Malam minggu telah tiba kembali, para pasangan muda-mudi pun mulai pergi untuk hang out dengan kekasih mereka. Begitupula dengan tentara yang bernama Aqza ini, dia juga ingin pergi dengan Dinda, sang kekasihnya itu. Ya, beginilah jika Aqza sudah bebas tugas saat malam minggu, ia tak menyia-nyiakan waktunya itu, hanya untuk duduk, tiduran, main gitar di barak dengan kawan sejenisnya.
"Za, mau ke mana?" Tanya Dodi tiba-tiba sudah ada di samping kendaraan motor ninja berwarna hijau hitam ini.
"Biasalah, jalan-jalan malas ngedekap di barak mulu, malming gini mah jalan-jalan atuh." Sahut Aqza dengan santainya terhadap Dodi, dengan tampang melasnya ia menanggapi Aqza.
"Ah, sedih kali lah nasib diri ini." Jawab Dodi sambil menunduk lesu. Aqza yang melihat kawannya itu, ia hanya tertawa menanggapinya tanpa memberi solusi apapun.
Segera ia menstater motor ninjanya itu dan memakaikan helm tepatnya di kepalanya. Dan, akan segera menjalankan motornya itu.
"Lah? Lu ngapain di sini? Turun gih sana! Gue buru-buru nih ah!!" Bagaimana Aqza tak kesal dan marah-marah, Dodi dengan pelannya langsung duduk santai di jok motor belakang yang kosong tak ada siapa-siapa itu.
"Ayolah, Za, ajak gue. Masa lu tega amat sih ninggalin gue di barak sama kucing gue, si Komeng. Sadis amat lah, kau!!" Rengek Dodi seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen. Tapi, hal ini beda kasus dengan Dodi, dia merengek agar bisa ikut dengan Aqza pergi.
"Ih, ngapain sih lu?!! Turun gih sana!!" Paksa Aqza agar anggotanya ini turun dari motornya.
"Gak mau!!" Yang disuruh pun juga batu dibilanginnya.
"DODI!!!" Teriak Aqza gemas dengan kawannya ini.
"Iya, kenapa, Za?" Santai sekali Doni berucap sambil tersenyum tanpa bersalah.
"Turun dari motor saya. Ini perintah!!" Terdengar ini suruhan sebagai perintah kepada Sersan Satu Dodi.
"Maaf sebelumnya, Pak Letnan, ini diluar tugas, jadi sorry-sorry nih yee, saya langgar dulu." Aqza mengacak-acak rambutnya yang baru saja ia lepas helmnya, ia frustasi dengan rasanya menghadapi anggota macam Dodi, untung saja hanya ada satu jenis doang di batalyon.
"Ahh!!! Dasar lu ya, bikin gue frutasi ngehadapin tentara kaya lu, untung hanya satu species yang kaya gini!!"
"Lu kata gue hewan apa ya, pake disangkut pautkan dengan species."
"Bodo amat, mending lu turun, Dodi!" Paksa Aqza lagi.
"Ah, banyak ngemeng lu. Cepetan jalan, keburu terlambat nanti!" Udah numpang banyak ngomong lagi.
"Lihat aja nanti kalau lagi piket, gue suruh sikap tobat kau nanti!!" Ngedumel Aqza sembari memakai kembali helmnya ini.
"Udah deh, kebanyakan mantra lu ah!! Percuma juga gue gak bakal turun." Memang cari ribut nih anak muda satu.
"Tabahkan hambaMu ini, ya Tuhan." Ucap Aqza sambil mengelus dadanya itu, tabah.
~¤¤¤~¤¤¤~¤¤¤~
Tak menunggu lama, sampailah mereka berdua, Aqza dan Dodi sudah sampai di 9's, tempat di mana anak muda berkumpul di sini sekendar cari angin di malam minggu. Begitupun dengan Aqza dan Doni, si perusuh yang nebeng motor dan nebeng malming bareng dengan Aqza. Terlihat di sana ada empat kursi dan meja di tengahnya berwarna coklat yang dipadu dengan gambar-gambar anak muda jaman sekarang.
Di empat kursi tu, sudah ada dua wanita yang duduk di sana. Satunya memakai hijab berwarna hitam dan baju kotak merah-merahnya itu, dan satu gadis yang memakai baju putih garis-garis, dan rambut sebahunya yang hitam legam tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romance😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...