Ren dan Rina sedang berada di Monas.
Hari ini tanggal 17 agustus yang merupakan hari kemerdekaan indonesia.
Monas hari ini penuh dengan pengunjung, berbagai hiasan merah-putih mewarnai Monas.
Setiap tahunnya di seluruh wilayah Indonesia pada peringatan hari kemerdekaan akan diadakan berbagai lomba yang berisi hadiah menarik.
Presiden juga akan datang ke Monas tahun ini, setelah beliau menyelesaikan upacara di Istana Negara.
Rina bertanya kepada Ren.
"Ren, untuk apa kita di sini?" (Rina)
"Tentu saja aku ingin ikut lomba!" (Ren)
"Haha, memangnya kamu bisa apa?" (Rina)
"Aku merasa bahwa bisa melakukan apapun sekarang! Akhir-akhir ini aku bermimpi aneh." (Ren)
"Mimpi seperti apa?" (Rina)
"Aku berada di dunia aneh, di sana banyak mahluk-mahluk aneh. Oh, kamu juga ada di sana. Di sana kamu seorang bangsawan." (Ren)
"Mahluk aneh seperti apa? Aku bangsawan? Apa aku cantik?" (Rina)
Rina bertanya kepada Ren sambil tersenyum dan wajahnya memerah.
"Iya, kamu sangat cantik!" (Ren)
"Kamu terlalu berlebihan!" (Rina)
Rina memalingkan pandangannya ke arah lain sambil menyembunyikan rasa malunya, wajahnya terlihat lucu sekali.
Ren menarik tangan Rina, membawanya berlari.
"Sudahlah, ayo kita cari makan! Aku lapar." (Ren)
"Iya!" (Rina)
Mereka berlari ke tempat yang menjual makanan di pinggir jalan.
Mereka membeli berbagai jajanan tradisional seperti cilok, kue basah, onde onde, dan berbagai macam jajanan lainnya yang di jual di pinggir jalan.
Ren dan Rina sedang duduk berdua di kursi sambil mengunyah jajanannya.
"Umumumu, jadi kamu mau ikut lomba apa?" (Rina)
"Lomba makan kerupuk, hahaha!" (Ren)
"Aku kira kamu mau ikut lomba yang agak keren, seperti panjat pinang." (Rina)
Wajah Rina terlihat kecewa dengan keputusan Ren.
"Panjat pinang itu kotor dan telalu melelahkan, haha. Lebih seru menjadi penonton dari pada peserta panjat pinang."
"Umm, benar juga."
Saat mereka sedang mengobrol, terdengar suara pengeras suara.
"Peserta lomba makan kerupuk silahkan bersiap-siap."
"Oh aku dipanggil, semangati aku ya!"
"Okee..."
Ren meninggalkan Rina di kerumunan penonton dan bersiap di tempat lomba makan kerupuk.
Ren dan peserta lainnya telah siap di tempatnya masing-masing, semua tangan peserta diikat di belakang dan ada sebuah kerupuk menggantung di depan mereka.
"Mulai!"
Bersamaan dengan aba-aba juri, lomba pun dimulai.
"Peserta R menggigit kerupuknya dari bawah, hoooo, ternyata kerupuknya menghindari dari gigitannya karena terkena angin! Peserta T dan G juga mengalami situasi serupa sementara peserta E dan B telah berhasil memakan kerupuk mereka sedikit demi sedikit diikuti oleh peserta lainnya."
Para peserta saling berusaha untuk memakan kerupuk mereka sampai habis, karena kerupuk digantung menggunakan tali yang sangat tipis, membuat pergerakan kerupuk sulit dikontrol.
Juri lomba makan kerupuk sibuk melontarkan berbagai komentar atas keseruan berjalannya lomba itu.
Tidak lama kemudian, Ren berhasil mendapatkan gigitan pada kerupuknya dan sedikit demi sedikit mulai menghabiskannya.
"Peserta R mulai membuat pergerakan, dia mulai menghabiskan kerupuknya. Di sisi lain, peserta E hampir berhasil! Peserta E terlihat seperti orang kelaparan!"
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya lomba makan kerupuk selesai.
"Pemenangnya adalah peserta E!"
Peserta E menang dan mendapatkan hadiah dari lomba itu.
Ren kembali ke tempat Rina.
"Ugh aku kalah, padahal aku sudah yakin tadi..."
"Haha, kamu sepertinya kurang lapar. Seharusnya kamu jangan makan dari kemarin, kalau kamu lapar pasti menang seperti peserta E!"
"Yah dia seperti orang yang belum makan berhari-hari, hahah. Oke, lebih baik kita berkeliling melihat lomba lainnya dari pada hanya diam saja."
"Iya, ayo!"
Rina menggandeng tangan Ren lalu menariknya ke tempat lomba lainnya untuk menonton.
Mereka berdua terlihat senang sekali, senyuman terpancar dari wajah mereka.
♦ ♦ ♦
Di sebuah ruangan yang besar, seorang pria tertidur di atas kasur yang mewah.
"Master... Master..."
Pria itu terbangun.
"Ah? Itu mimpi?"
"Master mengigau, dari tadi Master terus memanggil nama Rina."
"Rina? Hmm..."
Pria itu tersenyum sambil meneteskan air mata.
"Master kenapa?"
"Tidak apa-apa, tolong tinggalkan aku sendiri."
"Baik."
Sesuai perintah pria itu, orang yang memanggilnya Master meninggalkan ruangan.
Pria itu sendirian di ruangan itu, dia berbaring di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Doppelganger
FantasySeorang pria tertabrak truk saat dia ingin menyeberang. Saat terbangun dia melihat dewi kematian, sang dewi memberinya kekuatan untuk bisa berubah menjadi apapun. Goblin? Peri? Naga? Bahkan legenda seperti King Arthur? Si Pitung? Semuanya bisa! Deng...