38. Message

30.2K 1.4K 74
                                    

Kepikiran, jadi lulusan angkatan 2020 tanpa un, dan perpisahan. Aku masuk kuliah swasta dan beruntung ga kepikiran buat utbk sama sbm snmptn lagi hehe. Semangat buat kalian yang masih harus berjuang untuk kuliahnya, atha doain sukses selalu ya :)

Happy reading and enjoy peeps !!

*

38

"Bagaimana ini ?" Alana menggigit bibir bawahnya kebingungan. Grezie dan beberapa pengawal yang lain masih berdiri tenang sambil menemani Alana yang terus berpikir, sesekali ia memandangi Davin yang sudah ada di dalam mobil. Pria itu terlihat meringis kesakitan tiap ia menggerakkan tubuhnya.

"Apa yang harus kami lakukan selanjutnya Nona ?" tanya Grezie yang langsung dibalas gelengan oleh Alana "Yang penting Jullian sudah pergi dari sini, itu sudah cukup. Hanya saja—" ia kembali menoleh dan mendapati Davin yang juga tengah memandangnya dari balik kursi kemudi "Bagaimana aku bisa mengobati lukanya ?"  gumamnya lalu memalingkan wajahnya kembali "Menurut kalian apa yang harus aku lakukan ?" mendengar itu, Grezie dan beberapa pengawal lainnya berpikir mengenai jawaban konvensional yang harus mereka berikan "Bagaimana jika, anda membawa Tuan Davin pergi terlebih dahulu darisini. Baru mengobati lukanya."

Sementara itu, Davin yang melihat Alana masih berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada dengan wajah bingung segera berpikir apa yang kira-kira dibicarakan olehnya dan beberapa pengawalnya. Apapun itu, pasti berhubungan dengan kejadian yang terjadi barusan. Mereka nampak berbincang untuk beberapa saat sebelum akhirnya Alana melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam mobil "Maaf, ada yang sedang kubahas tadi dengan Grezie ." kemudian tangannya menutup pintu di sebelahnya lalu menghadapkan badannya pada Davin dengan khawatir.

Alana mengedarkan pandangannya pada seluruh wajah Davin yang nampak membiru di beberapa tempat, ada juga noda darah pada ujung bibirnya dan juga beberapa di kemeja putihnya. Tangannya segera mengambil sesuatu dari dalam tas nya "Aku akan membuat sakitnya sedikit berkurang." ia mengeluarkan sebuah kantung es yang biasa digunakannya jika hari sedang panas, kemudian mengulurkan tangannya dan menempelkan kantung itu pada wajah pria di hadapannya yang langsung meringis "Tenanglah." ucap Alana kemudian memindahkan tangannya ke bagian-bagian lain yang juga melebam. Di tengah ringisan kesakitannya, Davin dapat merasakan dadanya berdesir hangat melihat wanita yang dicintainya itu memperhatikannya hingga tubuh mereka sedekat ini. Namun tiba-tiba, mata wanita itu berkaca-kaca dan setetes air mata jatuh pada pipinya "Ada apa denganmu ?" tanya Davin yang langsung khawatir "Kau terluka ?" Alana menggeleng dan menyeka air matanya yang jatuh itu sambil tetap menggerakkan tangannya pada wajah Davin "Tidak, aku baik-baik saja."

Davin menghela napas panjang lalu menggerakkan tangannya untuk menahan tangan wanita di hadapannya. Mata mereka kembali bertemu selama beberapa saat sebelum akhirnya Davin kembali berbicara "Aku baik-baik saja Alana. Tenanglah." tuturnya pelan. Melihat itu, Alana berusaha kuat untuk menahan tangisnya agar tidak terjatuh. Namun tatapan hangat pria di hadapannya benar-benar membuat ia tidak dapat lagi menahannya. Kepalanya langsung tertunduk kemudian kedua tangannya menyeka air matanya yang jatuh "Ini semua salahku." bisiknya dengan nada bergetar "Maafkan aku Davin." Davin melihat itu dengan hati yang sangat perih, ia segera mengenggam erat kedua tangan Alana. Membuat wanita itu mengangkat wajahnya kembali "Kau sama sekali tidak bersalah apa-apa Alana. Padaku, pada dirimu, pada siapapun yang ada di sana tadi." sebelah tangannya mengusap setetes air mata wanita di hadapannya yang lolos begitu saja "Tenanglah. Semua akan baik-baik saja." ucapnya lalu tersenyum.

Sentuhan itu, dan suaranya. Ah, Alana benar-benar merasa bodoh sekarang ini. Ia tidak suka terlihat rapuh seperti sekarang, dimana ia tidak lagi dapat mengontrol perasaannya. Dengan segera ia menghapus seluruh air matanya lalu menghela napas panjang dan mengatur napasnya lagi "Wajahmu masih sakit ?" tanyanya sembari memandangi wajah pria di hadapannya. Davin menggeleng "Aku baik-baik saja."

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang