melihat sahabat tomboy nya ini pingsan. Yang ia tahu, Dinda ini punya fisik dan kesehatan tubuh yang kuat. Ia tak tahu juga kenapa dengan sahabatnya ini.
"Aqza, lihat kakinya Dinda, kaos kakinya berdarah gitu." Lettu Bagas kaget melihat cairan berwarna merah yang terbalut dengan kaos kakinya itu.
"Astagaa.... Saya bawa Dinda ke ruang UKS dulu, Bang! " tanpa ba-bi-bu dan persetujuan Lettu Bagas, ia mengendong gadis manis itu menuju ke UKS. Terlihat ia sangat panik, bagaimana tidak? Gara-gara dirinya lah Dinda pingsan seperti ini.
'Aqza... Aqza gara-gara kamu, dia jadi pingsan kaya gini. Coba kalau tadi kamu gak kasih hukumannya, pasti gak kaya gini kejadiannya.' gerutunya menyesal atas keteledorannya itu.
"ABG Labil, bangun donk!! Maafin saya ya? Bangun!! " panggilnya berusaha membangunkan gadis yang ia gendong itu.
"Ada apa dengan Dinda Pak Aqza? Kok bisa kaya gini? Ini kenapa kakinya berdarah?" berondong Bu Shinta panik setibanya Letda Aqza, Bu Shinta amat panik terhadap murid kesayangannya itu.
"Dinda pingsan Bu. Apa ada perban Bu? Soalnya buat tutupin luka di kakinya." tanyanya cepat, karena melihat darah dari kaki gadis itu mengalir setelah tak henti saar terkena pecahan piring tadi. Bu Shinta pun segera mengambil kotak P3K di ruang tersebut, untuk mencari apa yang dibutuhkannya.
"Astagaa... Perbannya abis Pak. Bentar dulu saya ambil kain aja, buat tutupin lukanya itu." Bu Shinta meninggalkan ruangan tersebut untuk mengambil kain bersih itu.
Selang beberapa menit, Bu Shinta sudah membawakan kain untuk menutup luka dikaki itu.
"Pak Aqza, darah dari kakinya Dinda gak berhenti-henti." Panik Bu Shinta saat melihat darah itu menembus dari kain yang baru dipasangkan tadi.
"Kalau gitu, saya bawa ke Klinik sekitar sekolah ini aja Bu" saran Letda Aqza.
"Yaudah Pak, saya juga ikut. Pakai mobil sekolah saja Pak! " Bu Shinta segera memanggil salah satu supir sekolah untuk membawa mereka ke klinik sekitar sekolah.
Segera mobil sekolah yang bertuliskan
'SD-SMP-SMA CITRA BHAKTI' mulai membelah padatnya jalan raya tersebut. Klinik terdekat dari sekolah, ternyata jaraknya lumayan jauh ternyata.
Gadis manis yang belum sadar itu, segera mau ke klinik itu. Cukup lama di ruang periksa, Dinda didalam ruangan itu tak sadarkan diri dari pingsanya."Pak Aqza, saya mau ke kasir untuk bayar dulu ya? " pamit Bu Shinta pada Letda Aqza yang sedang duduk di kursi tunggu dengan muka panik terpampang jelas.
"Iya Bu, silakan! "
Sekarang hanya dirinya menunggu didepan ruangan dimana Dinda berada didalamnya. Panik dan takut dengan keadaan gadis itu, karena gara-gara dirinya Dinda pingsan seperti ini.Aqza POV
Saya menunggu didepan ruangan Dinda itu diperiksa. Gara-gara saya 'ABG Labil' itu pingsan. Entah sudah berapa kali saya menyesal atas kelakuan tak sengaja ini. Tapi yang bikin saya heran, kenapa kakinya itu berdarah? Kalau gak salah lihat, tangannya juga berdarah. Tapi, tak sebanyak darah yang dikeluarkan dari telapak kakinya. Memang benar ungkapan 'Penyesalan selalu datang terlamabat'. Dan itulah yang aaa rasakan pada saat ini.
"Keluarga Pasien? " tanya seorang yang menggunakan jas putih, dengan stetoskop yang menggantung di leher itu. Dialah dokter yang menangani Dinda. Dengan cepat saya menghampiri dokter tersebut untuk mengetahui keadaan si 'ABG Labil' itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romance😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...