#51 Is This The End?

3.6K 205 44
                                    

Keadaan rumah Bu Detta dan Pak Hendra ini ramai sekali. Tamu-tamu pun sudah mencicipi satu persatu kue dan makanan berbagai jenis yang sudah disediakan oleh sang tuan rumah.

Acara syukuran pun sudah selesai. Tetamu asik dengan kegiatannya masing-masing, berbincang ria dengan kawan lamanya, bernyanyi lagu-lagu lama, dan makan-makan.

Dinda, gadis ini sibuk sekali kelihatannya. Lihat saja, ia sudah bolak-balik dari dapur ke ruang tamu untuk mengantar dan mengambil makanan. Ya, memang dia sudah berniat membantu dalam syukuran ini. Tak hanya sendiri ia melakukannya, karena Aqza, kekasihnya itu juga ikut membantu.

"Duh, Nisa makin cantik aja kamu. Gimana kabar kamu, Nis?" Tanya Bu Detta pada wanita yang lumayan cantik dan tinggi itu.

"Puji Tuhan, Tante, kabar Nisa baik-baik aja. Tante gimana nih? Udah sukses aja nih Tante, kliniknya udah ada di mana-mana ya." Respon gadis ini yang diketahui bernama Nisa itu.

"Ah, bisa aja kamu, Nis. Oh iya, makasih ya udah sempat-sempatin datang ke sini, padahal jadwalmu sibuk ya?" Kata Bu Detta merasa tak enak pada gadis itu.

"Ya Tuhan, gak apa-apalah, Tante. Jadwal praktek Nisa di klinik lagi kosong kok. Memang sengaja Nisa meminta libur untuk hari ini, karena kan udah janji mau datang ke syukuran Tante." Jelas Nisa pada wanita yang satu profesi dengan dirinya itu.

"Duh, Tante jadi merepotkan kamu, Nis." Kata Bu Detta merasa tak enak.

"Tak apalah, Tan. Lagi pula, udah lama juga Nisa gak main ke tempat Tante, hehehe...." jawab Nisa dengan nada cengegesannya itu.

"Bang, kue ini taruh di bagian sebelah mana nih?" Tanya seorang gadis yang memakai baju kemeja berwarna putih bermotif, dan celana jeans panjangnya itu.

Ya, dialah Dinda, yang sedang sibuk membawa kue-kue untuk diberikan kepada tamu-tamu, tentunya dibantu oleh kekasihnya, Aqza.

"Taruh di depan ibu-ibu yang pakai baju kuning itu aja, Dek. Soalnya Ibu-ibu itu lagi ngobrol." Saran Aqza pada Dinda, kekasihnya itu.

Dinda pun berjalan menuju tempat yang ditunjukin oleh Aqza. Begitu pula Aqza, ia juga ikut meletakkan kue-kue yang ia bawa dengan piring, untuk tamu lainnya.

"Bang, sini dulu! Nih, Mama mau kenalin kamu sama anak temannya Mama, Bang." Panggil Bu Detta terhadap anaknya itu yang sedang berjalan berdua menuju ke dapur bersama dengan Dinda.

"Dek, temenin Abang ke sana ya?" Ajak Aqza beralih ke kekasihnya.

"Janganlah, Bang, kan yang dipanggil hanya Abang, masa Adek dengan santainya ikut sih." Tolak Dinda halus, merasa tak enak.

"Gak, pokoknya kamu temenin Abang ke sana!" Paksa Aqza tak mau tahu. Ia pun langsung mengenggam tangan milik Dinda itu, sembari berjalan menuju ke arah Mamanya dengan satu wanita muda itu.

"Ngapain kamu ajak Dinda, Bang?" Tanya Bu Detta ketus sembari melirik tajam ke arah Dinda.

"Biarlah, Ma. Kan Abang yang suruh Dinda ikut Abang ke sini." Balas Aqza tak mau tahu.

Gadis yang bernama Nisa, yang daritadi bersama Bu Detta itu menatap pemandangan di depannya itu. Ya, pemandangan Aqza dengan Dinda saling berpegangan tangan.

"Kenapa Tante Detta mau kenalin aku dengan anaknya ini yang sudah punya pacar?" Gumam Nisa dalam hatinya itu.

"Bang, ini Nisa, cewe yang Mama kenalin sama kamu." Dengan santainya Bu Detta berucap seperti itu. Apalagi di depannya itu bukan hanya ada anaknya dan Nisa, tetapi ada Dinda, kekasih dari anaknya itu.

"Ma, sudah berapa kali sih Abang harus menegaskan ke Mama? Abang tuh udah punya Dinda, Dinda itu kekasihnya Abang, Ma!" Tegas Aqza berulang-ulang pada Mamanya itu.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang