Jujur, aku bingung mikirin alur ini supaya ga bertele-tele ceritanya. Harap sabar ya kalo aku jadi lama updatenya, hehe. Karena aku gamau kalian jadi bosen dan gasuka sama cerita ini :( sekali lagi terima kasih buat perhatiannya !
Happy reading and enjoy 💫
*
41
Grezie membuka kenop pintu di hadapannya lalu melangkahkan kakiny masuk "Permisi Nona." Alana yang sedang memandangi ponselnya langsung menoleh mendengar itu. Matanya berbinar kala melihat ada tiga box pizza yang sudah dipesannya tadi "Ini pizza yang anda pesan Nona."
"Letakkan disini." Alana membuka meja lipatnya dan memperbaiki posisinya. Grezie meletakkan seluruh box pizza itu di atas meja dan dengan segera, Alana memberikan dua box di hadapannya pada pria bertubuh kekar di sebelahnya "Ambillah." suruhnya. Grezie menggeleng cepat "Maaf Nona, aku tidak bisa mengambilnya." tolaknya yang langsung dibalas dengusan "Aku memesan untukmu dan anak buahmu yang lain juga. Ambillah, cepat." Grezie nampak ragu dengan itu, namun sorot mata Alana yang tajam dan memaksa seakan berkata 'ini perintah !' membuat kedua tangannya terulur dan mengambil dua box pizza itu "Terima kasih."
Alana menyandarkan tubuhnya kembali "Ngomong-ngomong, apa Davin belum kembali ?" tangannya membuka bungkus pizza di hadapannya. Grezie menggeleng "Aku belum melihatnya. Apa anda butuh sesuatu ?" tanyanya yang langsung dibalas gelengan "Aku hanya— apa boleh merokok disini ?" mendengar itu, Grezie mengedarkan pandangannya dan kembali menggeleng "Disini ada tulisan 'dilarang merokok' , dan di ruangan ini ada banyak alat pendeteksi asap yang akan mengeluarkan air jika asap mengenainya." mendengar jawaban yang panjang itu Alana langsunh berdecak dalam hatinya "Apa itu artinya aku harus keluar dari ruangan ini jika ingin merokok ?" Grezie mengangguk. Pikirannya yang terbilang cerdas karena telah dipercaya hampir 10 tahun oleh keluarga Haynsworth langsung berputar cepat karena hal itu. Ia memandangi wanita di hadapannya sedikit curiga "Apa anda sudah diperbolehkan pulang ?" tanyanya yang langsung dibalas wajah suntuk Alana "Mereka pasti tidak akan mengijinkanku pulang secepat ini. Tapi aku akan mengusahakannya." ya, Alana belum punya ijin untuk meninggalkan rumah sakit ini. Itu berarti semua yang dilakukan wanita itu ada di bawah pengawasan dan tanggung jawabnya. Grezie menganggukkan kepalanya "Baik Nona. Aku permisi, terima kasih untuk pizza nya." Alana mengangguk sekilas lalu menuangkan saus yang ada di tangannya ke seluruh pizza miliknya.
Sejujurnya, ia tidak tahu apakah sekarang ini ia sudah boleh makan-makanan lain selain makanan rumah sakit atau belum. Padahal baru dua hari ia dirawat di rumah sakit ini, tapi tubuhnya sudah menolak mentah-mentah makanan yang selalu disediakan di sebuah meja di dekat kasurnya. Kalori tinggi dengan rasa yang hambar, begitulah kalimat singkat yang mendeskripsikan keseluruhan menu itu. Setidaknya jika makanan itu memiliki kalori tinggi, harus ada rasa yang enak di dalamnya. Seperti sepotong pizza yang disuapkan ke mulutnya saat ini. Alana tersenyum senang sambil mengunyah makannya dengan hati yang bahagia. Lama sekali rasanya ia tidak menikmati waktu bersantai seperti ini. Ia kembali menyandarkan tubuhnya sambil terus menyantap makanan di hadapannya, dan pikirannya langsung tertuju pada seseorang.
Kalian pasti tahu siapa dia. Pria yang rela menunda banyak hal penting hanya untuk menjaga dirinya selama dirawat di rumah sakit. Ya, dia Davin. Alana dapat merasakan wajahnya memanas setiap teringat dengan kejadian yang membuatnya salah tingkah sendiri. Malam itu, pertama kali dalam hidupnya ia merasakan sebuah ciuman yang sangat berbeda dari yang biasa dirasakannya. Rasanya sangat nyaman, dan menenangkan. Sangat cocok dengan pembawaannya yang tenang, begitu pikirnya. Selama dua hari ini, pria itu terus memperhatikannya tanpa henti. Hanya saja terpaksa hari ini ia harus kembali ke kantornya sebentar untuk mengurus beberapa hal. Dan disaat sendiri ini, kebosanan melanda Alana yang sudah berniat untuk menghisap batang tembakau yang ada dalam tas hitamnya. Namun peringatan dari Grezie tadi membuat dirinya mengurungkan niat itu, dan ia yakin tidak hanya Davin yang akan memarahinya. Dokter Smith juga pasti akan mengomelinya, lalu ibu, ayah, dan— Alana menghela napas panjang "Tidak. Kepalaku akan bertambah sakit jika mereka semua berbondong-bondong datang hanya untuk mengomeliku." tangannya kembali mengambil potongan pizza yang kedua dan menyantapnya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | END
RomantizmFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Siapa yang tidak kenal dengan Alana Haynsworth? Supermodel dunia dengan kecantikan luar biasa yang selalu menjadi incaran banyak pria. Wajahnya selalu terpampang indah di setiap majalah kenamaan, brand-brand terbaik dunia...