#12 Nenek Pembawa Kebahagian

7.5K 364 9
                                    

Aqza POV

Ternyata Dinda itu orangnya asik juga. Saya kira dia itu orangnya judes, jutek, pendiam. Hal itu diluar ekspetasi saya, buktinya dia orangnya baik, murah senyum, ramah, manis, dan aktif pula di semua kegiatan sekolah. Buktinya dia ketua OSIS, yang saya tau sih ketua OSIS itu harus bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya itu. Walaupun dia itu rada-rada sableng, dan rada tomboy, saya tau dia tomboy karena melihat cara dia duduk ketika berada diatas motor. Mana ada cewe tulen yang duduknya ngangkang?? Apalagi pakai rok sekolah kaya tadi, yang saya tau sih, kalau cewe kalem, tulen yang menggunakan rok duduknya miring atau menyamping, entah itu ke kiri ataupun ke kanan. Hal itulah yang membuatku memberikan jaket yang saya gunakan untuk menutup pahanya yang sedikit terbuka karena posisi duduknya yang salah saat di motor, apalagi saat para lelaki menatap tajam kepada perempuan yang saya bonceng dibelakang. Hal itu membuat saya kesal.

Entah apa yang saya rasakan saat berdekatan dengan si 'ABG Labil itu, ya siapa lagi kalau bukan Dinda. Saya pun tidak tahu juga sejak kapan saya bisa membuat nama panggilan si gadis itu, dengan ada tambahan embel-embel 'ABG Labil', dan kata-kata itu keluar langsung dari mulut ini. Dan, itinya saya senang dengan membuat serta memberikan embel-embel untuk si gadis SMA tersebut. Lagi juga dia sendiri dia sih, tadi katanya gak mau ikut ke Asrama, eh tiba-tiba saat saya ingin menjalankan motor, dia malah menahannya. Sontak membuat motor yang saya naiki, aaya hentikan sementara. Dan dia bilang "Yaudah, saya ikut ke Asrama." Apa itu namanya gak labil? Dasar ABG Labil.

Ketika kami berdua sudah sapai di dekat jalan Asrama Yonkav 9 Cobra, tiba-tiba saja ada seorang nenek tua yang menyebrang jalan tanpa melihat kiri dan kanannya. Hal itu membuat motor yang saya kendarai mengerem mendadak, sontak membuat gadis SMA yang ku panggil 'ABG Labil' itu melingkarkan kedua tangganya tepat di perut kotak-kotak saya. Sangat erat sekali ia memelukku, mungkin karena ia merasa kaget saat motor kni mendadak berhenti.

Dag.... Dig..... Dug.....

Ya Tuhan, tolong hentikan irama jantung yang tak karuan ini. Entah, sepertinya tubuhku berkeringat dingin saat 'ABG Labil' ini memelukku erat seperti ini. Saya tak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan saat ini. Kurasakan perlahan-lahan pelukan itu mulai merenggang. Ternyata dia sudah berdiri tepat di sampingku, sedangkan posisiku masih duduk membatu diatas motor ini.

"Eh, pak 'tentara item'. Situ bisa naik motor gak sih?" tanyanya marah.

"Kalau saya gak bisa naik motor, daritadi kita udah nanti disini gara-gara nabrak nenek-nenek itu!! Dasar 'ABG Labil'!!" sahutku tak kalah emosi. Sembari menunjuk seorang nenek-nenek tadi yang jatuh itu. 'ABG Labil' itupun mengikuti arah yang saya tunjukkan, seketika ia menghampiri sang nenek yang tadi menyebrang jalan sembarang. Saya pun mengikuti gadis berseragam SMA itu dari belakang.

"Nek, nenek gak apa-apa kan??" tanya gadis berseragam putih abu-abu itu khawatir. Ternyata 'ABG Labil' ini baik juga, jiwa sosialnya tinggi, pikirku melihat aksinya itu.

"Ne.. Nenek tidak apa-apa Cu!" jawabnya pelan sekali dengan yang sedikit gemetar. Terlihat sekali nenek ini shock, setelah kejadian barusan.

"Nek, lain kali kalau mau menyebrang jalan lihat kanan-kiri dulu ya?" ucapku berusaha menasehati nenek tersebut, karena kelalaian itu dapat membahayakan orang lain, bahkan dirinya sendiri.

"Auuu..... Kenapa sih Din??" jeritku kesakitan karena tangan mungilnya itu mencubit lengan berotot ini.

"Kalau mau nasehatin orang, ngomongnya tuh pelan-pelan. Apalagi iti orang tua, jangan samain kaya mau Kasih instruksi ke anggota sesama Prajurit Anda, pak 'tentara item'." jawabnya santai. Masa sih nada bicara saya keras?? Perasaan biasa aja deh.

"Iy.. Iya Cu. Maafkan Nenek ya Cu? Gara-gara Nenek kalian jadi bertengkar seperti ini." sahut Nenek ini lembut sekali.

"Tidak Nek, ini bukan salah Nenek kok. Tapi, ini salah si 'tentara item' ini." celetuk Dinda melirik sekilas ke dengan menampakkan senyum jahilnya.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang