Stay safe, healthy, and hygiene everyone. Semoga cerita ini bisa menghibur kalian yang sedang bosan di rumah ya. I love you !
Share it to your friends or your media social, thank you 💞
*
20
"Aku rasa ada yang harus kita bicarakan."
Davin berdecak kesal dalam hatinya. Belum selesai masalahnya dengan Alana, lalu karyawannya, dan sekarang sahabatnya datang untuk membicarakan masalah yang juga belum jelas ujungnya.
"Ada apa ?" tanyanya yang kini sudah duduk di hadapan Jullian dengan wajah tegang. Siapapun akan bisa merasakan aura dingin yang ada di antara mereka berdua sekarang.
"Kau pasti tahu apa yang ingin aku bicarakan bukan ?" balas Jullian lalu meneguk minuman yang telah disiapkan untuknya tadi. Davin menghela napas panjang "Aku minta maaf untuk itu." ucapnya langsung.
Suara tawa sinis yang keluar dari bibir Jullian membuat suasana di antara keduanya makin buruk "Aku rasa kau mengambil kesempatan yang sangat baik Davin. Kau sangat pandai memanfaatkan kesempatan yang ada." sindirnya tanpa rasa bersalah.
"Apa maksudmu ?"
Jullian melempar pandangannya yang dingin pada lawan bicara di hadapannya, tangannya yang sengaja ia lipat di depan dada seperti sudah tidak tahan untuk beraksi "Apa yang sudah kau lakukan padanya di malam itu ?"
Davin berjengit mendengar pertanyaan yang seakan menuduhnya berbuat aneh-aneh itu "Julian, jika yang kau maksudkan aku melakukan hal-hal semacam itu, kau salah besar." jawabnya langsung.
"Benarkah ?" balas Jullian dengan senyum miringnya "Lalu apa yang kau lakukan ?"
"Aku tidak sengaja melihatnya di club, lalu dia pingsan dan aku membawanya ke rumahku." ujar Davin dan mengisyaratkan lawan bicaranya untuk tetap diam sementara ia melanjutkan ceritanya "Jarak club menuju rumah sakit sangatlah jauh, jadi aku putuskan untuk memanggil dokter pribadiku untuk datang dan memeriksanya. Kau paham ?"
Jullian manggut-manggut mendengarnya. Ia kembali tertawa pahit "Kau tahu, aku benci sekali ada di situasi seperti ini. Tapi-" ia membetulkan posisi duduknya dan menatap lawan bicaranya lurus-lurus "Jangan berdekatan dengannya lagi."
Davin menggelengkan kepalanya heran "Hanya itu yang ingin kau sampaikan ?" tanyanya lalu mendengus kesal "Lalu bagaimana aku bisa meminta maaf padanya jika kau tidak ijinkan aku berdekatan dengannya ?"
"Aku akan sampaikan permintaan maafmu."
"Tidak. Aku harus meminta maaf padanya secara langsung."
Jullian berdecak kesal "Aku kekasihnya, aku yang berhak mengatur dirinya bukan kau." desisnya tajam.
"Kau juga yang mengaturnya untuk menangis malam itu ? Dimana kau saat dia membutuhkannya ? Pergi bersama wanita lain ?" balas Davin yang merasa darahnya mulai mendidih. Ia beranjak menuju meja kerjanya dengan kesal. Duduk berhadap-hadapan dengan Jullian hanya akan membuatnya makin marah.
"Apa aku pernah mengijinkanmu untuk ikut campur dalam urusanku ?" Jullian beranjak dari kursinya "Lalu kenapa tidak kau urusi saja kekasihmu yang tidak punya sopan santun itu ? Seperti itu wanita yang kau puja ? Memalukan !"
Davin yang tengah membelakangi lawan bicaranya dapat merasakan tubuhnya memanas dengan ucapan itu. Ia membalikkan badannya "Aku minta maaf untuk itu, aku sudah katakan padamu tadi. Aku akan meminta maaf langsung padanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | END
Storie d'amoreFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Siapa yang tidak kenal dengan Alana Haynsworth? Supermodel dunia dengan kecantikan luar biasa yang selalu menjadi incaran banyak pria. Wajahnya selalu terpampang indah di setiap majalah kenamaan, brand-brand terbaik dunia...