Chapter 39: Toko Budak

2.1K 183 1
                                    

Ren dan Yaza sampai di Kota Rasata.

Ren berjalan masuk ke kota bersama seorang gadis berambut hitam pendek, dia cukup cantik karena memiliki darah bangsawan tapi tidak terlalu seksi, hanya gadis dengan penampilan biasa pada umumnya.

Gadis itu adalah Yaza, dia memakai pakaian yang terbuka agar dapat bergerak dengan bebas karena jobnya adalah Assassin maka dia butuh mobilitas yang tinggi.

Mereka ingin menjual berbagaimacam bagian monster yang mereka dapatkan ke guild.

Guild akan menampung semua barang yang didapatkan oleh petualang jika mereka menginginkannya.

Sesampainya di Guild, mereka langsung menghampiri meja resepsionis.

"Kalian menaklukan dungeon Rank A berdua?!"

Saat Ren dan Yaza sedang menjual barang dan melaporkan misi ke Guild, resepsionis yang menangani mereka berteriak.

Dua orang anak kecil menaklukan dungeon Rank A, hanya berdua.

Pada umumnya dibutuhkan satu party yang berisi sepuluh orang untuk menaklukan dungeon yang memiliki Rank sama dengan petualang, tapi mereka hanya berdua, ditambah mereka hanya anak-anak.

Tapi, bukti sudah di tangan sang resepsionis, dia harus bisa menerima kenyataan.

"Umm... Total semuanya 12 Gold, 97 Silver, dan 22 Copper. Hadiah untuk menaklukan dungeon adalah 100 Gold. Kalian harus membuat peta dungeon tersebut dan disumbangkan ke Guild."

"Baiklah, aku akan segera menyerahkan petanya segera." (Ren)

"Terima kasih."

Ren mengambil semua uang tersebut dan pergi ke meja terdekat, dia duduk bersama Yaza.

Ren membagi uang tersebut dengan Yaza.

"Wah... Kita dapat banyak uang..." (Yaza)

Petualang Rank A biasanya hanya menghasilkan 100 Gold per bulan dari misi yang mereka kerjakan, tapi berkat bantuan Ren, Yaza mendapatkan 56 Gold sekaligus.

Melihat Gold yang ada di meja mereka, para petualang di sekitar mereka iri.

"Lihat mereka, masih muda tapi uangnya banyak sekali."

"Ssstt... Mereka itu petualang Rank A, jangan macam-macam."

"Rank A? bocah-bocah itu?"

"Katanya bocah berambut merah itu membayar Guild Master agar dia dijadikan petualang Rank A."

"Mungkin mereka anak bangsawan?"

"Iya, mereka pasti menaklukan dungeon dengan pasukan mereka. Tidak mungkin anak kecil seperti mereka menaklukan dungeon sendiri."

Banyak orang yang membicarakan mereka berdua di aula Guild.

Mendengar komentar orang di sekitarnya, Ren bertanya ke Yaza.

"Aku kira karena kau sudah terkenal karena mencapai Rank A." (Ren)

"Ah... Aku ini berpetualang kemana-mana, tidak diam di satu tempat. Jadi wajar jika tidak ada yang mengenaliku. Sekalinya ada yang mengenaliku, mereka adalah bandit. Hahaha!" (Yaza)

Yaza tertawa dengan bangga di hadapan Ren.

"Apa kau bisa tenang membicarakan hal seperti itu? Jika ada yang mendengarmu, kau bisa ditangkap." (Ren)

"Tenang saja, tempat ini berisik sekali. Tidak akan ada yang mendengar pembicaraan kita." (Yaza)

"Oh ngomong-ngomong, disini ada tempat penjualan budak? Aku ingin melihat-lihat." (Ren)

"Budak?" (Yaza)

Yaza mengira Ren ingin membeli budak sex.

"Kau..." (Yaza)

Wajah Yaza memerah, saat dia memikirkannya, dia merasa antara malu dan marah.

"Eh?" (Ren)

Ren menyadari maksud Yaza.

"Tidak, tidak. Aku hanya ingin melihat-lihat, aku juga butuh anak buah. Mungkin saja aku bisa menemuka sesuatu yang menarik di sana." (Ren)

Mendegar alasan Ren, amarah Yaza mereda.

"Ohh, baiklah aku akan mengantarmu." (Yaza)

Yaza mengerti posisi Ren, saat ini Ren ingin merebut posisi Raja di kerajaan ini, tentu Ren membutuhkan bantuan dari orang yang dapat di percaya.

Selain Yaza, orang yang dapat dipercaya oleh Ren adalah budak miliknya.

Budak tidak bisa menolak perintah tuannya, karena jika mereka menolaknya maka mereka akan mati.

Untuk mengendalikan budak, dibutuhkan Skill 'Master-Servant Relationship', jika sang pembeli tidak memiliki Skill itu maka pihak toko yang menjual budak akan mengajarkan kepada sang pembeli yang belum mempunyainya.

Yaza pun membawa Ren ke toko budak.

Sama seperti Ren, Yaza tidak mempersalahkan perbudakan, karena memang seperti itu sistem di dunia ini bekerja.

Yang lemah akan dikendalikan oleh yang kuat.

Beberapa menit berjalan, mereka sampai di toko budak.

Sang pemilik toko menyambut kedatangan mereka, dia berlari ke arah mereka.

"Halo tuan muda, selama datang di toko kami. Kami menjual berbagai budak dari berbagaimacam ras, silahkan pilih favorit anda!"

Pemilik toko menyambut mereka dengan semangat.

Ren dan Yaza berjalan masuk ke dalam toko dengan tenang.

Mereka melihat banyak Demi-Human dikurung dalam kandang, para Demi-Human tersebut terlihat malang tetapi dari penampilannya, mereka terawat dengan baik, pemilik toko selalu memperhatikan kesehatan mereka agar harga jualnya tetap terjaga.

"Tuan muda ingin mencari apa? Kami punya banyak Elf dan Succubus yang sangat cantik jika tuan muda tertarik."

"Ren..." (Yaza)

Mendengar kata-kata pemilik toko, mata Yaza melotot ke arah Ren.

Ren merasakan aura pembunuh terarah padanya.

"Eh! Tidak, tidak. Aku tidak mencari mahluk seperti itu." (Ren)

Yaza memalingkan pandangannya dari Ren.

Aku selamat.

Ren menghela nafasnya.

Melihat Ren, pemilik toko itu mengerti kondisi Ren.

"Kalau begitu, apa yang tuan muda cari?"

"Hmm, aku butuh mahluk yang kuat, langka dan unik." (Ren)

"Jika mahluk kuat aku ada banyak, tapi yang langka dan unik? Hmm, biar aku pikir dulu..."

Pemilik toko memikirkan mahluk yang masuk dalam kriteria Ren.

Dia mengingat mahluk yang baru-baru ini ditangkap, mahluk itu kuat, langka, dan unik.

"Ah, aku ingat. Tapi, mahluk ini masih sulit dikendalikan karena baru saja tiba beberapa hari lalu. Bagaimana menurut tuan muda?"

"Hmm? Tidak masalah." (Ren)

Ren tidak peduli jika mahluk itu sulit dikendalikan, jika mahluk itu tidak mau menurut padanya maka dia akan membunuh mahluk itu dan mendapatkan transformasi baru.

I Am DoppelgangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang