#55 Hari Pertunangan

4.4K 213 92
                                    

"Wuahhhhhhhhhh........... kenapa harus berakhir kaya gini?? Hikss.... hiks...." teriak Dinda sekencang-kencangnya di tepian sawah hijau, sepi, dan hening itu.

Hal itu membuat Dinda berteriak dan menangis sekencang-kencangnya. Melepaskan semua beban yang ia rasakan. Tepatnya melepaskan penat dan beban ketika ia harus melepaskan, merelakan hubungan dengan kekasih, Aqza agar dijodohkan oleh Mamanya itu.

Plunggg.....

Plunggg.....

Ia mengambil batu-batu kecil yang ada di sekitarnya itu. Memang di sebelah kanan hamparan sawah tersebut ada kali yang airnya sangat jernih.

Menangis, berteriak, meratapi nasib cintanya itu di pinggir hamparan sawah nan hijau dan kali berair jernih yang besar itu. Seakan-akan alam itu bisa menjadi saksi kesedihannya dan juga menjadi tempat curhat baginya.

Sudah berjam-jam ia berada di sini, entah kenapa alam mempunyai daya tarik tersendiri untuk tempat menyendiri baginya. Hanya berteman dengan kicauan burung, aliran kali, hembusan angin sejuk daerah Pontianak, Pahauman itu. sangat indah dan nyaman bagi dirinya untuk terus berlama-lama di sini.

"Hikss.... hikss.... Bang Aqza, hikss.... hiksss...." dalam tangisnya di pinggir sawah saja ia masih menyebut nama lelaki yang ia sayangi itu.

Jika ia ingat percakapan singkat mereka di Bandara Soekarno-Hatta itu, ia menyadari sungguh bahwa pertemuan mereka itu adalah sebuah pertemuan terakhir bagi mereka.

Dalam hati pun ia masih tak rela jika lelaki yang ia sayang itu harus bertunangan dengan wanita yang tak dikenal sama sekali.

Ia berpikir, bahwa kisah cintanya itu sama seperti masa lalu. Sungguh tak disangka cintanya itu kandas karena perjodohan konyol yang dibuat oleh Ibu Detta itu.

Hanya berteriak dan terus menangis di pinggir sawah itu yang bisa ia lakukannya. Seakan-akan alam itu menjadi teman curhat untuknya, tepatnya tempat sebagai mendengar tangisan sendu dan pilu yang gadis itu rasakan.

Jangan bersedih

Janganlah merana

Hanya gara-gara diputuskan cinta

Bila memang tak ada jodohnya

Lalu mau bilang apa?

Dinda yang mendengar suara musik entah datang dariman itupun tetap mengabaikannya.

Terlebih lagi lirik lagunya itu ada kata sedikit menyindir dirinya.

Mari menari ikuti irama

Kita bergembira berjoget bersama

Hilangkan semua duka lara

Buanglah rasa kecewa

Masih tetap terus melempar batu-batu kecil ke arah kali yang jernih itu. Sebenarnya ia tahu kalau suara lagu itu semakin terdengar jelas, karena posisi yang dekat itu.

Ini lagu baru diciptakan

Diciptakan hanya satu malam

Karena penciptanya orang padang

Lagu ini judulnya

Goyang nasi  padang

Goyang nasi padang

Pake sambal randang

Sama orang Minang

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang