Aqza POV
Tin...tin....tin......
Sahut-sahutan suara klakson dari setiap kendaraan yang di jalan ini sangat ramai dan cukup menggangu pendengaran saya ini. Oh iya, saat ini saya akan menuju ke SMA Citra Bhakti. Tapi, kali ini bukan untuk urusan tentang Paskibra, ada hal yang lain membuat saya harus ke sekolah tersebut.
Ya, apalagi kalau bulan masalah hati dengan si gadis manis, Dinda. Memang saat kami berdua chattingan kemarin, saya menanyakan ia pulang sekolah jam berapa, dan katanya ia pulang jam 16.00 WIB. Saya melirik jam di pergelangan tangan ini, waktu masih menunjukkan pukul 15.35 WIB, sengaja saya tidak mengatakan kalau hari ini saya akan menjemput saat pulang sekolah nanti. Saat ini, saya masih menggunakan seragam loreng kebanggaan ini, maklum baru pulang.
Cukup memakan waktu lama, akhirnya saya sampai juga di sekolah ini. Saya melihat seluruh siswa sudah mulai berhamburan keluar pagar, khususnya kelas XII itu. Tapi, belum ada tanda-tanda orang yang saya ditunggu itu keluar dari ruang kelasnya. Ya, tak apalah menunggu sebentar, mungkin dia lagi ada urusan, secara dia kan murid kepercayaan semua guru.
"Kak Aqza!!" Tiba-tiba ada lelaki tinggi yang masih menggunakan seragam putih abu-abunya, dan tas berwarna coklat yang besar itu di punggungnya, menghampiri saya. Ya, itulah Nathan. Pemimpin upacara 17 Agustus kemarin.
"Hallo, Nathan!!" Sapa saya padanya, ia pun menyalami punggung tangan kanan saya ini.
"Apa kabar Kak Aqza? Udah lama gak ke sini." Katanya itu yang penasaran.
"Puji Tuhan, kabar baik. Iya, baru sekarang bisa ke sini lagi. Apa kabar kamu, Than?" Saya pun sambil menepuk pundaknya pelan.
"Ya, yang kakak lihat sekarang, hehehe....kabar baik juga kak."
"Oh iya, Kak Aqza mau ketemu sama Pak Andi ya?" Ucapnya lagi pada saya.
"Oh, gak saya mau ketemu sama Dinda."
"Ehm, makin deket aja nih sekarang, hahaha...." ledeknya itu pada saya, seakan-akan tahu apa yang terjadi.
"Ah, bisa aja kamu, Than. Biasa ajalah, hahaha...." kata saya mengelak, bohong.
"Ah, masa sih biasa aja? Bohong kali."
"Hahaha.....ada-ada aja kamu, Than."
"Btw, Dinda udah pulang belum? Kok gak kelihatan." Sambungku lagi. Pasalnya, Dinda belum kelihatan batang hidungnya sedaritadi.
"Bentar lagi juga keluar, Kak. Mungkin lagi doa dulu kali. Soalnya saya bimbelnya kelasnya di pisah." Katanya itu menyahuti pertanyaan saya tadi.
"Eh, tuh Dindanya, Kak!!" Tunjuk Nathan tepat di lorong sekolah tersebut, dan di lorong tersebut memperlihatkan 4 gadis yang masih menggunakan seragam putih abu-abunya itu. Saya bisa memastikan yang perempuan 3 yang sedang bersama Dinda itu adalah, sahabat-sahabatnya. Tania, Christy, dan Nana. Itulah nama ketiga sahabat Dinda, saya bisa melihat persahabatan mereka berempat sangatlah akrab. Mereka berempat pun mulai keluar sekolah. Tapi, yang saya lihat, Tania murid Paskib saya itu, ia memberi kode ke Dinda, sembari menunjuk ke arah saya.
Dinda pun melihat arah yang ditunjukkan oleh sahabatnya, tepat ke saya. Saya lihat, ia sangat kaget melihat ada saya di sini. Ia pun menghampiri di mana tempat saya berdiri sekarang.
"Lah? Kak Aqza ngapain ada di sini? Emang lagi gak tugas? Mau ketemu sama Pak Andi?" Memang gadis yang satu ini, beda banget dari yang lain. Baru juga sampai, dia sudah mengeluarkan jurus pertanyaan-pertanyaannya itu. Cerewet? Memang. Tapi, itulah yang membuat saya suka padanya, ditambah lagi dengan sikap-sikapnya yang lucu dan kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romansa😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...