#58 Lamaran

5.6K 221 101
                                    


Aqza POV

"Abang!! Cepetan mandi! Nanti terlambat ke rumah Dindanya!!" suara Mama yang melengking itu memenuhi ruangan tamu ini. Haduh ribet sekalilah Mama ini.

Baru 30 menit yang lalu aku duduk di sofa bersama dengan Adek tersayang ini Dyo. Ya, baru jam 17.00 WIB aku baru sampai rumah, setelah banyak kegiatan di batalyon.

"Bang, segitiga, bulat, kotak, kotak!!" suruh Dyo padaku untuk mengikuti apa yang dia suruh itu, ya bisa dibilang cheat lah.

Yap, betul sekali, aku dengan Dyo sedang bermain GTA dengan playstations milik Dyo ini. Sudah lama sekali aku tidak bermain PS dengan Dyo, apalagi semenjak aku menjadi Abdi Negara, jarang sekali bisa bermain seasik ini.

"Iya, sabar, Yo. Abang ribet nih, udah lama gak main PS." gerutuku agak ribet dengan alat hitam ini, sudah lama tak bermain membuat tanganku tak selihai dulu untuk membuat cheat.

"Bang Aqza, tungguin gue dulu napa! Turunin dulu pesawatnya! Gue belum naik juga, azz...." astaga, sampai lupa, hahaha....ternyata orang di dalam GTA yang dimainkan oleh Dyo ketinggalan naik pesawat yang aku kendarai di permainan ini.

"ABANG!! DYO!! HITUNGAN SATU SAMPAI SEPULUH GAK BERHENTI MAIN PS NYA, MAMA BANTING LAGI ITU YA!" nah lho kan, makin menggelegarlah suara Ibu Detta, alias Mama kami itu. Suara itu membuat Ayah menutup telinganya itu rapat-rapat karena mendengar suara teriakan sang istrinya.

Jangan sampai Mama beneran membanting PS ini lagi. Bahaya jika Mama benaran melakukannya, sudah 2 kali Mama membeli Playstations itu karena ulahnya sendiri. Ya, sebenarnya gara-gara Dyo sendiri sih, kalau sudah disuruh belajar tak pernah dengar, hingga Mama membantingnya, lalu membelinya lagi.

Gawat kalau Mama membanting lagi. Bisa merenggek menangis terus dia itu. Ya, pernah sekali waktu itu dia sampai guling-guling tak jelas karena merengek meminta dibelikan PS baru, karena PS nya itu sempat kebakar karena korseleting listrik. Karena tak tega melihat anak bontotnya itu menangis dan guling-guling tak jelas, mau tak mau Mama dan Ayah membelikannya yang baru.

Liburan semester kuliah kaya gini, mana mau Dyo lepas dari PS nya itu, mustahil. Dyo akan lepas hanya untuk membereskan rumah dan jika suara Ayah atau Mama yang memanggilnya itu.

Ya, sudah semester 3 Dyo berkuliah di jurusan Sarjana Hukum. Kali ini, Dyo sedang mendapatkan liburan semester, hal itulah dia bisa bebas bermain PS, jika kuliah sudah dimulai, tak mungkin dia mendapatkan izin dari Mama dan Ayah bermain PS.

"Nanggung, 10 menit lagi, Ma!" balasku yang sedang asik mengambil alih kemudi pesawat di GTA ini.

"Gak ada 10 menit! Mau sekarang atau Mama banting PS nya? Hah?" teriak Mama sambil asik membenarkan baju dan rambutnya itu. Rempong sekali lah Mama ini.

"Bang, mendarat dulu kita, Bang." perintah Dyo padaku, aku pun menuruti apa yang diucapkan oleh adekku ini.

"Awwww....."

"Aduh, aduh, sakit, Ma. Awww...."

Jeritku dan Dyo bersamaan. Bagaimana tidak, dengan lihainya kedua tangan Mama itu menjewer telingaku dan Dyo.

Itulah senjata Mama yang paling ampuh untuk menyudahi kegiatan bermain playstations kami berdua ini.

"Dyo, cepatan kamu ganti baju dan siap-siap. Kamu udah mandi kan Dek?" tanya Mama pada Dyo, tapi jeweran di telingaku masih belum dilepas. Sedangkan Dyo sudah.

"Udah kok, Ma," jawab Dyo sembari mengangguk. "Pakai baju yang rapi ya, Dek!" suruh Mama lagi pada Adekku itu. Dyo pun mengacungkan jempolnya itu, lalu berlari ke arah kamarnya itu untuk mengganti baju.

Love Story In Paskibra With ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang