Dinda POVAstagaaa......serius deh, hari ini adalah hari yang paling indah. Gimana gak senang coba, saat di sekolah dia bikin baper mulu, mulai dari cara dia berbicara, ngajak ngobrol, sampai saat tadi berfoto bareng dia merangkulku.....ahh....dibuat baper tanpa status dan kepastian. Dan yang gak kalah heboh lagi, kami berdua sempat berfoto, hanya saja ini hanya Aku dan Kak Aqza, saat berfoto itu, ia mengandeng tanganku, dan merangkulku erat dengan tangan berototnya itu.
"Dinda!! Itu ada Kak Aqza, kok kamu malah ngelamun-ngelamun aja disini!! Bikin minum dulu sana buat Kak Aqza!" Oh iya, astagaaa.... aku baru ingat ada Kak Aqza di ruang tamu, tadinya dia abis mengantarku ke rumah, ia ingin langsung pulang. Tapi, ku ajak mampir dulu ke rumah, masa iya abis mengantarku, langsung ku disuruh dia pulang? Kan gak lucu banget, iya gak? Ya udahlah ya, mendingan aku ke dapur buat minum untuk Kak Aqza dulu, deh. Tak lupa juga menganti baju yang ku gunakan saat ini.
Sip. Celana jeans pendek dan baju kaod putih sudah melekat pada tubuh ini."Ini Kak, silakan diminum!" Tawarku sambil membawa satu gelas es jeruk, dan pastinya ada es batunya hahaha.....
"Eh, gak usah repot-repot, Din. Makasih ya." Katanya merasa tak enak.
"Iya, gapapa kok, santai aja kak. Kaya siapa aja sih, hehehe....."
"Ya udah saya minum ya, Din?" Ya ellah ngapain sih pakai izin-izin segala, orang udah ditawarin ini.
"Duh, gak usah sok jaim deh, minum tinggal minum aja kali kak."
"Yah, ini kan rumah orang, jadi harus sopan dong, Dinda."
"Hehehe....iya dah iya. Ya udah, minum aja dulu, baru ceramahinnya. Azzz...." ia tersenyum dan mulai menyeruput es jeruk yang ku buatkan untuknya tadi.
"Ini, dimakan ya Nak Aqza! Tante tadi belum buat apa-apa, baru pisang goreng sama bakwan ini aja. Ayo dicobain ya, Nak." Tiba-tiba Mama membawa satu piring yang berisi makanan itu, yang baru saja digorengnya itu. Baik amat kayanya sama Kak Aqza, ini ada anaknya loh, Ma!! Masa gak ditawarin juga gitu? Udah kaya gak dianggap aku disini.
"Aduh Tante, jadi ngerepotin gini. Maaf ya, Tante...." kata Kak Aqza sok malu-malu.
"Gak ngerepotin kok. Udah makan aja gak usah malu-malu, Nak." Tawar Mama ulang padanya.
"Tau sok malu-malu, biasanya malu-maluin juga!!" Celetukku tiba-tiba.
"Hustt!! Dinda omongannya!!" Buset dah diomelin gue. Ini anakmu, Ma!!
"Maaf ya Nak Aqza. Dinda emang orangnya kadang suka ceplas-ceplos gitu." Lah? Emang kenyataan kalau biasanya malu-maluin kok, hahaha.....
"Hehehe....iya gapapa kok, Tante. Udah biasa, jadi saya santai aja sama Dinda, Tan." Kata Kak Aqza santai pada Mamaku. Aku pun meledeknya sambil memeletkaj lidahku ke arahnya.
"Ya udah, Tante tinggal ke dalam dulu ya, Nak Aqza?"
"Kalau ada apa-apa, omelin aja Dindanya, kalau perlu tabok aja, Nak Aqza!!" Iya aja dah ya, daripada ribet lagi urusannya sama ibu-ibu, iya gak? Lebih panjang lagi nantinya.
"Siap, Tante!!" Mama pun beralih dari ruang tamu ini, dan hanya menyisakan Aku dan Kak Aqza di sini.
"KAK DINDA!!! Bagi pelmen dong!!" Tiba-tiba si cempreng, Adekku ini, Maria datang dengan suara menggelegarnya itu. Memang sudah kebiasaan adekku ini, ketika Aku pulang sekolah. Terkadang, satu atau dua permen selalu ada di saku kantong bajuku, biasalah Oppen kan selalu bawa permen, jadi Aku pun selalu diberikan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romance😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...