Chapter 38: Aconitine

2.1K 185 4
                                    



Sehari berlalu sejak Ren dan Yaza melanjutkan perjalanan.

Akhirnya mereka sampai di tempat boss monster berada.

Di ruang yang memiliki luas sekitar seratus meter, mereka bersembunyi di balik batu besar yang ada di sudut ruangan tersebut.

Di hadapan mereka, terlihat seekor serigala besar setinggi lima meter yang dikelilingi oleh beberapa serigala yang tingginya sekitar satu sampai dua meter.

Black-Star Wolf (Lv62).

Black Wolf (Lv44).

"Ini target kita?" (Yaza)

Yaza bertanya ke Ren dengan nada ragu.

"Ya, kita akan memburu mahluk itu." (Ren)

"Kau terlalu berlebihan..." (Yaza)

"Katanya kau suka tantangan?" (Ren)

"Yah, aku lebih mengutamakan keselamatanku. Ehe... Bagaimana kita melawannya?" (Yaza)

"Dengan kekuatan kita saat ini, mustahil kita menang melawannya." (Ren)

"Lalu kenapa kita kemari?!" (Yaza)

Yaza berteriak dengan nada tsukkomi-nya.

"Ssstttt!! Jangan berisik, hahaha..." (Ren)

"Ummm..." (Yaza)

Yaza menggembungkan pipinya sambil menatap ke bawah.

Ren merasa sangat senang melihat ekspresi Yaza saat ini.

Kau masih sama seperti dulu.

"Itu mustahil jika kita melawannya secara langsung, lagipula, lihatlah para Black Wolf yang ada di sekitarnya itu. Tidak mungkin kita menang, hanya ada satu cara untuk menang." (Ren)

"Bagaimana caranya?" (Yaza)

"Gui, berikan aku senapan yang dapat menembakan aconitine." (Ren)

[Harganya 2000 SP berisikan sepuluh peluru, senapan akan menghilang setelah semua peluru ditembakan.]

"Aku beli dua." (Ren)

"Aconitine itu apa?" (Yaza)

Yaza tidak tahu apa-apa tentang aconitine.

"Itu adalah semacam racun untuk melumpuhkan, racun ini sangat efektif untuk melumpuhkan karnivora." (Ren)

"Jika kau bisa mendapatkan racun sehebat ini, kenapa tidak membeli racun yang dapat membunuh saja?" (Yaza)

"Aku harus membunuhnya secara langsung dengan kekuatanku sendiri untuk mendapatkan kekuatan mahluk ini, bukan dengan racun yang dihasilkan senjata." (Ren)

"Tapi, bukankah racun ini dihasilkan oleh Gui yang merupakan kekuatanmu?" (Yaza)

"Gui memang bagian dari diriku, tapi dia bukan kekuatanku. Dia adalah pemanduku." (Ren)

"Aku ingin kenal dengan sesuatu yang bernama Gui ini..." (Yaza)

"Sayang sekali, dia tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain." (Ren)

Ren memberikan salah satu dari dua senapan yang muncul tiba-tiba ke Yaza.

"Ini, gunakan untuk menembak para serigala itu. Jangan sampai meleset." (Ren)

"Jangan remehkan kemampuanku sebagai bandit!" (Yaza)

Yaza mengepalkan tangannya sambil menunjukan tekad di matanya, dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.

I Am DoppelgangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang