Tak terasa waktu semakin cepat berjalan. Tepatnya hari ini adalah hari minggu, dimana hari untuk bermalas-malasan bagi gadis manis, Dinda itu. Karena, semalaman ia begadang, karena habis menonton film, entah film apa yang ia tonton itu. Bagi dirinya, yang penting film itu asik untuk di tonton. Terlalu keasikan menonton, hingga ia lupa waktu. Bisa di lihat waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, gadis manis itu masih menikmati dunianya di alam mimpi.Sreekkk....
"Dinda!! Bangun udah siang nih. Nanti kita mau ke Gereja, Dinda!!" Teriak Mamanya itu sambil membuka gorden itu dan membiarkan cahaya matahari pagi yang menyambut hari yang indah ini.
"Hoaaammmm....." menguapnya pelan saat membuka matanya itu dan mulai mengerjapkan matanya yang sedikit silau karena sinar matahari itu yang menembus jendela kamarnya itu. Mau tak mau, ia harus sadar dari alam tidurnya, apalagi mendengar suara Mamanya tadi.
Dinda mengubah posisinya dari tiduran menjadi duduk, terlebih dahulu ia berdoa untuk mengawali segala aktivitas di hari yang baru ini, karena masih diberikan nafas kehidupan hingga hari ini. Setelah berbincang dengan yang Mahakuasa, ia mulai berjalan ke arah kamar mandi untuk menyikat gigi dan membersihkan mukanya agar terlihat lebih fresh dan tidak kelihatan muka bantalnya tersebut.
Tak lupa juga ia melakukan kewajibannya di rumah saat ia libur. Sapu, ngepel rumah, beres-beres rumah. Itulah yang ia kerjakan ketika berada di rumah.
Waktu sudah menunjukan pukul 08.40 WIB. Mereka semua, Bapak Rama Prasetya, Ibu Dian Larassati, Maria Larassati Agustina, dan Dinda Larassati, satu keluarga yang sudah siap untuk pergi ke Gereja. Jarak dari rumah ke Gereja Santo Barnabas lumayan dekat, kira-kira hanya membutuhkan waktu 15 menit, karena Gereja Santo Barnabas masih berada di daerah Pondok Cabe, tepat dimana Keluarga Bapak Prasetya dan Ibu Dian Larassati itu tinggal.
Misa minggu ini dipimpin oleh Romo Felix, bisa dibilang Romo yang paling ganteng, tapi sayangnya ia tidak boleh berpacaran bahkan menikah. Itulah aturan di Agama Katolik, jika seseorang ingin menjadi seorang Romo, ia tidak diperbolehkan untuk menikah.
Tak terasa Misa di Gereja Santo Barnabas sudah selesai dari 5 menit yang lalu. Satu keluarga bahagia itu menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan yang mereka gunakan saat pergi ke sini.
Aqza POV
"Tumben banget Misanya lebih cepat ya, Sam?" Tanyaku pada Samuel yang sembari berjalan ke parkiran.
"Iya ya, gapapalah. Lebih cepat, lebih baik Za, hahaha...." jawabnya cengegesan, dasar Samuel-samuel. Dari dulu emang gak berubah.
"Hahaha dasar....." kami berdua tertawa bahagia gak jelas, bisa dibilang saat ini kami menjadi orang gila sementara. Karena si Samuel masih ketawa tak jelas di belakang sana, akhirnya saya jalan terlebih dahulu ke parkiran, sedangkan dia masih berada dibelakang sana.
Bruuukk....
"Ahhh!!"
"Ngapain sih Za berhenti gak jelas jelas?!! Sakit tahu gak sih, kalau mau berhenti kasih kode gitu kek, atau ngak klakson dulu napa!" Cerewetnya panjang, sebenarnya saya dengar ngedumel nih anak satu, emang saya kendaraan apa ya yang bisa klakson-klason gitu? Aneh kamu, Sam.
"Ssttt diam!! Lihat itu kesana!!" Suruhku menunjuk ke arah seorang gadis tinggi yang menggunakan kemeja putih, celana jeans hitam, dan sepatu ketsnya itu, dan rambut sebahu yang tergerai bebas. Saya tahu dan kenal gadis itu, cara jalannya juga sama, sama kaya....
"Dinda!!" Teriakku memanggil nama gadis itu.
"Ngapain sih lu Za teriak-teriak gitu? Malu tahu gak sih teriak-teriak kaya orang gila!" Protes Samuel padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romantik😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...