#35 Happy Day

5.2K 240 74
                                    


"Duh, kayanya ada yang lagi senang nih! Senyum-senyum mulu daritadi." Suara laki-laki yang ia sayangi tiba-tiba keluar dan duduk di teras bersama anak gadis pertamanya ini. Ya, dialah Bapak Rama Prasetya, Papa-nya Dinda.

"Hehehe.....iya dong, Pa!" Jawab Dinda sambil cengar-cengir.

"Iyalah lagi bahagia dia tuh, Pa! Secara anak muda yang lagi kasmaran, alias lagi jatuh cinta tuh, hahaha...." tiba-tiba Ibu Dian, Mama-nya itu ikut datang sambil ikut nimbrung menikmati dinginnya angin malam, dan yang pasti Adek kecilnya itu, Maria. Ia sedang asik bermain dengan mainan barunya yang baru saja dibelikan oleh Bapak Rama Prasetya.

"Jatuh cinta? Sama siapa? Kok Papa gak tahu sih?" Ya, memang Bapak Rama belum tahu perihal anak gadisnya ini sudah dewasa dan sudah memiliki kekasih. Pasalnya, Dinda baru memberi tahu ke Mama-nya saja, kalau dirinya itu sudah berpacaran dengan Letda Aqza.

"Oh iya, Papa belum tahu ya?" Tanya Mama pada suaminya.

"Belum. Apaan sih? Kok Papa jadi gak tahu apa-apa sih!! Kasih tahu dong!" Paksa Pak Rama ini dengan nada keponya.

"Papa tahu gak laki-laki yang namanya Aqza itu?" Tanya Mama memastikan terlebih dahulu.

"Yang tentara itu bukan sih?"

"Yap, betul sekali!!" Sangat antusias sekali Mama-nya Dinda ini meresponnya, Dinda yang melihat kedua orang tuanya yang sedang memperdebatkan kekasihnya itu, ia tersenyum senang.

"Emang apa hubungannya Dinda bahagia gak jelas sama Aqza, Ma?" Terdengar dari pertanyaannya barusan, bisa dikatakan kalau Pak Rama ini masih belum connect.

"Ih, sih Papa kagak nyambung nih. Ya, adalah hubungannya sama Djnda. Wong, Nak Aqza sama Dinda udah pacaran, Pak." Kata Mama akhirnya menjelaskan.

"Hah? Serius? Beneran, Din?" Tanya Pak Rama beralih pada anak gadis pertamanya ini, seakan tak percaya apa yang dikatakan istri tersayangnya itu.

"Hehehe....iya, Pa." Jawab Dinda malu-malu sembari mengangguk kepalanya pelan.

"Sekarang anak Papa udah makin dewasa ya, udah punya pacar. Seorang TNI pula. Papa senang kalau melihat kamu bahagia, Din. Tapi, ingat Din. Jangan membuat Aqza pusing ya, dia sudah sibuk dengan tugas Negara, jangan kamu tambahin lagi." Terdengar wejangan Pak Rama kepada anak putrinya yang sudah dewasa ini.

"Siap Papa!" Jawab anak gadis tertuanya, sembari memberi hormat persis saat ia latihan Paskibra.

"Mentang-mentang pacarnya tentara, sekarang kamu ngomongnya pakai kata "siap"." Ledek Pak Rama semakin menjadi-jadi pada putrinya.

"Iyalah Pa, wong anaknya mau nikah sama tentara, jadi harus ada siap-siapnya gitu, hahaha...." Ibu Dian ikut menambahi.

"Jiah, udah sampai nikah aja dah. Masih lama nih, UN aja belum, udah nikah-nikah aja, hahaha...." canda Dinda menyahuti pembicaraan kedua orang tuanya itu.

"Tau nih Mama-mu udah jauh banget pembahasannya, masih lama kali, hahaha...." ledek Pak Rama pada istrinya tersebut.

"Ya gak apa-apa dong, menyiapkan terlebih dahulu." Jawab Ibu Dian tak mau kalah.

"Sana gih kamu belajar, Din! Bentar lagi UN, kan?" Tanya Mama-nya. Yang ditanya pun mengangguk pasti. "Belajar yang benar, Din. Biar nanti NEM-nya tinggi."

"Iya, Ma. Ya, 3 bulan lagilah kira-kira UN-nya, bentar lagi sih."

"Sana belajar dulu, UN bentar lagi juga. Malah santai-santai aja kamu."

"Ett dah, iya...iya, Ma."

"Belajar yang benar, Din. Jangan pacaran mulu, dan jangan sampai lupa kewajibannya sebagai seorang pelajar, ya belajar." Pak Rama memberikan sedikit wejangan untuk putrinya yang sedang jatuh cinta itu. Mereka berdua bisa memaklumi putri pertamanya itu.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang