Kota Tanduay.
Galz dan kelompoknya sudah sampai di Kota Tanduay bersama dengan prajurit kerajaan yang akan membantu mereka, sekarang mereka sedang menunggu kedatangan pasukan bantuan dari Guild.
Galz sedang melakukat rapat bersama bangsawan yang menguasai Kota Tanduay dan Oscar di Mansion milik Marquis Useph.
Mereka sedang duduk mengitari meja bundar di salah satu ruangan dalam Mansion.
"Maaf, kami gagal mempertahankan Kota Trase..." (Oscar)
Oscar menunjukan wajah penuh dengan penyesalan.
"Tidak apa-apa Master Oscar, karena Demon General muncul kalian pasti sulit melawannya. Jika tahu bahwa Demon General akan muncul, kerajaan pasti mengirim Jenderal Besar. Demon Lord berani mengeluarkan Demon General berarti dia yakin bahwa akan menang, sepertinya ada mata-mata di kerajaan kita yang memberitahukan bahwa Jenderal Besar tidak akan mengikuti perang itu." (Galz)
Galz tahu kekuatan Demon General karena sudah beberapa kali melawan mereka, bahkan Galz kesulitan untuk membunuh mereka dan hanya bisa memukul mundur mereka, beberapa kali Galz hampir terbunuh oleh mereka.
"Kerajaan kita sangat besar dan memiliki banyak warga, memang agak sulit untuk menyelidiki semua orang satu per satu." (Useph)
"Benar seperti apa kata Marquis Useph. Ngomong-ngomong ada berapa petualang yang akan membantu kita?" (Galz)
"Hmm, tidak terlalu banyak. Tetapi kami hanya merekrut Rank A ke atas, akan ada satu Rank SS yang hadir." (Oscar)
"Aku juga akan membantu dengan pasukan yang aku miliki." (Useph)
"Tidak, lebih baik anda menyimpan pasukan untuk menjaga Kota ini. Serahkan pada pasukanku dan Guild untuk memburu Naga itu." (Galz)
"Baiklah jika itu permintaan Hero Galz." (Useph)
Di kerajaan ini, kekuasaan Hero setara dengan seorang Duke dalam hal politik karena Hero mendapat banyak dukungan dari masyarakat.
Sulit bagi seorang Marquis untuk menolak permintaan Hero.
"Naga itu juga sepertinya memiliki level di atas 80, selalu ketatkan penjagaan di kota ini agar dia tidak bersembunyi di sini." (Galz)
"Ya, sejak kabar ada Naga di sekitar sini. Kami terlah memperketat penjagaan. Semua orang yang keluar dan masuk ke dalam Kota Tanduay harus diperiksa terlebih dahulu menggunakan Identity Stone." (Useph)
"Seperti yang diharapkan dari seorang Marquis!" (Oscar)
"Haha, tidak perlu memujiku. Ini sudah kewajibanku sebagai bangsawan untuk melindungi wargaku." (Useph)
"Waktu perburuan tinggal beberapa hari lagi, kita akan mempersiapkan semuanya dari sekarang sambil menunggu orang-orang yang belum datang." (Galz)
"Baik."
Useph dan Oscar menjawab bersamaan, kemudian mereka bertiga meninggalkan ruangan.
♦ ♦ ♦
Suatu tempat di gunung dekat Kota Tanduay, seekor Naga sedang mengerami telurnya.
"Manusia sialan, aku hanya tinggal di sini sebentar menunggu telurku menetas tapi mereka malah mengumpulkan pasukan untuk menyerangku, padahal aku tidak ada niat untuk bertarung melawan mereka."
Naga itu memiliki tinggi sekitar 20 meter dengan kulit yang sangat tebal berwarna hitam, dia mempunyai empat kaki dan dua sayap di punggungnya.
Naga itu tadinya hanya berniat untuk tinggal sebentar, tetapi keadaan sepertinya memaksa untuk bertarung.
Menggunakan Skillnya, Naga itu membuat benteng untuk melindungi telurnya.
"Dengan begini aku bisa sedikit tenang, datanglah kapanpun kalian para Manusia!"
Terdengar suara raungan Naga yang sangat berisik sampai ke seluruh penjuru gunung tersebut.
"Padahal tinggal sebentar lagi sampai telurku menetas..."
♦ ♦ ♦
Ren dan kelompoknya masih dalam perjalanan ke Kota Tanduay, mereka sedang berada di tengah-tengah hutan.
['Multiple Clone' siap digunakan.]
"Oh? Sudah waktunya Three lahir." (Ren)
Setelah perjalanan berhari-hari, sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh Ren akhirnya tiba.
Jeda penggunaan 'Multiple Clone' telah berakhir, waktunya Ren membuat Clone baru.
One dan Two dalam bentuk burung Elang terbang berpatroli di sekeliling Ren.
"Three?" (Eraki)
"Itu nama untuk Clone baruku." (Ren)
"Kau sama sekali tidak kreatif dalam memberi nama, jadi kau memberi nama Clone beradasarkan urutanmu menciptakan mereka?" (Yaza)
"Benar!" (Ren)
Yaza bingung harus bicara apa lagi.
Ren menengok ke arah Eraki sambil mengarahkan jari kelingkingnya.
"Eraki, potong jari kelingkingku." (Ren)
"Kenapa?" (Eraki)
Eraki bingung, kenapa dia diperintahkan untuk melukai Ren.
"Aku harus melakukan semacam ritual untuk menciptakan Three." (Ren)
"Baiklah." (Eraki)
Tangan kanan Eraki berubah menjadi sebuah pedang yang sangat tajam, dia menebaskan tangannya untuk memotong jari Ren.
*Srashh*
Jari Ren terpotong, Ren segera memasang perban untuk menghentikan pendarahan di jarinya.
Melihat Ren yang mengeluarkan cukup banyak darah, Yaza khawatir.
"Ren! Kau tidak apa-apa?" (Yaza)
"Ehehe, tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa melakukan ini, lagi pula rasanya tidak terlalu sakit." (Ren)
"Umm, baiklah. Sini aku bantu obati." (Yaza)
Yaza membantu Ren memasang perban.
Setelah beberapa jam berlalu, Three mulai terbentuk dari potongan jari Ren.
Ren memperkenalkan Three ke kelompoknya dan memerintahkan Three untuk bertransformasi menjadi Si Pitung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Doppelganger
FantasySeorang pria tertabrak truk saat dia ingin menyeberang. Saat terbangun dia melihat dewi kematian, sang dewi memberinya kekuatan untuk bisa berubah menjadi apapun. Goblin? Peri? Naga? Bahkan legenda seperti King Arthur? Si Pitung? Semuanya bisa! Deng...