#27 DILEMA

6.2K 274 17
                                    

Aqza POV

Bruukkk........

Saya membaringkan badan ini asal di kasur yang berada di barak Asrama ini. Akhirnya selesai juga misi saya dan Bang Bagas, untuk mengajarkan Paskibra Anak SMA Citra Bhakti. Bahagia jika mereka sukses melaksanakan tugas mereka semua dengan baik, apalagi ketika saya baru sampai di parkiran, seluruh Anak Paskibra berlari menghampiri saya dan menyalami, mungkin yang mereka rasakan saat itu lega, karena sukses melakukan amanah tersebut. Sampai saya lihat, gadis itu memeluk erat Bang Bagas, begitupun Bang Bagas membalas pelukannya itu, bagaikan Bapak dan Anak. Ya, gadis itu adalah Dinda. Saya pun menepati janji ke Dinda, bahwa saya akan datang setelah melaksanakan Upacara di Satuan. Dan, Bang Bagas, Pak Andi, Anas, saya, dan Dinda, mengabadikan moment itu dengan berfoto bareng.

Saat gaya bebas, saya merangkul Dinda, dia pun tersenyum saja ke camera, begitupula dengan saya, saat saya berfoto berdua dengan dia. Sangat manis sekali sekali senyumannya itu. Apalagi ketika saya mengantarkan Dinda hingga rumahnya, tapi ketika saya ingin pulang, Dinda menahan saya pulang, agar mampir dulu ke rumahnya itu, lebih tepatnya rumah orang tuanya. Mau tak mau, saya pun mampir dulu. Baru saja sampai di rumah kedua orang tuanya itu, Tante Dian, Ibunya Dinda menerima kehadiran saya dengan sangat ramah, ditambah lagi adek kecil yang bernama Maria. Sangat lucu tingkah lakunya itu. Saya pun tertawa bahagia ketika melihat Adek-Kakak itu bertengkar, hanya karena adek Maria menganggap saya sebagai Kakaknya, sampai-sampai Tante Dian harus turun tangan memisahkan kedua putrinya, hanya saja gadis manis, Dinda lah yang terkena sebuah jeweran dari Tante Dian.

Melihat aksi konyol Kakak-Adek itu, teringat saya pada Adek lelaki bernama Dyo, yang masih kelas IX, dan tentunya sangat rindu dengan keluarga di Bogor.

Ternyata lucu juga kelakuan Dinda saat di rumah, hahaha....
Memang beda sekali dengan lainnya. Termenung sambil menyenderkan kepala di tembok barak ini.

"Dorrr!!!!!"

"Astagaaaaa......" tiba-tiba Samuel mengangetkan diri ini dari lamunan tadi. Emang nih anak bener-bener ya.

"Lu bisa gak sih, gak usah ngagetin orang kaya tadi? Hah?" Sewotku pada Samuel.

"Hehehe....ya sorry, Za. Abisan lu ngelamun, udah gitu senyum-senyum sendiri lagi. Kalau nih penunggu barak tiba-tiba masuk ke tubuh lu, abis itu lu keserupan, tahu rasa nanti lu!!" Cerewetnya panjang kali lebar, membuat telinga ini panas dibuatnya.

"Ah, apaan sih lu! Ngelantur aja omongan lu!!" Ketusku padanya, lagian ganggu orang aja sih.

"Kenapa lu senyum-senyum gitu? Gila lu ya? Hah?" Tanya Samuel yang semakin penasaran. Saya pun tak menyahuti pertanyaannya itu, dan kembali tersenyum tak jelas.

Plakkkk.....

"Samuel!!!!!!" Teriakku kencang, baru saja dia memukul kepala ini dengan gulingnya itu. Sedangkan dia masih cengegesan tak jelas. Kayanya nih anak minta ditampol dah.

"Sssttt.... jangan kencang-kencang teriaknya, Za. Lihat noh, udah pada tidur semua, kasihan kalau pada bangun, hehehe....." ya, memang benar hanya Samuel dan diriku ini saja yang masih terbangun malam ini, entah mata ini belum bisa untuk dipejamkan. Sedangkan Samuel? I don't know and i don't care about him, hahaha.....

"Sekali lagi lu tabok-tabok gak jelas, gue botakin kepala lu nanti!!" Ancamku sewot.

"Ya janganlah, apa kata cewe gue nanti? Masa iya sih, pas ketemuan kepala gue botak, udah kaya lampu taman sih, kan gak lucu, Za." Terdengar ia tak terima ancamanku tadi, hahaha.... emang enak lu!!

"Hahaha.... bodo amat, biar cewe lu pangling sama lu, Sam. Udah item, botak lagi, hahaha....." saya pun tertawa bahagia melihat respon yang ia berikan, ditambah lagi dengan muka yang tak terima.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang