#49 Visiting The CAMER House

3.5K 195 14
                                    

Dinda POV

Pagi yang indah, udara yang sejuk, keadaan damai di Kota Bogor. Ya, memang hari ini aku sedang berada di Bogor, suasana asri dan sejuk aku rasakan di sini.

Tepatnya di Perumahan Bogor Nirwana Residence, Jawa barat. Aku tidak sendiri di sini, tetapi berdua dengan Kak Aqza. Yap, Kak Aqza sudah meminta izin cuti kepada atasannya dan juga kepada Komandan Rendy. Bukan hanya sekedar main ke sini, tetapi aku dan Kak Aqza juga ke Bogor karena acara syukuran atas sudah resminya klinik yang telah dibuat lagi oleh Mamanya itu. Memang pekerja keras sekalilah orang tuanya Kak Aqza, tentunya juga menurun pada anaknya yang bekerja sebagai Prajurit ini. Hal itulah Kak Aqza meminta izin cuti kepada atasannya, karena syukuran atas Mamanya itu.

“Dek, gimana suasananya di sini? Enak gak?” Tanya Kak Aqza sembari kami mengeluarkan barang-barang dari mobil milik Kak Aqza yang sudah ada di depan rumahnya itu.

“Suasananya enak, Kak. Adem dan masih asri, walaupun ini perumahan.” Jawabku antusias menjelaskan padanya.

Sekarang barang-barang dan perlengkapan aku dan Kak Aqza untuk beberapa hari di sini sudah berada ada di tangan kami masing-masing. Dan, pintu rumah berwarna gelap itu masih tertutup rapat. Terlihat orang-orang berada di dalam semua.

“Ya udah, kita masuk dulu yuk, Dek?” Ajak Kak Aqza sembari mengenggam tanganku dengan tangan kanannya itu, sedangkan tangan kirinya itu masih sibuk membawa tas yang berisi baju-baju miliknya. Aku diam terpaku di depan pintu saja, dan tak ingin melangkah ke dalam.

“Ayo masuk, Dek! Ngapain kamu diam di sini?” Tanyanya bingung melihat sikap aneh baginya yang baru saja aku lakukan.

“Hmm, anu, Kak....” Jelasku terbata-bata, bingung harus mulai darimana aku menjelaskan pada Kak Aqza.

“Anu kenapa sih, Dek? Ngomong yang jelas apa, Dek!” Instruksinya itu padaku.

“Hmm, Adek belum siap ketemu sama orang tua Kakak.” Jelasku sambil menunduk malu.

“Astaga, hahaha.... Kakak kira kamu kenapa, Dek. Belum siap kenapa sih? Toh, kan cuma main ke sini aja dan berkunjung bertemu sama orang tua Kakak, Dek.” Jelasnya itu sambil tertawa. Lagian kekasihnya lagi gugup gini, eh malah dianya ngeledek.

“Ya gak apa-apa sih, Kak. Tapi, ada rasa gimana gitu, Kak.”

“Udahlah, daripada diam dan berdiri jadi patung pajangan di depan rumah, mendingan kita masuk ke dalam aja, Dek.” Ajaknya padaku, masih dalam keadaan tangannya itu mengenggam tanganku yang tidak sedang memegang tas ini.

Tok.... tok.... tok....

“Ya, tunggu sebentar!” Terdengar suara laki-laki yang menyahuti dari dalam rumah yang cukup besar ini. Apa mungkin itu adeknya Kak Aqza?

Ah, tahulah. Aku sudah tak memikirkan itu, yang kupikirkan detak jantungku ini yang semakin keras berdetak sejak sampai di sini. Oh God, help me now!!

Klekkk....

Terdengar suara pintu sudah terbuka. Dan, benar saja feelingku barusan, yang membukakan pintu ini adalah seorang anak laki-laki yang kulihat tingginya hampir sama sepertiku. Terlihat laki-laki ini seketika langsung berlabuh di pelukkan kekasihku, Kak Aqza. Begitupun kekasihku itu membalas pelukan anak laki-laki itu. Aku bisa melihat, bahwa laki-laki ini adalah adek dari kekasihku.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang