Chapter 16: Perburuan Dimulai

2.9K 242 5
                                    


Albe dan kelompoknya bergerak menuju Hutan Limbra.

"Jack, dimana terakhir kali kau melihat mahluk itu?" (Albe)

"Aku melawannya di jalan setapak dekat Danau Ale, jika dia tidak kemana-mana, mungkin dia masih ada di sekitar danau tersebut." (Jack)

"Lebih baik kita berpencar untuk mencarinya." (Jose)

"Tidak, kita tidak boleh berpisah. Jika mahluk itu menculik salah satu dari kita, lalu berubah menjadi salah satu dari kita, itu bisa sangat berbahaya." (Albe)

"Albe benar, kita harus tetap bersama untuk mencarinya." (Mary)

"Ketika kita menemukannya, langsung bergerak sesuai rencana." (Albe)

Di dekat Danau Ale, Ren sedang duduk menyantap makanannya yang baru saja Ren masak.

Seekor elang menghampirinya dari langit.

"One, bagaimana perkembangannya?" (Ren)

Elang tersebut mendarat kemudian berubah menjadi anak berambut merah, wujud yang sama seperti Ren.

"Mereka mengambil umpannya, sekarang mereka sedang menuju kemari. Mungkin beberapa jam lagi mereka akan tiba." (One)

"Yosh, kalau begitu aku akan mempersiapkan diri untuk bertarung. Tapi, akan kuhabiskan dulu makanan lezat ini, hohoho." (Ren)

One melihat makanan yang dimasak oleh Ren.

Air liur One turun dari mulutnya.

"Hmm, kau ingin makan juga? (Ren)

"Ah, tentu saja. Boleh aku ikut makan?" (One)

"Sini sini." (Ren)

Akhirnya mereka makan bersama.

Delapan jam kemudian, sore hari di dekat Danau Ale.

Ren sedang duduk di pinggir danau, memandang ke arah danau.

Dari kejauhan, kelompok Albe semakin mendekat.

"Aku dapat merasakan kehadirannya." (Raka)

"Itu dia!" (Jack)

Jack mengarahkan jarinya ke arah Ren dari kejauhan.

Kemudian, kelompok Albe pun menghampiri Ren.

"Mereka datang." (Ren)

Ren berdiri, kemudian menghadap ke arah Albe dan kelompoknya.

Dia berjalan perlahan ke arah mereka, lalu bertransformasi menjadi Si Pitung.

"Dia berubah!" (Mary)

Melihat seorang pria yang menggunakan kebaya bermotif batik berjalan ke arah mereka adalah Doppelganger yang mereka cari, Albe memberikan instruksi.

"Jose! Cepat pasang Barriernya, jalankan sesuai rencana!" (Albe)

Albe, Jack, dan Raka bergegas menghampiri Ren.

Sementara itu, Jose dan Mary berhenti di tempat.

Jose mempersiapkan Silent Barrier.

Mary tidak ikut bertarung secara langsung di dalam Silent Barrier, karena tanpa Skill, dia yang seorang Magician tidak akan bisa melakukan apa-apa, jadi dia bertugas menjaga Jose diluar.

Jose memerlukan penjagaan, karena membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mempertahankan keberadaan Silent Barrier, jika dia diserang dan konsentrasinya terganggu saat mengaktifkan Silent Barrier, maka Silent Barrier akan menghilang.

Silent Barrier adalah Skill tingkat tinggi, dibutuhkan konsentrasi yang kuat untuk mempertahankan Barrier tersebut.

"Silent Barrier aktif!" (Jose)

Jose telah mengaktifkan Silent Barrier, sekarang Ren, Albe, Jack, dan Raka, mereka berempat berada dalam Silent Barrier buatan Jose.

"Hm, tidak kusangka kau tidak lari saat melihat kami. Aku akan membalaskan dendam Kevin!" (Jack)

"Lari? Kalian sangat menguntungkan bagiku untuk dijadikan batu loncatan, kenapa aku harus lari?" (Ren)

"Kau... Demi-Human sialan!" (Jack)

Jack mengayunkan pedang besarnya ke arah Ren.

"Tenang Jack!" (Albe)

Albe berteriak untuk menghentikan Jack, tetapi Jack tidak mendengar teriakan itu.

Ren mengankat lengan kirinya untuk melindungi kepalanya, kemudian pedang besar milik Jack menghantap lengan kiri Ren.

Terdengan suara "Tranggg" yang merupakan suara dari benturan keras antara lengan kiri Ren dan pedang Jack.

"A-apa? Dia menahan seranganku dengan tangan kosong?" (Jack)

Tubuh Si Pitung kebal terhadap berbagai senjata tajam, pedang Jack yang merupakan pedang biasa tidak mungkin bisa melukai tubuh tersebut.

Melihat pedangnya gagal melukai Ren, Jack melompat mundur.

"Sepertinya pertahan mahluk ini sangat kuat sekali, kita harus menyerangnya terus-menerus sampai pertahanannya hancur." (Albe)

Diluar Barrier, Jose dan Mary terlihat kesal melihat kemampuan yang dimiliki Ren.

"Tch..." (Mary)

"Umm, serangan seperti ini tidak akan bisa melukaiku. Tolong gunakan serangan yang lebih bagus, hehe." (Ren)

Ren mengejek para petualang tersebut dengan kata-katanya.

"Ka-kau, jangan sombong hanya karena dapat menahan seranganku!" (Jack)

"Jack, Raka. Kita serang dia bersamaan dari tiga arah." (Albe)

"Oke." (Jack)

"Baik." (Raka)

Albe maju menyerang Ren dari depan, Jack dari kanan, Raka dari kiri.

Mereka bertiga bergerak secara bersamaan.

Ren yang melihat mereka mulai menyerang, tanpa ragu berlari ke arah Albe.

Tombak yang dipegang Albe melesat kencang ke arah jantung Ren.

Melihat tombak yang mengarah ke jantungnya, Ren menunduk untuk menghindari tombak tersebut, kemudian dia melancarkan pukulan dengan tangan kanannya ke arah perut Albe.

Albe secara reflek melombat berputar di atas Ren untuk menghindari pukulan Ren.

Albe mendarat kemudian membalikan ujung tombaknya ke belakang, ke arah Ren dan mendorongnya.

Tombak itu mengenaik punggung Ren, tetapi itu tidak dapat menembus tubuhnya.

Ren terpental ke depan karena menerima serangan dari tombak tersebut, dan Ren pun terjatuh.

Walaupun Ren kebal terhadap serangan senjata yang digunakan Albe, tetapi dia masih merasakan sakit dari benturan yang diakibatkan oleh serangan itu.

Melihat Ren terjatuh, Jack, dan Raka tidak melewatkan kesempatan tersebut.

Raka melompat dan mengarahkan ujung belatinya ke arah kepala Ren.

Jack juga ikut melompat mengarahkan ujung pedangnya ke tubuh Ren.

I Am DoppelgangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang