Aqza POV
Astaga, ini udah jam 2 lewat lagi. Mana jalanan macet pula. Semoga aja Bang Bagas sampai di sekolah duluan deh, biar latihannya gak di undur-undur lagi waktunya. Daritadi saya melirik jam di tangan ini yang sudah menunjukan 14:15 WIB, sudah dipastikan hari ini saya terlambat ke sekolah SMA Citra Bhakti untuk melatih Paskibra mereka. Hal itu, karena tadi ada panggilan mendadak dari Komandan, dan gak mungkin juga saya diamkan bahkan mengabaikan perintah Komandan, bisa-bisa habis riwayat saya.
Haduhhhh....mana jalanan rame banget lagi, udah rame macet pula. Saya pun cukup ngebut dan buru-buru membawa motor ini untuk mengarah ke tempat tujuan."Woiii!!!! Situ bisa naik motor gak sih???!!" Saya cukup kaget saat ada pengendara motor itu berteriak. Mungkin gara-gara saya tiba-tiba lewat di depan motornya itu, membuat pengendara motor itu kagok mengerem motornya itu. Saya pun masih terpaku dan duduk diatas motor ini. Dari kejauhan saya melihat teman yang duduk dibelakang pengendara itu sepertinya berusaha memberhentikan yang pengendara tadi itu yang masih ngedumel gak jelas.
"HATI-HATI DONK KALAU NAIK MOTOR! KITA HAMPIR CELAKA GARA-GARA SITU!!" Waohh...kencang juga tuh anak teriaknya. Dikira ini hutan apa ya? Udah tahu rame banget ini jalanannya, bisa aja tuh bocah teriak-teriak gitu. Mana masih pakai seragam sekolah pula, ck....ck....ck....
Saya pun menghampiri pengendara itu yang masih menggunakan helm yang menempel lekat pada kepalanya itu. Betapa kagetnya saya, ketika melihat anak itu membuka helm dan masker yang menutupi mulut serta hidungnya itu, saat membukanya berbarengan dengannya.
"KAK AQZA!!"
"DINDA!!"
Teriak kami berdua kaget, apalagi yang maki-maki dan teriak-teriak gak jelas ke saya itu adalah si 'ABG Labil' ini.
"Eh... apa kabar Kak Aqza? Hehehe..." tanyanya dengan nada cengegesannya itu. Alaahhh, basi banget nih bocah satu, tadi aja ngomel-ngomel, teriak-teriak gak jelas ke saya. Sekarang? Sok baik banget, pakai basa-basi tanya kabar segala pula. Kaya gak pernah ketemu bertahun-tahun aja.
"Tadi kayanya ada yang ngatain dan bilang kalau saya gak bisa bawa motor ya? Hah? Siapa ya itu?" Jawabku ketus. Dan, mengabaikan pertanyaan basinya itu tadi.
"Hehehe.... ngak kok, ngak. Tadi saya lagi test suara aja nih, sekalian manggil tukang mie ayam itu tuh." Alasannya itu sembari menunjuk ke arah pedangang mie ayam tersebut yang sedang mangkal tak jauh dari posisi kami saat ini.
"Mungkin Kakak salah denger kali, hehehe...." elaknya tak mengaku, emang nih anak suka banget ngeles, dah kaya bajaj. Dasar 'ABG Labil'
"Mau pesen berapa mie ayamnya Neng?" Nah loh kan, tuh tukang mie ayamnya nyadar kalau tadi di tunjuk-tunjuk.
"Eh, ngak. Siapa yang pesen mie ayam Bang? Atuh si abang ngelamun aja sih, jadinya gak fokus gitu kan, hehehe...." emang bener-bener nih anak ya, parah banget. Kasian juga tuh Abangnya di kerjain sama anak SMA.
"Oh kirain teh tadi Neng yang pesen. Maaf atuh Neng?"
"Eh, iya. Maaf ya Bang." Akhirnya pedagang mie ayam tadi kembali ke tempatnya tadi, untuk menjajahkan jualannya itu. Kasian, kasian, kasian. Sabar ya Bang....
"Parah ya kamu, kasian tuh Abangnya." Sahutku pada Dinda yang masih melihat perginya Abang mie ayam itu.
"Strategi itu Kak, hehehe...." jawabnya bercanda dengan cengegesannya itu.
"Suka-suka kamu dah ya. Pusing saya melihat aksi anehmu itu, Din." Ceplosku tiba-tiba dan tak sengaja keluar begitu saja.
"Lah? Kan Kak Aqza duluan yang tiba-tiba main nyelonong aja bawa motornya. Coba aja kalau misalnya pelan-pelan, gak kaya tadi bawa motornya. Dah kaya emak-emak ngantri sembako aja, takut kehabisan!" Cerewetnya tak mengaku salah. Lah, lebih parahnya lagi saya di sama-samain kaya emak-emak pula. Nih anak waras gak sih otaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Романтика😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...