18. Forget

37.3K 1.6K 49
                                    

Terimakasih untuk dukungan kalian semua. Cerita ini adalah murni ideku, jika kalian menemukan cerita yang serupa bisa kasih tau aku ya. Dan aku harap kalian semua baik-baik aja di situasi yang lagi darurat ini :( , stay safe everyone ! I love u guys !

Happy reading and enjoy !

*

Hari begitu cepat berlalu. Suara jepretan kamera yang bersahut-sahutan dengan suara properti lainnya mengisi pendengaran setiap orang yang ada di ruangan ini. Alana dalam setiap menitnya merubah gaya tubuhnya dengan kreatif untuk sesi pemotretan ini.

Brianna juga nampak sibuk menyiapkan outfit yang sudah mengantri untuk digunakan oleh Alana. Berada tak jauh dari situ, ada Jullian yang juga sibuk pada ponselnya. Semua sibuk pada kesibukannya masing-masing.

"Cut!" teriakan Sean mengakhiri kegiatan hari ini.

*

"Kau pasti sangat lelah. Aku buatkan susu hangat untukmu."

Alana menerima mug berwarna biru muda yang diberikan oleh Jullian lalu berbaring di sebelahnya. Ia menyeruput minumannya lalu menghela napas panjang "Rasanya enak sekali."

Jullian mengangkat sudur bibirnya mendengar itu. Ia memperbaiki selimut yang sedang mereka gunakan sekarang. Berada di kamar berdua bersama dengan kekasih saat hujan turun mengguyur pada dini hari seperti ini benar-benar momen yang sangat menyenangkan. Alana menyenderkan kepalanya pada dada bidang Jullian. Aroma tubuh pria itu menyeruak menyentuh penciuman Alana. Menimbulkan kenyamanan yang membuatnya tenang.

"Beristirahatlah jika kau sudah habiskan susunya." ucap Jullian sembari menyisir rambut panjang Alana dengan jarinya.

Alana tersenyum tipis "Aku kira kau tidak akan bisa menemaniku hari ini." ujarnya lalu kembali meneguk minuman di gelasnya. Jullian mendesah kasar mendengar itu "Kau tahu kan aku memang sangat sibuk. Aku hanya mau meluangkan waktuku untukmu, kekasihku." jawabnya lalu mencubit pipi Alana gemas.

Alana tertawa "Terima kasih."

"Tapi aku bisa saja pergi sewaktu-waktu. Kau pasti paham bagaimana tanaman butuh perawatan intensif setiap harinya, dan aku harap kau mengerti tentang itu."

"Aku mengerti." ucap Alana yang langsung menggerutu dalam hatinya. Sudah kesekian kalinya ia mendengar kata-kata ini keluar dari kekasihnya. Selalu saja harus dirinya yang mengerti dan memahami keadaan Jullian, tanpa pria itu kembali perhatian padanya.

Jujur, malam ini pun ia tidak merasakan adanya kehangatan di antara mereka. Namun ia menepis perasaan buruk itu dan mencoba menikmati apa yang ada saat ini.

Gelas sudah diletakkan, Alana segera masuk ke dalam selimutnya begitupun dengan Jullian. Pria itu menatap Alana lurus-lurus "Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Jangan pernah berpikir aku tidak mencintaimu." bisiknya dengan suara berat yang terdengar kosong di telinga Alana. Ia tersenyum hampa mengiyakan sebelum akhirnya terpejam.

Apa yang sebenarnya terjadi?

*

"Alana."

Alana mengangkat kepalanya mendengar itu. Brianna meletakkan segelas kopi ke hadapannya dengan wajah bingung "Kau baik-baik saja?" tanyanya yang langsung dibalas dengan gelengan.

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang