30. Oh, I Like It

34.5K 1.6K 159
                                    

Lucu banget bacain komen-komen kalian pagi ini ^^ aktif banget deh kalian gemes :( yuk lanjut baca kelanjutannya ! Jangan lupa untuk tetap menjaga diri kalian di rumah ya.

Happy reading everyone 💞

*

30

"Cerah sekali penampilanmu hari ini." Alana yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam studio segera mengurai senyumnya mendengar itu. Tidak ada yang spesial dari penampilannya pagi ini, hanya mengenakan sebuah crop top tanpa lengan berwarna baby blue, dilapisi dengan jaket yang juga senada, bawahan jogger berwarna navy, tak lupa tas tangan yang baru saja ia dapat semalam berwarna baby blue lengkap dengan heels barunya yang berwarna biru tua "Bukankah biasanya aku juga terlihat cerah ?"

Yu Tsai tertawa mendengar itu "Kau benar Al, kau selalu cerah setiap hari." matanya segera dialihkan pada crew yang sedang menyiapkan set untuk pemotretan pagi ini "Joe sudah menunggumu di dalam. Kau bisa mulai bersiap-siap."

Alana mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan tempatnya akan di rias. Tiba-tiba saja, saat tangannya akan membuka kenop pintu di hadapannya, pikirannya kembali terbawa pada satu tahun yang telah berlalu. Saat dimana ia bertemu dan berkenalan secara langsung dengan mantan kekasihnya yang kini entah dimana. Kesibukannya sebagai supermodel membuatnya sedikit banyak lupa dengan janji pria itu yang akan menyiapkan pertemuan terakhir mereka. Lalu tiba-tiba pria lain datang dan membuat fokusnya pada Jullian berubah haluan.

Ia menggelengkan kepalanya pelan dan kembali melanjutkan langkahnya ke dalam. Di dalam sudah ada Joe dan Brianna yang sama-sama menyiapkan seluruh properti yang akan digunakan. Alana meletakkan tas tangannya ke atas meja dan duduk di kursi "Tas mu baru ? Kapan kau membelinya ?" tanya Brianna langsung yang kini sudah duduk di sebelah lawan bicaranya itu.

Alana hanya tersenyum tipis menanggapinya "Seseorang mengirimkan banyak hadiah padaku kemarin " jawabnya singkat lalu merogoh ponselnya yang ada di dalam tas tangan itu "Kau pasti tidak akan menyangka berapa banyak hadiah yang kuterima semalam." wajahnya yang cerah dan senyumnya yang ringan membuat Brianna penasaran "Siapa dia ? Penggemarmu ?"

"Bukan."

"Lalu ?"

"Pria yang sudah mengantarkanmu kesini kemarin." Brianna langsung memutar otaknya mendengar itu, mulutnya langsung terbuka lebar begitu mengetahui siapa yang dimaksudkan Alana "Benarkah ? Tapi— kau kan tidak sedang merayakan sesuatu. Untuk apa dia mengirimkam banyak hadiah ?"

Alana mengedikkan bahunya "Dia tidak bilang apa-apa pada suratnya, hanya ingin mengirimkan hadiah saja kurasa." jari-jemarinya langsung bergerak membuka aplikasi pesan yang belum dibukanya sejak semalam lalu matanya membaca seluruh pesan yang ia terima.

"Lalu bagaimana tanggapanmu ?" Brianna mengambil sebuah sisir dan mulai menyisir rambut wanita di hadapannya lembut, mendengar itu Alana hanya balas menatapnya datar dari pantulan cermin "Aku tidak tahu Brinn, belum ada yang bisa kupikirkan sekarang ini tentangnya." matanya kembali memandangi layar ponselnya dan membuka sebuah pesan disana.

Suara ketukan jarinya pada layar ponsel segera tertutup dengan suara bising hairdryer . Ia mengetikkan beberapa kata disana, lalu menghapusnya. Berpikir untuk beberapa saat, menulisnya, lalu menghapusnya lagi. Ia berdecak kesal "Kenapa aku jadi sebingung ini." gumamnya lalu kembali menggerakkan jarinya dan mengetik sebuah pesan.

*

tling... tling...

Davin yang tengah memfokuskan pandangannya pada layar laptop di hadapannya segera mengambil ponsel yang tergeletak di sebelahnya. Senyumnya terangkat saat melihat nama dari notifikasi pesan yang masuk. Jarinya segera membuka pesan itu lalu membacanya.

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang