"Hmmm....." Dinda membuang nafasnya asal ketika kakinya sudah menginjak lantai di rumah.
"Daritadi sampai rumahnya Din?" Suara lembut Mamanya itu membuat ia merasa tenang setiap berada dekat Mamanya itu. Gadis itu sedang duduk di teras rumahnya sembari melepas tali sepatu yang ia gunakan saat berada di sekolah.
"Udah Ma. Dinda mandi dulu ya Ma?" Pamitnya sambil menenteng tas hitam sekolahnya untuk di letakkan pada tempatnya dan mulai berjalan menuju toilet. Saat berjalan Ibu Dian Larassati, Mama Dinda, menatap heran cara berjalan putrinya itu yang sedikit sengklek alias pincang.
"Din, kakimu kenapa? Kok pincang kaya gitu sih?" Tanya Mamanya penasaran.
"Tadi kena beling, pas lagi cuci piring di sekolah. Tapi, santai aja udah dibawa ke klinik dekat sekolah kok." Jawabnya jujur.
"Kok bisa kaya gitu sih?" Tanya Mamanya semakin mendalam, mau tidak mau ia menceritakan kronologis kejadian saat itu. Cukup panjang bercerita, akhirnya Mama Dinda mengerti.
"HAHAHAHAHA!!!!!" Tawa Mamanya yang keras membuat Anaknya itu menatap bingung atas aksi aneh Mama didepannya itu.
"Kok malah ketawa sih Ma? Anaknya lagi sakit kek gini bukannya di baik-baikin kek. Lah ini? Malah di ketawain!" Protesnya ketus sekali menanggapi aksi tertawa Mamanya itu.
"Lah gimana gak ketawa coba? Pasti itu gara-gara kamu sendiri kan? Mama tahu kali kalau kamu cuci piring, pasti ada aja kelakuan aneh mu itu, hahaha.....pasti itu kamu kerjainnya buru-buru kan?" Jelas Mamanya dengan sedikit meledek putrinya itu.
"Iya. Kok tahu sih Ma? Abisan pas Aku lagi bilas piringnya, tiba-tiba ada perintah biar cepat latihan, Lah Aku buru-buru jadinya. Eh, tiba-tiba piringnya jatuh deh kena kaki sama tanganku." Jelasnya panjang kali lebar pada Mamanya itu.
"Yaudah gih sana mandi dulu. Setelah mandi kamu bebas ngapain aja. Mau jungkir balik sekalipun, kalau udah mandi Mama gak ngelarang kamu." Ibu Dian Larassati, bisa berbicara seperti itu karena ia tahu bahwa anak gadisnya itu sangat males sekali membersihkan dirinya sendiri. Apalagi kalau sudah hari libur, bisa mandinya sore itu. Hanya saja, jika ia lagi rajin mandinya pagi. Memang beda sekali Dinda ini, daripada gadis-gadis pada umumnya.
"Iya Ma iya." Jawabnya langsung melesat ke arah kamar mandi.
Disinilah sekarang gadis itu sedang menguyur dirinya bebas dibawah derasnya shower yang mengalir. Seakan-akan air itu bisa menghilangkan apa yang ia rasakan saat ini. Tenang, damai, dan segar. Hanya itu saja yang ia rasakan di bawah guyuran air itu. Hening, hanya suara percikan air yang terjatuh ke lantai, hanya itu yabg terdengar di telinganya itu, didalam keheninganya kamar mandi. Cukup lama bersemedi dibawah shower, ia mengambil handuk yang tergantung asal di gantungan pintu kamar mandinya itu. Segera ia mengelap seluruh badannya yang basah tadi dan memakai baju santai untuk di rumah.
Bisa dibilang Sinar Bulanlah yang menggantikan Sang Mentari. Entah mengapa gadis manis itu selalu betah dan ingin terus berduduk-duduk santai di lantai atas rumahnya itu, bisa dibilang loteng dari rumahnya. Dimana ia bisa menatap Bulan dan Bintang yang bertebaran indah didasar langit yang gelap itu. Inilah kebiasaannya jika semua aktivitasnya telah selesai dilakukan. Hanya 1 barang saja yang menemaninya, handphone. Barang itulah yang selalu ada disampingnya, jika ia berada di loteng menatap indahnya segala yang ada di langit. Duduk sendiri di loteng ini, biasanya ia memutar musik yang ada di playlistnya itu. Tapi, hari ini ia hanya ditemani dengan dinginnya angin malam yang berhembus dan mulai menyentuh kulitnya itu.
Drrrrttt....Drrrrttt....
Gadis itu sadar dan beralih pandang ke benda yang bergetar itu. Terlihat ada notifcations dari Aplikasi WhatsApp, yang tertera ada 134 messeges from 2 chats. Ia melihat melihat ternyata ada 132 chat gruop kelasnya itu 'FDV#22' kepanjangan dari Force De Vingt, dan angka 22 itu merupakan Angkatan mereka. Dan, 2 dia melihat ada nama 'Tentara item' tertera di chatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story In Paskibra With Army
Romantik😊😘 Mungkin kita tidak tahu kapan, di mana, dan dengan siapa Tuhan akan mengirimkan sesuatu yang indah bagi kita. Ya, inilah yang dialami oleh seorang gadis SMA. Ia tak menyangka bahwa ia akan dipertemukan dengan seorang pria yang adalah jodohnya...