#52 Sebuah Kenyataan?

3.9K 207 20
                                    

Dinda POV

Ku tatap dua bola matamu

Tersirat apa yang kan terjadi

Kau ingin pergi dariku

Meninggalkan semua kenangan

Menutup lembaran cerita

Oh sayangku aku tak mau

Ku tahu semua akan berakhir

Tapi ku tak rela lepaskanmu

Kau tanya mengapa aku

Tak ingin pergi darimu

Dan mulutku diam membisu

Salahkah bila diriku

Terlalu mencintaimu

Jangan tanyakan mengapa

Karena aku tak tahu

Aku pun tak ingin bila

Kau pergi tinggalkan aku

Masihkah ada hasratmu tuk mencintaku lagi ?

Apakah yang harus ku lakukan?

Tuk menarik perhatianmu lagi

Walaupun harus menunggu

Agar kau tetap di sini

Lihat aku duhai sayangku

Salahkah bila diriku

Terlalu mencintaimu

Jangan tanyakan mengapa

Karena aku tak tahu

Aku pun tak ingin bila

Kau pergi tinggalkan aku

Masihkah ada hasratmu tuk mencintaku lagi ?

Lagu berjudul Salahkah Aku Terlalu Mencintamu yang dinyayikan oleh gadis bernama Fatin itu mengalun merdu dari handphone milikku ini, sembari duduk bersila di balkon rumah ini.

Langit berwarna orange mulai terlihat dan kupandang warna indahnya itu. Pertanda sang senja sudah hadir, dan akan segera digantikan oleh cahaya rembulan.

Walaupun langit sekarang sangat indah dan terlihat sedang bahagia, tak bisa dipungkiri keadaan hatiku tak seindah dan secerah langit saat ini. Mendung dan hujan, itulah yang kurasakan akan hati ini. Pilu? Sangat. Apalagi mendengar ucapan Tante Detta.

"Lebih baik kamu menjauh saja dari anak saya, Aqza. Kamu tahukan kalau Aqza akan saya jodohkan dengan gadis yang bernama Nisa itu? Kalau kamu sayang dengan Aqza, biarkan dia bersanding dengan wanita yang lebih baik darimu!"

Menohok sekali pas hati ini perkataan Tante Detta, perkataan itu sama saja menyuruh aku untuk putus dan mengakhiri hubungan dengan kekasihku, Bang Aqza.

Ya, saat sebelum aku kembali ke rumah, aku sempat berpamitan pada Tante Detta dan bersalam. Tapi, kalimat itu saja saja yang aku terima saat berpamitan padanya. Sakit sekali mendengarkan kalimat itu. Semua perkataan yang Tante Detta berikan itu tergiang jelas dan aku ingat terus menerus, padahal aku sudah lupakan dan buang jauh-jauh. Tetapi, entah mengapa selalu saja kembali menghantui dalam pikiran aku.

Tapi, aku dan Abang Aqza tetap menjadi sepasang kekasih, dan Abang Aqza bilang, kalau kita akan berjuang bersama meminta restu dari Tante Detta, dan tepatnya agar kekasihku tak dijodohkan dengan wanita berprofesi sebagai dokter, yang bernama Nisa itu.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang