Bagi aku, nulis cerita kayak gini itu punya tantangan tersendiri. Kadang bingung, capek, jenuh, tapi pas udah selesai rasanya lega banget hehe. Aku harap kalian suka ya dengan karya yang kubuat :)
Happy reading everyone 💞
*
34
Paris, 08:47 A.M
"Photoshoot nya akan dimulai sore ini. Kau bisa berjalan-jalan dulu sekarang."
Alana kembali tersenyum senang mengingat itu. Bagaimana mungkin ia tidak senang diberikan waktu untuk berjalan-jalan di kota pusat mode dunia ini. Dan Paris adalah tempat yang cukup berkesan untuknya, dimana runway pertamanya yang mengawali karirnya sebagai seorang model dimulai di tempat ini. Jadi disinilah dia sekarang, berjalan-jalan sendirian bersama dua pengawal yang berjaga di sekitarnya. Brianna sendiri sedang ada di studio untuk menyelesaikan beberapa hal, dan wanita itu berjanji akan menyusul jika urusannya sudah selesai.
Alana terus menyusuri kakinya di sepanjang trotoar bersama cahaya matahari yang menyambutnya hangat. Setelah semua yang terjadi semalam, ia merasa pikirannya lebih tenang daripada sebelumnya. Membuat perjalanannya menuju Paris terus terisi dengan wajah pria yang sangat berbaik hati padanya malam itu. Untuk memulai harinya, ia melangkah masuk ke dalam sebuah cafe untuk membeli beberapa camilan. Saat beberapa pelayan wanita tengah melayaninya ramah, tiba-tiba seseorang datang dan langsung membuatnya terkejut.
"Alana ?" Alana yang mendengar namanya dipanggil segera menolehkan wajahnya, dan matanya terbelalak lebar begitu melihat siapa yang memanggilnya barusan "Jullian ?!"
*
"Kau baru datang ?"
Alana yang sedari tadi sedang mengaduk-aduk kopi panasnya hanya mengangguk pelan. Rasa terkejutnya saat tiba-tiba bertemu dengan mantan kekasihnya di tempat yang sangat jauh dari rumahnya masih belum bisa mereda saat ini. Saat ia mengangkat kepalanya dan kembali memandangi pria di hadapannya yang juga tengah memandanginya lekat-lekat hanya membuat banyak kenangan buruk terlintas dalam kepalanya.
"Maaf karena belum bisa mengabarimu lagi, aku- aku terlalu sibuk dengan urusanku." tutur Jullian dengan wajah bersalah. Tidak bisa, Alana berusaha mempertahankan perasaanya yang sudah ia [coba] kubur dalam-dalam untuk pria di hadapannya saat ini. Namun entah mengapa setiap detik yang sedang ia lalui sekarang terus membuat dirinya terperangkap dalam kenangan yang tidak seharusnya diingat lagi "Aku tahu." ucapnya yang akhirnya membuka suara.
Jullian menunjukkan senyum hangatnya dan menatap mata biru di hadapannya lekat-lekat "Bagaimana kabarmu ? Senang rasanya bisa bertemu lagi dengamu." Alana balas mengurai senyumnya dengan wajah tenang walau sulit "Baik. Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini ?"
"Hanya mengunjungi beberapa restaurant ku yang memiliki beberapa kendala." jawabnya masih dengan wajahnya yang penuh pesona tersendiri di mata Alana "Kau pasti sedang mengadakan pemotretan disini. Aku benar ?"
Alana mengangguk "Pemotretannya akan dimulai sore ini." tangan kanannya mengambil sebuah macaroon lalu menyantapnya "Benarkah ? Bagaimana jika kita berjalan-jalan dulu, kau mau ?" tawar Jullian lalu menyeruput kopi miliknya.
Tanpa pikir panjang, Alana segera mengiyakan ajakan itu. Baiklah ia mengaku, ia sangat merindukan pria ini. Pria yang membuatnya menangis semalaman dan mempertaruhkan perjodohan yang diberikan padanya. Tidak, aku tidak mau memikirkannya sekarang, batin Alana lalu menghela napas pelan dan menunjukkan senyum datarnya "Apa aku tidak menganggumu ? Aku takut menganggu kegiatanmu disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | END
Roman d'amourFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Siapa yang tidak kenal dengan Alana Haynsworth? Supermodel dunia dengan kecantikan luar biasa yang selalu menjadi incaran banyak pria. Wajahnya selalu terpampang indah di setiap majalah kenamaan, brand-brand terbaik dunia...